fbpx

Creative Agency Ternyata Juga Bisa Work From Anywhere!

July 5, 2022
Creative Agency

Saat ini faktor lokasi sudah bukan jadi halangan untuk melakukan kolaborasi.  Semuanya sudah bisa dilakukan kapan saja dan dari mana saja. Ini yang jadi alasan kenapa makin banyak creative agency bermunculan di banyak kota, termasuk di Jogja.

Budaya WFA (Work From Anywhere) membuat pertumbuhan ini semakin cepat. Meskipun kalau dilihat dari segi waktu dan tempat sangat menguntungkan, tapi sebetulnya ada yang perlu diantisipasi dari gaya bekerja ini.

Apa aja sih plus dan minus budaya kerja WFA untuk industri kreatif (khususnya creative agency)?

Keuntungan Sistem Kerja WFA untuk Creative Agency

Fleksibilitas dari segi jam dan tempat kerja sangat memungkinkan kita untuk melakukan eksplorasi, baik dari sisi personal maupun profesional. Idealnya, kita yang bekerja di industri kreatif akan cenderung menyukai sistem kerja yang lebih bebas seperti WFA.

Sistem kerja WFA juga sangat ramah untuk bisnis yang sedang tumbuh. Salah satu keuntungan yang paling terasa dari WFA untuk perusahaan adalah dapat memangkas biaya sewa gedung perkantoran.

Budget untuk sewa gedung kantor bisa kita alihkan untuk kebutuhan lain. Seperti membeli tools dan software atau membeli lisensi untuk font dan aset gambar tertentu.

Lingkungan kerja tanpa kantor ini sudah banyak diterapkan oleh creative agency di Jogja. Akarmula juga menerapkan ini, loh. Loncat sana-sini, flow kerja jadi lebih dinamis, dan membuat otak terasa lebih siap saat diajak eksplorasi ide baru.

Kelemahan Sistem Kerja WFA untuk Creative Agency

Budaya kerja WFA memaksa kita untuk nggak ketemu langsung dengan rekan sekantor. Hal ini membuat komunikasi cuma bisa dilakukan via online. Selain itu, banyak hal yang akan dirasa lebih cepat selesai kalau dilakukan secara tatap muka.

Contohnya nih, ada revisi desain yang harus dikerjakan mendesak. Kalau kita ada di satu kantor yang sama, kita bisa langsung minta tolong revisi. Tapi karena kita nggak punya kantor akhirnya kita harus nunggu dulu sampai chat kita dibalas cuma buat minta revisi.

Hal-hal kayak gini yang akhirnya jadi kelemahan dari sistem kerja WFA. Ini baru masalah non teknis, masih ada masalah teknis yang kadang bisa menghambat kinerja kita. Seperti sinyal yang hilang, mati listrik, dan kompatibilitas software antar tim yang bisa jadi berbeda versi.

Meskipun punya kelemahan, tapi balik lagi, setiap orang itu punya kenyamanan yang berbeda saat bekerja. Ada yang nyaman bekerja dari kantor, ada yang nyaman bekerja dengan sistem WFA. Karena nyatanya saat kita merasa rileks, potensi terbaik diri kita bisa lebih mudah untuk muncul.

Baca Juga: Bikin Konten Jadi Lebih Mudah. Ini Cara Akarmula Membuat Content Pillar!

Cerita Tentang Akarmula dan 2 Tahun Menjalani WFA

Nggak gampang, asli.

Project Akarmula itu mulai diinisiasi di 2019 akhir, tepatnya di bulan November. Sebagai bibit creative agency, wajar lah ya kalau coba ini dan itu untuk format tim dan flow kerja.

Sebelum full WFA, kami pernah ngantor. Mirip banget kayak creative agency pada umumnya. Jalan setahun, ternyata nggak nyaman. Soalnya vibe sehari-hari jadi kerja banget dan kurang cocok sama budaya leluasa yang kami anut.

Belum lagi ditambah pandemi yang puncaknya ada di tahun 2021. Makin bikin yakin kalau kita kayaknya harus full WFA (dulu namanya masih WFH, ya?).

Tapi namanya transisi, artinya perlu adaptasi ulang dan memastikan kelemahan dari sistem WFA nggak bikin flow kerja kami jadi berantakan.

Harus susun ini-itu, kami sampai ada di fase bilang "ok, 3 bulan ini nggak perlu jualan dulu. Fokus maintain existing klien dan kita rapihin flow kerja untuk go full WFA".

Akhirnya, di bulan Juli 2021 kami full ngantor di mana saja dan kapan saja.

Apa Kuncinya untuk Sebuah Creative Agency Bisa Work From Anywhere?

1. Cut The B.S

Meeting yang bisa selesai dalam 15 menit kami ganti dengan reporting by text. Briefing pagi ditiadakan. Meeting mingguan hanya berlaku saat ada major update dari klien dan internal.

Kangen sama tim? Do it in 1:1 way.

2. Infrastruktur yang Mendukung Otomatisasi

Di Akarmula, customer journey disusun dengan beberapa software yang membuat semua jadi otomatis. Kalau ada leads masuk, semua kebutuhan leads tercatat dengan rapi sebagai bahan meeting.

Begitu juga saat tiba hari meeting, karena jadwalnya terintegrasi dan kebutuhan dokumen dibagi secara otomatis ke kalender semua tim, udah nggak ada lagi ribet janjian atau lupa bikin jadwal meeting penting.

Bayangkan kalau dengan tim kecil, kondisi WFA, tapi kamu masih harus melakukan sales call, janjian sama client, dengerin kebutuhan mereka, komunikasi ke project team. Aduh, nggak deh.

3. Delegasi dan Komunikasi

Buat creative agency yang baru mau transisi ke WFA, ketiadaan jam kerja yang jelas bakal aneh banget rasanya.

Di satu sisi management akan cenderung meragukan performa dan alokasi waktu kerja tim. Sedangkan pada sisi anggota tim, karena komunikasi yang terus-terusan jadi merasa harus bekerja 24 jam.

Di sini lah pentingnya delegasi dan komunikasi. Tugas yang diberikan perlu deskripsi yang sangat jelas. Mulai dari tujuan tugasnya, cara dan pendekatan untuk mengerjakan, deadline, letak file yang dibutuhkan, dan output yang diharapkan harus benar-benar detail.

Kalau semua clear, kamu bisa memangkas waktu untuk komunikasi yang sifatnya remeh.

4. Budaya yang Disepakati

Di atas jam 5 sore, komunikasi dibatasi. Kalau nggak urgent banget, jangan hubungi siapapun tentang kerjaan. Kecuali kalau memang ada kebutuhan klien yang dilakukan di jam tersebut, seperti ngurus campaign misalnya.

Bahkan, pernah ada satu cerita dimana salah satu desainer grafis di Akarmula salah mengukur (selisih 2mm) label sticker milik klien yang sudah terlanjur dicetak masal sebanyak 2000pcs.

Hebatnya, pas tengah malam, Account Executive yang handle klien ini bisa beresin semua tanpa perlu bikin grup kerjaan terasa seperti kebakaran. Bahkan desainernya sendiri baru sadar dia salah ukur pas kita briefing tim di pagi harinya.

We eat the bullet for each other.

5. Pahami Apa yang Bisa Bekerja dengan Baik Untukmu

Akarmula menganut prinsip stay small, make it effective and efficient. Kami percaya, ketika bisa memaksimalkan yang ada, semua akan bergerak secara otomatis untuk mengisi fungsinya satu sama lain.

Belum lagi mental nggak-pengin-terasa-lagi-kerja kami tuh gede banget.

Jadi lah ketiadaan kantor, tim yang kecil, dan keinginan untuk bebas ini bikin culture WFA mudah diadaptasi di Akarmula. Tapi ingat, bisa bekerja di kami belum tentu bisa bekerja di kamu. Sesuaikan apa yang cocok untuk kamu dan tim-mu sendiri.

So, apakah culture WFA akan cocok untuk setiap creative agency? Sepertinya cuma kamu, sebagai pelaku di industri ini yang bisa menjawabnya.

Article written by Laillia Dhiah Indriani

More Insights

All Right Reserved © 2024 Akarmula
arrow-down
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram