fbpx

Tampilan Baru Instagram, Hot or Not?

May 30, 2022

Tampilan baru Instagram jadi bahan obrolan banyak orang belakangan ini. Sepertinya platform media sosial dari Meta perlahan mulai melakukan percobaan interface baru untuk beberapa akun secara acak.

Daripada adaptasi, menurut saya ini lebih mengarah ke bentuk tindakan defensif yang sebaiknya tidak untuk ditiru. Bahkan ketika kamu adalah sebuah billion dollar company sekalipun. 

Berhubung akun Instagram Akarmula udah kebagian juga, saya mau berbagi cerita tentang tampilan baru Instagram yang menurut saya agak terkesan dipaksakan ini.

Tampilan Baru Instagram, Rasanya Seperti Kehilangan Jati Diri

Seperti yang kita tau, Instagram punya beberapa alternatif ukuran frame saat upload foto dan video. Mungkin di akun yang belum kebagian jatah tampilan baru Instagram, nggak akan ada kelihatan yang aneh. Tapi untuk yang udah kebagian, bisa jadi akan sangat terganggu.

Di masa percobaan ini, rasio foto dan video yang bukan berukuran vertikal full (9:16) akan terpotong dan diganti dengan frame kosong.

Tampilan baru Instagram
Bahkan tampilan iklan sekalipun jadi seperti ini

Caption yang biasanya bisa muncul 1 kalimat (biasanya kami pakai ini untuk headline), di tampilan baru Instagram kali ini karakternya jadi lebih pendek.

Baca juga: Teknik Storytelling dalam Branding

Kalau kamu terbiasa bikin caption dengan karakter yang panjang, kesan kurang nyaman mungkin akan bertambah. Jujur saya sendiri kurang nyaman waktu coba membaca caption di interface baru ini.

Rasanya aneh. Ini seperti gabungan antara TikTok dan beberapa elemen interface Status di WhatsApp.

Tampilan Baru Instagram, Terinspirasi dari Platform Lain?

Ini bukan kali pertama Instagram berusaha bertingkah defensif dengan menambah atau mengubah fitur dengan mencaplok bentuk dari platform lain. Yuk, coba kita ingat-ingat bersama.

Instagram Story, konten vertikal penuh satu layar yang akan hilang setelah 24 jam. 

Mirip siapa coba?

Snapchat!

IGTV, platform video yang lebih panjang durasinya.

Mirip siapa? 

YouTube.

Apalagi dengan ada rencana untuk dapat dimonetize, makin bikin terasa kalau IGTV benar-benar tindakan defensif. 

Kalau kita tengok dikit ke anak sulung dari Meta–Facebook, di sana ada namanya Facebook Gaming.

Mirip siapa? 

Twitch!

Sepertinya dengan melihat banyaknya berita tentang Metaverse, resources dari Meta saat ini sedang dialokasikan untuk ke arah sana. Makanya mau nggak mau mereka harus memaksakan diri untuk adaptasi dan berdandan mirip seperti platform lain. Tujuannya tentu supaya nggak kehilangan creator-creatornya.

Tapi kalau kita pikir-pikir apa nggak terlalu ngeri, ya? Karena kalau gini terus cara bergeraknya, bisa jadi mereka bakal membunuh secara perlahan brand platform berbagi foto yang selama ini jadi primadona kita selama ini.

Kesimpulan

Yang namanya anak beken di kelas, pada akhirnya akan lulus dan digantikan anak beken yang baru, dan barangkali dia lebih energik dan menarik dibanding pendahulunya.

Sekarang anak baru yang beken di kelas ini adalah TikTok. Platform berbagi video pendek dengan format vertikal yang sukses bikin Instagram keringat dingin.

Apakah tindakan defensif yang dilakukan Instagram ada di jalur yang tepat?

Menurut saya, jawabannya ada di tangan para creator. Creator-creator sekarang tumbuh subur di TikTok. Dan hanya para creator ini lah yang menurut saya bisa membantu Instagram untuk tetap jadi primadona.

Tapi tunggu dulu, sepertinya Instagram harus memeras keringat (dan mungkin akan sedikit berdarah) untuk menarik ulang hati creator-creator ini. Ya gimana lagi, creator yang udah ada di dalam platformnya sendiri seolah-olah tidak dianggap, dan dipaksa untuk berubah mengikuti tren video vertikal.

Padahal seperti yang kita tau, di dalam Instagram banyak sekali fotografer, desainer grafis, dan creator-creator lain yang sangat mengandalkan format gambar statis dan video dengan berbagai bentuk ukuran frame.

Saya jadi ingat tentang brand positioning.

Yang namanya positioning, kayak tempat parkir. Kalau udah ada yang nempatin, kamu harus cari tempat lain. Kecuali uangmu cukup untuk menyewa mobil derek dan memindahkan secara paksa mobil yang udah parkir di situ.

Tapi ingat, sekalipun bisa parkir setelah nge-derek mobil tadi, orang-orang yang lihat cara kamu barusan bisa jadi malas dan menjauh dari orang seperti kamu–orang yang suka memaksakan kehendak.

Article written by Lintang Noviantara
Brand Strategist at Akarmula

More Insights

All Right Reserved © 2024 Akarmula
arrow-down
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram