fbpx

6 Tips Marketing dari Dale Carnegie

January 24, 2025

Pelanggan bukan sekedar angka atau statistik. Di balik setiap keputusan pembelian mereka, ada emosi, harapan, & kebutuhan yang ingin dipenuhi. Tugas brand, adalah memahami & merespon kebutuhan tersebut dengan empati. Hari ini kita akan belajar 6 tips marketing dari Dale Carnegie. 6 poin tersebut juga merupakan kebutuhan utama manusia yang tak pernah berubah. Siap?

Key Takeaways

  • 6 tips marketing dari Dale Carnegie
  • Pelanggan itu senang ketika mereka dapat perhatian yang tulus, diberi senyuman, didengar, diingat, & diprioritaskan.

1. Genuiene Interest

Ketulusan memainkan peran penting dalam membangun kepercaryaan. Pelanggan senang ketika merasa perhatian yang diberikan enggak sekadar upaya manipulasi, melainkan benar-benar untuk memenuhi kebutuhan mereka. 

Ini bakal selaras sama Reciprocity Principle, ketika seseorang mendapatkan kebaikan yang tulus, mereka cenderung membalas kebaikan tersebut. Apa balasannya? Macam-macam, bisa dalam bentuk apresiasi balik sampai ke level trust.

Poin pertama ini bisa dimulai dari hal paling sederhana dulu sebelum ke hal yang besar, contohnya praktisnya adalah menyapa nama audiens atau followers baru lewat DM Instagram. Kasih apresiasi ke mereka dan sampaikan ketertarikan kita terhadap preferensi mereka.

Berangkat dari hal simpel dulu, ya! Sisanya bisa kamu kembangkan.

2. Smile

Senyuman adalah elemen universal dalam komunikasi manusia. Meski sederhana, mampu mengubah suasana. Ngga percaya?

Coba ingat terakhir kali kamu terlibat dalam momen tegang, tapi tiba-tiba berubah menjadi lebih positif ketika ada seseorang mencairkan dengan senyuman. Karena percaya atau enggak, senyuman itu menular. 

Dalam konteks brand, senyum bisa diwujudkan dalam bentuk:

  • Visual branding: Gunakan elemen design yang hangat & menyenangkan.
  • Tone of voice: Gunakan kata-kata yang hangat.
  • Hospitality: Staff atau CS yang ramah akan membantu memproyeksikan ekspresi senyum.

Contoh penerapan barusan mungkin bakal lebih cocok untuk brand dengan archetype Caregiver. Tapi tenang, bukan berarti brand dengan archetype lain juga tak bisa tersenyum, kan?

3. Listened

Semua orang ingin didengar. Dan mendengarkan adalah seni yang diremehkan.

Menjadi sosok yang bisa mendengar akan punya posisi yang berarti di benak pelanggan. Mereka butuh sosok yang mampu mem-validasi kegelisahan mereka sebelum akhirnya mendengarkan orang lain.

Mendengar cukup jadi langkah yang efektif buat mengurangi Empathy Gap. Pernah denger istilah “Put Yourself In Other’s Shoes”? Yes, mendengar jadi pintu pertama untuk tau keresahan apa yang mereka alami, membuat brand dan audiens saling terhubung.

Dalam prakteknya, kamu bisa coba lakukan ini:

  • Survei dan feedback: Gali dan cari tahu tentang pengalaman mereka.
  • Interaksi responsif: Jangan biarkan komentar diabaikan, tanggapi dengan serius.

Contoh: Starbucks pernah mengadopsi ide menu baru dari pelanggan melalui program “My Starbucks Idea” di mana pelanggan merasa terlibat langsung dalam inovasi produk.

4. Be Remembered

Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada merasa dihargai dan diingat. Pelanggan ingin merasa bahwa mereka tidak hanya “membeli sesuatu” tapi juga “diingat”. Ini selaras dengan teori Abraham Maslow dalam Hierarchy of Needs pada level Love and Belonging.

Diingat juga bisa dipersepsikan bahwa mereka “cukup unik” dan bukan bagian dari massa, sampai-sampai sebuah brand mau dan mampu mengingat mereka. Ini akan menarik, karena di dunia yang makin penuh dengan informasi yang super cepet, menjadi yang diingat akan bikin mereka makin merasa spesial.

Dalam prakteknya, kamu bisa coba lakukan hal-hal ini:

  • Sapa mereka kedua kalinya dengan nama.
  • Loyalty program: Berikan ucapan ulang tahun atau penawaran ekslusif untuk pelanggan lama.
  • Personal appreciation: Rekam behavior mereka ketika berbelanja ke brand yang kamu bangun & apresiasi mereka

Contoh: Spotify “Wrapped” akhir tahun untuk merangkum aktivitas musik setiap pengguna, membuat pelanggan merasa penting dan layak untuk diingat.

5. Talk Their Interest

Mirip dengan point pertama tadi, ketika pelanggan merasa minat mereka dihargai dan didukung, mereka cenderung memberikan timbal balik dalam bentuk loyalitas atau tindakan positif lainnya.

Coba inget beberapa brand yang relevan sama apa yang jadi interest atau concern kamu tentang lingkungan hidup misalnya, ini akan bikin kamu lebih gampang tertarik dengan brand tersebut. Di level yang lebih ekstrem lagi, mungkin kamu akan ikutan salah satu program mereka.

Contoh penerapan poin nomor 5 ini bisa kamu temui di brand-brand seperti Patagonia, Startbucks dengan My Starbuck Idea-nya, Spotify dalam Wrapped-nya, Adobe dengan Behance-nya.

Yah, Akarmula yakin kamu juga bisa resonate dengan audiensmu dengan caramu sendiri.

6. Prioritized

Terakhir, pada dasarnya semua orang ingin didahulukan. Rasa aman akan muncul ketika seseorang merasa diprioritaskan. Ini juga searah dengan teori Abraham Maslow pada level Safety Needs.

Cara memberi sensasi prioritas juga bisa dalam bentuk yang ekslusif. Semakin ekslusif, semakin personal, semakin mereka merasa diprioritaskan. Contohnya?

  • Lounge eksklusif untuk pelanggan kelas bisnis di bandara, seperti yang ditawarkan oleh Emirates.
  • Sephora yang ngasih akses eksklusif ke anggota loyalty program mereka untuk diskon dan produk baru sebelum dirilis.

Sesuai artinya, “prioritas” hanya diberikan kepada orang-orang tertentu. Pertanyaannya, siapa saja yang akan kamu jadikan prioritas nantinya?

Mengadopsi 6 tips marketing dari Dale Carnegie ini nggak hanya akan mengingatkan loyalitas pelanggan tetapi juga membangun brand yang lebih manusiawi. Mulailah dengan bertanya pada diri sendiri: “Apa yang sebenaranya diinginkan pelangganku?”.

Dengan menggabungkan 6 hal tadi, brandmu bisa membangun dan menciptakan hubungan yang tidak hanya transaksional tetapi juga tansformatif.

Semangat, ya!

More Insights

All Right Reserved © 2025 Akarmula
arrow-down
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram