Storytelling itu merupakan seni. Manusia pada dasarnya suka narasi yang dibawakan dengan cerita yang menarik. Mulai dari folklore, film, bahkan, brand juga menggunakan storytelling untuk memasarkan produknya atau yang disebut sebagai storytelling marketing
Key Takeaways
Daripada sekadar cuap-cuap jualan aja, storytelling marketing justru mampu menggugah hati konsumen. Oleh karena itu, cara ini juga digunakan oleh brand untuk memasarkan produk tanpa membuat audiens bosan.
Percaya apa enggak, ternyata kita bisa nemuin berbagai campaign dari brand yang menggunakan storytelling marketing dan bisa jadi kamu juga tertarik dengan salah satunya.
Namun, gimana sih cara membuat storytelling marketing yang menarik? Di artikel ini, kita bakal bahas lebih dalam bagaimana cara membangun storytelling marketing yang menggugah hati.
Sebenarnya, apa sih storytelling marketing itu? Jadi, storytelling adalah bagimana cara kita membangun suatu dunia dan pengalaman ke dalam sebuah cerita yang dapat diimajinasikan oleh audiens.
Storytelling yang ampuh bisa memengaruhi emosi audiens dan membuat mereka menerima pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh sang pencerita.
Lalu, kalau storytelling marketing adalah sebuah proses yang dilakukan oleh suatu brand untuk mengomunikasikan suatu pesan kepada audiens mereka, dengan mengombinasikan fakta yang ada dan narasi yang menarik.
Tak jarang, brand sedikit memberi bumbu pada fakta-fakta yang dimiliki agar lebih dramatis dan menggugah emosi audiens, sehingga pesan dari brand tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada audiens tanpa mengaburkan fakta yang ada.
Singkatnya, storytelling marketing ini bagaimana cara brand membangun narasi atau cerita yang bikin audiens tertarik sama produk dari brand tersebut atau bahkan melakukan pembelian.
Paul J. Zak dalam Harvard Business Review bilang kalau storytelling yang menarik dapat mempersuasi seseorang untuk melakukan tindakan yang kita inginkan. Namun, apa aja sih yang bikin storytelling marketing itu menarik?
Pertama tentunya protagonis yang relatable. Audiens itu suka sama cerita yang protagonisnya itu relatable sama mereka. Ini bikin cerita yang dibangun terasa relevan dengan pengalaman dari audiens itu sendiri.
Selanjutnya, audiens juga suka nih cerita-cerita yang otentik, tetapi juga berdasarkan fakta. Oleh karena itu dalam membangun storytelling marketing, pastikan kalau brand milikmu punya ide yang segar, faktual, dan sejalan dengan value dari brandmu. Jangan lupa gunakan brand voice yang sesuai juga ya!
Bukan cerita yang menarik namanya kalau tidak memiliki emosi. Cerita yang baik itu bakal memprovokasi emosi dari audiens. Mau itu senang, takut, marah, sedih, atau apapun itu, emosi ini yang bikin audiens makin terhubung dengan brand.
Tentunya, cerita yang kamu bangun harus berdasarkan data dan fakta yang ada. Karena pada dasarnya, storytelling marketing itu menceritakan data dan fakta yang kamu miliki dengan narasi yang lebih menarik sehingga nggak membosankan.
Mau tau nggak apa yang bikin storytelling makin menarik? Selalu buat audiens penasaran. Tentunya, kamu nggak akan langsung menceritakan akhir cerita di awal, brandmu harus membangun cerita yang tidak hanya menarik, tetapi juga membuat audiens bergantung pada cerita tersebut.
Salah satunya adalah lewat ending yang ngegantung atau open ending yang bakal dikulik sama audiens.
Terus, gimana sih caranya membangun storytelling marketing yang menarik? Berikut adalah 5 langkah membangun storytelling marketing yang bisa kamu terapkan!
Langkah pertama untuk membangun cerita yang menarik adalah memperjelas apa persepsi yang ingin dibangun oleh brandmu.
Audiens itu nggak bakal nyambung kalau kamu ceritain brand milikmu as a company. Coba personifikasikan brandmu, apakah brand milikmu itu teman bagi audiens? Atau mereka adalah mentor untuk para konsumen?
Nanti dari personifikasi itu, bakal kita tentuin lagi nih, kepribadian brandmu seperti apa yang ingin kamu bentuk di benak para audiens? Apakah easy-going, atau malah suka kasih wejangan-wejangan bijak ke mereka?
Kalau udah nentuin brand persona yang ingin diangkat dalam storytelling marketing, kamu jadi bisa nentuin juga nih tone of voice, bahasa yang digunakan, atau bahkan archetype yang ingin ditonjolkan. Tentunya ini bakal bikin audiens makin merasa engage dengan cerita yang dibangun.
Selanjutnya, kamu juga perlu mengenali konsumen lebih dalam lewat riset target market.
Lewat riset target market, kamu bakal ngumpulin berbagai informasi nih, mulai dari apa yang mereka sukai, masalah apa yang mereka hadapi, apa yang mereka inginkan, dan berbagai info lain yang bisa kamu gunakan untuk membangun narasi storytelling marketingmu.
Dengan memahami konsumen, kamu jadi bisa kenal lebih dekat nih dan membangun cerita yang bisa relate dengan mereka. Dengan kata lain, kamu bisa bikin cerita yang bikin audiens sontak bilang “Wah…ini sih gue banget!” gitu.
Seperti yang udah umum kita ketahui, sebelum membuat cerita untuk marketing bisnismu, buat dulu ending dan tujuan dari ceritamu.
Kamu perlu jelaskan nih kira-kira secara sekilas ceritamu dari awal sampai akhir seperti apa dan apa CTA yang ingin kamu gunakan.
Selain itu, kamu juga perlu tentuin tujuan ceritamu itu untuk apa, apakah mengenalkan brand atau produk, mengedukasi audiens, atau bikin mereka membeli produkmu?
Dari situ, kamu jadi bisa membangun narasi cerita yang memengaruhi keputusan audiens.
Kalau ada orang menulis cerita, dan isinya semua hanyalah teks tanpa ada gambaran apapun, kira-kira kamu sebagai pembaca bakal bosen nggak? Bosen kan? Begitu juga dengan cerita untuk marketing brandmu.
Biar nggak ngebosenin, kamu perlu menambahkan unsur visual dalam ceritamu. Unsur visual ini bisa apapun, mulai dari gambar, ilustrasi, atau bahkan animasi. Nantinya, ini digunakan untuk meningkatkan pengalaman audiens saat menyimak ceritamu.
Nggak hanya itu, menambahkan unsur visual dalam cerita juga bakal membuat audiens makin betah untuk menyimak dan mengingat cerita dari brandmu.
Terakhir, selalu optimalkan cerita secara jangka panjang. Ingat, storytelling marketing itu proses jangka panjang yang perlu kamu rawat secara terus menerus.
Oleh karena itu, kamu perlu membuat cerita yang bakalan relevan secara terus-menerus baik bagi brand maupin bagi audiens. Di sini, kamu bakal meningkatkan kualitas storytelling marketing dari bisnismu secara perlahan-lahan dan bikin audiens makin engage seiring berjalannya waktu.
Itu tadi cara membuat storytelling marketing yang bisa membuat konsumen tertarik. Memang bikin storytelling marketing itu bukan perkara yang mudah.
Kalau kamu butuh teman cerita buat curhat atau konsultasi tentang membangun storytelling untuk bisnismu, konsultasikan aja ke sesi gratis 60 Minutes About Your Brand! Kapan lagi bisa konsultasi bareng brand strategist Akarmula yang sudah berpengalaman secara gratis. Booking sesinya di sini!