Kerja bareng orang kreatif itu susah, apalagi membangun tim kreatif yang bisa berkolaborasi di dalam sebuah bisnis. Jelas ini hal yang sangat menantang.
Kenapa begitu?
Bagaimana Menyelesaikannya?
Agar kamu bisa segera mulai membangun tim kreatif yang paham bisnis, kita kenalan dulu sama mindset dari masing-masing entitas ini.
Biasanya tim kreatif selalu punya pendekatan unik untuk menyelesaikan sebuah masalah. Terkadang cara menyelesaikan masalah ini lah yang membuat komunikasi dengan mindset bisnis jadi sedikit bermasalah.
Seperti yang kita tau, dalam proses pengerjaan creative project selalu ada sebuah proses riset dan pencarian insight. Masing-masing orang punya pendekatan sendiri saat melakukannya. Ada yang tersusun secara rapi. Tapi ada juga yang seperti nggak ngelakuin apa-apa, tapi tiba-tiba ada aja hasilnya.
Di sisi lain orang yang punya mindset bisnis fokusnya adalah menemukan peluang baru dan menghasilkan profit yang banyak dari situ. Segalah hal yang dilakukan butuh perencanaan yang jelas, eksekusi yang sesuai rencana, dan report progress yang rutin.
Pada era di mana membangun brand terasa seperti saling adu berisik seperti sekarang, kedua mindset ini perlu dikawinkan.
Baca Juga: Cara Menyusun Brand Style Guide Biar Pelanggan Makin Mudah Mengenal Kita
Seperti yang kita tau, pemikir bisnis dan pemikir kreatif itu seperti punya dunia yang berbeda. Tapi ketika bisa menggabungkan keduanya, menciptakan sesuatu yang autentik dan punya nilai jual tinggi jelas bisa dilakukan.
Ada beberapa poin yang bisa kita lakukan saat ingin menggabungkan keduanya.
Membangun tim kreatif yang reliable di dalam bisnis tentunya dimulai dari siapa yang memimpin. Pemimpin ini perlu kenal dengan apa yang menjadi kekuatan dalam dirinya. Kalau dia ragu, kemungkinan besar tim akan berbelok arah secara tidak karuan.
Ketika sadar akan kekuatan yang dimiliki, pemimpin akan semakin yakin. Ketika yakin, mau itu orang dengan mindset kreatif, ataupun orang dengan mindset bisnis, pasti akan mudah untuk disatukan.
Dengan pemimpin yang punya visi jelas, dua kutub ini memiliki satu poros yang jadi tumpuan dalam menuju ke pertumbuhan bisnis yang lebih baik.
Biasanya, pemimpin sebuah tim (bisnis) punya banyak skill-sets.
Dia tau ini dan tau itu, tapi dia bukan yang terbaik di bidangnya. Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah mencari siapa orang terbaik yang mampu membantu merealisasikan apa yang menjadi tujuannya.
Kalau kata Bruce Lee, dia nggak takut sama orang yang punya 10 ribu teknik tendangan tapi cuma latihan satu kali per-teknik. Dia takut sama orang yang punya satu tendangan, tapi dia latih 10 ribu kali.
Cari orang yang lebih baik fokus di satu hal tapi benar-benar bisa menguasai, daripada fokus di banyak hal tapi cuma bisa setengah-setengah. Itulah tips pertama yang harus kita lakukan untuk meramu sebuah tim kreatif yang handal.
Otak kita itu seperti sandal karet. Dia akan semakin lentur dan nyaman kalau sering dipakai. Otak akan semakin mudah untuk menghasilkan pikiran kreatif kalau dibanjiri dengan banyak informasi.
Salah satu cara melatih otak kita agar terbiasa berpikir kreatif adalah dengan melakukan brainstorm lebih sering. Buatlah topik brainstorm setidaknya satu minggu sekali dengan dua topik yang kontras.
Dalam hal ini kita bisa pilih topik kreatif dan bisnis. Dengan begitu, tim kreatif yang kita bangun jadi nggak melulu melakukan hal-hal kreatif aja, tapi sekaligus bisa paham tentang bisnis.
Percaya atau tidak, feedback bagi tim kreatif itu seperti meriam yang siap meletus. Banyak dari mereka menganggap bahwa feedback yang diberikan itu adalah ancaman. Kita perlu menyampaikan feedback ini dengan cara yang tepat.
Pahami setiap anggota tim kreatifmu. Lalu sampaikan feedback sesuai dengan karakter mereka masing-masing.
Hindari menggunakan feedback yang terlalu subjektif dan kurang deskriptif.
Daripada bilang "ini diganti ya, warnanya kurang terang", kamu mungkin bisa ganti dengan "kalau jadi audience, ini udah enak dibaca belum, ya? Kok tadi kayak selintas agak sulit gitu."
Daripada bilang "logo-nya kurang besar", kamu bisa bilang "kalau placementnya di "x" kira-kira logo ini kelihatan nggak, ya? Kira-kira size maximum yang bisa kita pakai seberapa?"
Pada dasarnya, membangun tim kreatif yang paham bisnis itu memang nggak bisa instan.
Kita butuh berkali-kali meramu tim agar sesuai dengan kebutuhan bisnis agar proses membangun brand di dalamnya jadi lebih menarik.
Jadi untuk kamu yang sekarang sedang dalam proses membangun tim kreatif, Yuk semangat! Semoga “dream team” kamu bisa segera terwujud.