Coba merem sebentar, bayangin kalau kamu sebagai pelanggan sebuah brand, iklan seperti apa yang bakal bikin kamu enjoy nonton dari awal sampai akhir?
Mungkin beberapa bakal jawab iklan yang ceritanya menarik kayak produksiannya Thailand punya. Mungkin juga beberapa akan menjawab iklan yang kocak. Bisa juga akan ada yang menjawab iklan yang modelnya hot, nah loh iklan apa kalau ini.
Mau apapun jawaban kamu, point yang mau disampaikan adalah setiap pelanggan potensial punya preferensi iklan yang membuat mereka menikmatinya dari awal hingga akhir.
Ada sebuah fakta, yaitu bahkan ketika kita gak begitu butuh produk yang ditawarkan, kalau iklan dikemas secara kreatif, menghibur, seru, edukatif, atau menyentuh secara emosional kita bisa tetap enjoy iklan tersebut sampai habis.
Fakta itu lah yang bikin kebanyakan iklan Thailand bikin kita gak ngerasa kayak lagi nonton iklan. Atau kalau kamu inget iklan Head & Shoulders yang dibawain sama Joe Taslim, itu kan menghibur banget tuh.
Sayangnya meskipun udah tau harus buat iklan seperti apa, masih banyak aja brand yang terlalu egois. Brand-brand ini ngiklan tapi cuma fokus ngomongin produk dan brandnya sendiri. Mereka sampai lupa bahwa yang jadi fokus utama adalah problem yang dihadapi pelanggan potensial kita. Udah gitu dikemasnya plain dan generic aja gitu. Iklan kayak gini yang berpotensi bikin pelanggan jadi gak nyaman.
Kira-kira masalahnya dimana ya... Apakah terkendala di tim produksi, apakah terkendala di urusan strategic planning. Tapi yang pasti sebagai bisnis owner, kita perlu sadar bahwa iklan bukan investasi. Setiap yang kita belanjakan harus menghasilkan.
Semoga beberapa tips ini bisa membantu kamu dalam menyusun iklan yang lebih on point.
Perhatikan Tone of Voice dan Bahasa
Bahasa yang relevan jadi faktor yang lumayan menentukan iklan akan berhasil atau tidak. Karena dari bahasa lah permainan storytelling dimulai. Jadi, sebelum membuat naskah iklan, ada baiknya memahami target audience yang akan disasar oleh iklan kita.
Memahami audience bukan hanya dari segi usia dan jenis kelamin saja. Tapi kita benar-benar perlu data tentang demografi dan psikografi dia. Semakin dalam data yang kita punya, semakin tajam kita bisa membuat bahasa komunikasi iklan dan menyampaikannya ke audience yang tepat. Kalau tepat? Otomatis sales meningkat!
Authority Penting untuk Meningkatkan Trust
Orang yang terkenal akan lebih menari perhatian dibanding dengan orang biasa. Orang terkenal bukan hanya selebriti. Saat ini banyak Key Opinion Leader (KOL) yang berkompeten dan profesional di bidangnya yang bisa membantu kita untuk memaksimalkan konversi dalam setiap campaign marketing.
Tapi perlu diingat, untuk mencari authority kita perlu sesuaikan dengan karakter brand kita. Jangan sampai bertolak belakang dan gagal mewakili pesan yang akan disampaikan.
Aspek Visual Sangat Penting di 5 Detik Pertama
Audience akan menangkap informasi dengan cepat jika visualnya menarik dilihat. Visual di sini memuat semua unsur seperti font, warna, penataan desain, hingga detail-detail supergraphic.
5 detik pertama adalah waktu yang krusial dalam sebuah iklan. Saat melakukan penataan visual, manfaatkan 5 detik pertama sebagai stopping point agar audience tidak melewati iklan kita begitu saja.
Bayangkan kalau kamu sedang berkendara lewat sebuah billboard. 5 detik adalah waktu yang singkat dan barangkali cuma bisa digunakan untuk membaca headline.
Itu dia alasan kenapa di billboard, biasanya sebuah brand memilih mengutak-atik kata dan mengkombinasikan dengan gambar yang menarik pada sebuah billboard.
Sama halnya saat kita beriklan di YouTube, 5 detik pertama adalah waktu dimana kita perlu mendapatkan atensi dari ideal target market kita. Ketika 5 detik ini tidak dimanfaatkan, mereka akan segera klik tombol Skip-Ad dan usaha kita menjadi sia-sia.
Kombinasikan dengan Penawaran Terbaik
Salah satu hal yang selalu akan jadi pertimbangan semua pelanggan dari brand manapun adalah penawaran, seperti diskon misalnya. Diskon biasanya akan menggiring pelanggan yang awalnya gak ada niatan beli, tiba-tiba bisa langsung checkout.
Penawaran lain seperti beli 1 gratis 1 juga sangat menggiurkan. Semua tergantung strategi marketing dari brand tersebut.
Ingat momen HarbolNas 12.12 dari Shopee waktu itu? Semua orang seperti gak mau ketinggalan diskon dan rela menguras dompet mereka demi mendapatkan diskon menarik itu.
Penawaran menarik tidak bisa berdiri sendiri. Perlu ada tambahan urgensi dan call to action (CTA) yang memicu mereka untuk segera melakukan pembelian.
Urgensi adalah kata-kata yang membuat ideal target market bergerak, seperti "Senin Harga Naik", "Hanya Ada 100 Produk", "Tidak Akan Diproduksi Dua Kali".
Sedangkan call to action adalah yang mengarahkan ideal target market untuk segela melakukan pembelian. Misalnya seperti "Dapatkan Sekarang Juga!", "Daftar Sekarang!", "Hubungi Kami Sekarang Juga!"
Medium Iklan yang Kamu Pilih Adalah Medan Perang-nya
Iklan yang bagus jika diletakkan di tempat yang salah akan berakhir sia-sia. Untuk itu kita perlu memikirkan terlebih dahulu langkah strategic untuk memastikan di mana iklan akan ditayangkan.
Semua hal di sekitar kita adalah medium iklan. Tantangan beriklan secara kreatif adalah memaksimalkan semua hal tersebut untuk menyampaikan pesan persuasif.
Saat ini penggunaan medium iklan juga makin seru. Beberapa brand lokal sudah mulai sering memanfaatkan iklan lintas media.
Seperti memanfaatkan billboard untuk menarik awareness audience secara lokal dan mengejar virality, lalu saat "snowball" viral mulai tergulung, mulai lah dikombinasikan dengan pengelolaan iklan di medium online untuk melanjutkan "snowball" yang sudah tercipta.
Ternyata mau bikin iklan aja banyak syaratnya ya. Ini kita belum melibatkan syarat-syarat lain seperti struktur headline dan copywriting yang harus digunakan.
Kalau udah mengkombinasikan semua, beuuhh bisa dijamin pelanggan sedikit-demi-sedikit mulai bakal peduli dengan apa yang kamu katakan.
Berencana pasang iklan? diskusiin dulu aja bareng Akarmula. Ada sesi brand consultation yang bisa kamu ikuti, langsung ke homepage aja, di sana kamu bakal ketemu linknya. Sikat!