Bagaimana kita bisa menjadi pilihan konsumen di antara banyaknya kompetitor? Salah satu caranya adalah dengan menempatkan brand kamu di posisi yang tepat, atau bahasa kerennya brand positioning. Apa Itu Brand Positioning? Mari kita bahas.
Key Takeaways:
Ketika memiliki sebuah bisnis, kamu tentu saja ingin agar apa yang kamu tawarkan bisa laku di pasaran. Namun, ketika melihat kenyataannya, saat ini sudah begitu banyak produk dan penawaran yang serupa dengan apa yang ingin kamu jual. Tentu saja kamu ingin menjadi berbeda bukan?
Tapi, untuk mencapai hal ini tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kamu memerlukan berbagai macam hal untuk bisa menempatkan brand-mu di posisi yang tepat. Tepat di sini artinya tepat di pikiran, hati, dan masalah konsumen. Ingat, bisnis hanya akan bertahan jika mampu memberikan solusi yang tepat untuk konsumen.
“Bagaimana cara melakukannya?”
Melalui artikel ini, Akarmula akan menjelaskan berbagai informasi yang perlu kamu tahu seputar brand positioning dan bagaimana cara menerapkannya untuk brand-mu sendiri. Let’s started.
Mari kita mulai subbab ini dengan sebuah pertanyaan.
Brand apa yang pertama kali muncul di benak kamu ketika diminta untuk menyebutkan sebuah brand mobil?
Selanjutnya, brand apa yang muncul pertama kali di benak kamu ketika diminta untuk menyebutkan sebuah brand mobil listrik?
Jika saat membaca ini kamu sedang ada di samping seseorang coba tanyakan pertanyaan ini kepada mereka juga.
Kami yakin untuk jawaban dari pertanyaan pertama akan muncul berbagai brand mobil yang ada di pasaran. Namun, untuk pertanyaan kedua hanya akan muncul satu atau dua jawaban saja — tidak peduli berapa banyak orang yang kamu tanya.
Benar, kan?
Case study di atas adalah penjelasan singkat tentang apa itu brand positioning.
Mengutip dari Forbes.com, brand positioning adalah serangkaian usaha yang kamu lakukan untuk membuat brand kamu keluar dari crowd para pesaing dan menjadi sebuah brand yang layak untuk dipertimbangkan oleh konsumen. Hal ini bukan soal apa yang sedang brand kamu lakukan, tapi lebih kepada bagaimana brand kamu melakukannya.
Masih agak sulit untuk dimengerti? Akan kami jelaskan dengan menggunakan contoh di atas.
Masih ingat dengan brand mobil yang kamu sebutkan untuk pertanyaan sebelumnya? Kita anggap brand untuk pertanyaan pertama adalah mobil A dan brand untuk pertanyaan kedua adalah mobil B (jika jawabanmu untuk kedua pertanyaan sama, maka coba ganti dulu ya).
Kedua brand itu sama-sama menjual mobil, sebuah alat transportasi untuk memindahkan kamu dari satu tempat ke tempat lainnya. Jika semua brand hanya memikirkan ini, maka konsumen akan memilih mobil mana saja yang mereka temukan pertama kali, karena tidak ada perbedaan.
Untuk membuat konsumen mempertimbangkan brand mereka, akhirnya para produsen mobil ini membuat mobil dengan berbagai model, bahan, keunggulan, dan berbagai keunikan lainnya. Akhirnya, konsumen akan memilih dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut.
Mulailah sebuah era saat perusahaan-perusahaan mobil membuat mobil yang lebih keren, lebih besar, lebih cepat, dan lebih hemat. Lambat laun, para produsen mobil ini berada di lautan persaingan yang sama (red ocean).
Jika ada brand baru yang akan masuk, bukankah brand ini perlu menawarkan sesuatu yang jauh berbeda agar tidak digerus oleh brand lama yang sudah begitu besar?
Untuk mengeluarkan sebuah brand dari keramaian pilihan-pilihan mobil di atas, brand mobil B membuat sebuah mobil yang benar-benar berbeda dengan yang lain, yaitu dengan menggunakan tenaga listrik.
Dalam hal ini brand mobil B memposisikan diri sebagai penyedia mobil dengan tenaga listrik, strategi ini tentu saja membuat mobil B akan paling menonjol di antara brand lain, kan?
Walaupun saat ini belum semua orang akan menginginkan mobil listrik, ketika persepsi orang berubah ke kendaraan listrik. Mobil B akan jadi top of mind pasar.
Merasa tidak mungkin? Coba lihat di jalan, bagaimana sekarang jalanan didominasi oleh sepeda motor matic, padahal dulu persepsi sepeda motor matic adalah kendaraan yang “cupu”. Ini membuktikan persepsi pasar bisa berubah dengan masif, maka dari itu penting untuk kita mempersiapkan brand positioning yang tepat untuk mengeluarkan kita dari lautan merah tempat para kompetitor bersaing.
Selain untuk mengeluarkan brand-mu dari kerumunan kompetitor, brand positioning juga membebaskan kamu untuk menentukan harga jual produkmu.
“Bagaimana bisa?”
Coba ingat, murah atau mahal sebuah barang itu ditentukan oleh manfaat apa yang kita dapat. Selain itu karena ada pembanding untuk menentukan produk ini murah atau mahal. Jika brand positioning kamu tepat, produk kamu bisa jadi satu-satunya produk di posisi itu, sehingga konsumen akan sangat sulit membandingkan kamu dengan produk lainnya.
Angka yang tertera itu membutuhkan pertimbangan rasional, namun ketika pertimbangan rasional itu terpengaruh pertimbangan-pertimbangan secara emosional (salah satu manfaat jika brand positioning kita tepat) yang sulit untuk diukur, maka harga yang tertera sudah tidak lagi jadi masalah.
Jika melihat kembali definisi brand positioning sebelumnya, brand positioning adalah tentang bagaimana brand kamu melakukannya. Ketika sudah bicara soal bagaimana, sebuah story akan bisa dengan bebas kamu eksplorasi untuk menguatkan posisi brand kamu di hati para konsumen.
Di tengah banyaknya distraksi di era digital ini, menjadi brand yang diingat oleh para konsumen sudah tentu jadi impian bagi para pemilik brand. Menurut Jennifer Aaker cara termudah untuk membuat orang ingat adalah dengan menggunakan cerita. Fakta ini makin menguatkan mengapa brand positioning perlu untuk kamu lakukan.
Mulai tertarik untuk mempelajari brand positioning lebih lanjut? Silahkan lanjutkan ke sub bab berikutnya.
Setelah memahami subbab sebelumnya, kami akan membawa kamu pada sebuah pembahasan mengenai jenis-jenis positioning seperti apa yang bisa kamu gunakan untuk membantu menemukan brand positioning yang tepat.
Pada positioning ini titik berat yang ingin kamu tonjolkan adalah tentang bagaimana harga kamu ini menjadi yang paling masuk akal untuk konsumen.
Untuk mencapai hal ini tentu saja dibutuhkan manajemen produksi yang sangat rapi sehingga bisa menghasilkan produk yang harganya paling masuk akal untuk konsumen. Jangan sampai kamu mengorbankan kualitas untuk mencapai harga paling rendah. Sustainability bisnis tetap harus jadi yang nomer satu.
Kuncinya di sini sebenarnya bukan jadi yang paling murah, namun jadi brand yang dikenal paling murah.
Contohnya Mixue, apakah mixue adalah es krim dengan harga paling murah? Sepertinya tidak, ada banyak es krim lain yang menawarkan harga yang lebih murah. Namun, karena Mixue sudah menjalankan brand positioning dengan baik, maka Mixue menjadi brand es krim yang dikenal paling murah.
Jenis yang satu ini menitikberatkan pada kenyamanan lebih yang ditawarkan. Salah satu caranya adalah dengan memberikan kenyamanan untuk pelanggan mulai dari lokasi pembuatan produk, kemudahan penggunaan, aksesibilitas, dukungan di berbagai platform, dan banyak lagi.
Memberikan kenyaman dapat memberikan pengalaman pelanggan yang menyenangkan sekaligus meningkatkan loyalitas mereka.
Contohnya memesan makanan lewat GoFood, dulu ketika kita ingin membeli makanan kita harus repot untuk keluar rumah dan mencari makanan yang kita inginkan. Namun, semenjak munculnya GoFood kita bisa dengan mudah mencari makanan apa yang kita inginkan tanpa perlu keluar rumah, kita juga diberikan kemudahan tambahan untuk menjelajahi menu-menu baru di sekitar kita dengan melihat fitur ulasan pengguna lainnya.
Sesuai namanya, kualitas yang lebih baik adalah kekuatan utama yang ingin ditunjukkan di positioning ini.
Membentuk persepsi kualitas yang lebih baik ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggunakan bahan yang lebih baik, proses pembuatan yang dikerjakan dengan lebih teliti, hingga menggunakan tokoh terkenal untuk memberikan persepsi kualitas produk yang lebih baik.
Contohnya brand Louis Vuitton, Louis Vuitton memposisikan diri sebagai luxury brand yang bisa menjadi penanda status sosial seseorang. Orang sudah tidak lagi melihat harga yang tertera jika sudah bicara soal Louis Vuitton, karena mereka percaya bahwa kualitas barang Louis Vuitton adalah hasil tangan para desainer terbaik di bidangnya. Belum lagi brand ini telah digunakan oleh para pesohor di seluruh dunia.
Berbicara soal brand positioning rasanya kurang lengkap jika tidak membahas sebuah brand yang melebihi produk bahkan perusahaannya sendiri, yaitu Apple.
Apple adalah sebuah contoh nyata saat brand positioning sudah tertanam begitu kuat melebihi produk apa yang dijual.
Tidak percaya?
Coba lihat produk apa saja yang dijual oleh Apple? Apakah Apple terikat pada satu jenis produk?
Apple, telah berhasil menjadi sebuah pilihan utama di ranah teknologi. Tidak terbatas pada smartphone — laptop, earphone, smart TV, hingga kain lap sukses laku di pasaran.
Menurut Simon Sinek, hal ini disebabkan karena Apple telah menerapkan prinsip golden circle dengan sangat baik. Brand Apple telah masuk ke pikiran terdalam konsumen sehingga terlepas dari produk apa yang dikeluarkan, orang akan siap antri untuk mendapatkannya.
Ini tentu saja bukan cara yang mudah.
Melihat bagaimana kuatnya Apple, kamu mungkin bermimpi untuk bisa memiliki brand positioning sekuat Apple. Untuk memulainya, rangkuman dari Forbes.com berikut bisa kamu terapkan saat membuat brand:
Apakah kamu sudah memahami tentang apa itu brand positioning dan cara melakukannya?
Kami mengerti bahwa brand positioning bukan cara yang mudah. Maka dari itu, untuk membantu kamu melakukannya, Akarmula menyediakan layanan 60 Minutes About Your Brand, sebuah layanan konsultasi GRATIS untuk brand yang kamu miliki — menentukan brand positioning salah satunya, kamu bisa menikmati layanan ini di sini.