Brand persona yang melekat di pikiran orang memang bagus. Namun, masih banyak hal yang harus dipelajari sebelum mengembangkan brand persona.
Pernah gak sih kalian kebayang memiliki brand seperti Apple? Saat brand milikmu sudah dikenal banyak orang dan menjadi top of their mind sehingga banyak orang yang menggunakan produkmu? Tidak hanya itu, brand ternama juga sering kali mendekatkan dirinya dengan audiences sehingga dapat membangun hubungan yang erat antara brand dengan pelanggannya. Membangun hubungan antara brand dengan pelanggan melalui cara yang unik dapat membuat pelanggan meningkatkan rasa percayanya kepada produk kita.
Meninggalkan kesan yang melekat di pikiran audience dapat menciptakan perspektif positif dari pelanggan terhadap produk yang kita keluarkan. Pada kasus Apple sendiri, banyak orang yang mengasosiasikan Apple sebagai produsen produk yang canggih, inovatif, dan mewah. Di sisi lain, brand seperti Nike sering meninggalkan kesan sebagai produk yang sporty, stylish, dan dipercaya oleh atlit kelas dunia. Kesan tersebut merupakan salah satu bentuk dari brand persona yang dibentuk oleh berbagai perusahaan untuk melekatkan brandingnya terhadap pelanggan dan audience.
Tentu menjadi impian dari para pemilik bisnis, seperti kamu, untuk dapat menciptakan identitas yang mampu melekat di pikiran banyak orang. Namun, masih ada banyak hal yang harus dipelajari sebelum kamu memutuskan untuk menciptakan sebuah persona untuk merek yang ingin kamu kembangkan. Nah, pada kesempatan kali ini, Akarmula akan membahas lebih dalam tentang brand persona dan kenapa itu penting
Sebelum lebih lanjut membahas tentang brand persona, tentu hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan memahami apa definisinya itu sendiri. Ada beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami secara singkat tentang hal itu.
Dilansir dari 99designs, brand persona adalah penggambaran literal dari sebuah brand ke dalam bentuk personal. Melalui penggambaran tersebut, brand dapat menciptakan wajah, karakteristik, nilai, maupun tone yang khas bagi merek tersebut. Sementara itu, Weebly mendefinisikan brand persona sebagai kepribadian maupun ciri yang ditampilkan oleh brand untuk menghubungkan mereka dengan audience.
Pada dasarnya, brand persona dapat berbentuk orang, karakter, maskot, nama, atau nilai. Bentuk-bentuk tersebut sebelumnya sudah diciptakan oleh pemilik bisnis untuk membawa nilai yang ingin ditonjolkan kepada pasar.
Sebuah perusahaan yang baik pada dasarnya mampu menciptakan persona yang baik apabila target pasar mampu menggambarkan atau mengasosiasikan merek tersebut dengan nilai-nilai tertentu dengan mudah.
Setelah memahami tentang apa itu brand persona, yuk kita kulik lebih dalam lagi kenapa itu penting bagi para pemilik bisnis.
Pernah gak sih ngebayangin kalau brand yang kamu miliki bisa relate dengan pelangganmu? Atau ketika pelangganmu bisa membayangkan brand yang kamu miliki sebagai seorang teman? Atau mungkin saat kamu berhasil membangun ikatan dengan pelangganmu, sehingga menganggap produkmu akan membuat mereka terlihat keren?
Nah, itu tadi sedikit gambaran dari kenapa membangun persona bagi brand itu penting. Hal tersebut dapat membantu sebuah merek dalam berkomunikasi dengan pelanggannya sehingga pelanggan tersebut dapat menghubungkan value yang dia miliki dengan kepribadian suatu brand. Hal ini didukung juga dengan imajinasi pelanggan atas merek yang sebelumnya sudah kamu bangun.
Hubungan tersebut membentuk suatu ikatan emosional antara brand dengan pelanggannya sehingga pelanggan tersebut dapat memproyeksikan apa yang membuat dia makin keren saat menggunakan produk dari suatu brand.
Bayangkan kamu adalah seorang pemilik brand. Kemudian kamu melihat merek tersebut berwujud seseorang yang menjadi teman dekatmu, apa yang kamu lihat dari kesan merek tersebut?
Seperti manusia, brand juga punya karakter yang berbeda-beda. Karakter tersebut tentunya memengaruhi bagaimana anggapan audiences terhadap brand. Tidak jarang, brand juga dengan sengaja menciptakan karakter untuk menanamkan value terhadap audiencenya
Tentu karakter berperan penting terhadap pertumbuhan brand sekaligus menjadi bagian dalam membentuk persona. Kira-kira bagaimana menyisipkan karakter tersebut untuk brand persona kita?
Untuk menjawab itu, kita bisa bangun sebuah personality (kepribadian). Tentu kita semua tahu, personality itu ada beragam. Sama halnya dengan manusia, brand juga memiliki tipe-tipe kepribadiannya sendiri untuk menunjukkan karakter, atau yang kita kenal sebagai brand personality.
Lalu, kira-kira, apa saja sih tipe-tipe brand personality yang ada?
Nah, dari personality ini lah kita bisa menyisipkan sisi humanis dalam brand persona yang ingin kita bangun.
Banyak pemilik bisnis yang merasa bahwa membangun persona seharusnya dilakukan pertama kali saat membuat bisnis. Tidak sedikit juga yang beranggapan bahwa hal tersebut dibentuk setelah beberapa tahun setelah brand mulai berjalan. Jadi, kira-kira kapan sih waktu yang tepat untuk membentuk brand persona?
Untuk mengetahui kapan waktu yang tepat bagi pemilik bisnis dalam membentuk brand persona, ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelumnya.
Hal pertama yang dilakukan adalah dengan mengembangan brand strategy yang matang untuk membentuk cerita yang dimiiki sebuah brand dan apa yang ingin kamu tawarkan kepada pasar. Memahami merek yang kamu miliki merupakan langkah penting sebelum membentuk brand persona.
Selanjutnya, kamu menentukan apa sih brand personality yang dimiliki oleh brand? Dengan membangun brand personality berdasarkan tipe-tipe yang sudah kita bahas sebelumnya, kamu dapat menggambarkan apa karakter dari brand yang sedang kamu bangun.
Ketiga, kamu dapat melihat bagaimana hubungan antara brand dengan pelangganmu selama ini. Karena, persepsi yang dimiliki pelanggan juga dapat membentuk sebuah brand loh. Nah untuk melihat hubungan tersebut, brand harus mampu mengetahui apa perannya di dalam kehidupan para pelanggannya. Pasti ada satu peran atau persepsi dari berbagai pelanggan yang mendefinisikan keberadaan brand.
Setelah kamu melewati berbagai langkah tersebut, kamu dapat mengombinasikan semuanya ke dalam sebuah brand persona. Singkatnya, kamu membangun brand persona pada saat merek yang kamu miliki sudah berjalan dan menjalin hubungan dengan konsumen.
Salah satu pertanyaan yang mungkin sudah kamu pikirkan hingga saat ini adalah “bagaimana itu bisa membantu bisnis saya?” Tentu setelah menyimak pembahasan terkait brand persona, kamu mungkin penasaran kenapa ini menguntungkan jika diterapkan.
Oke, bayangkan jika pelangganmu membentuk persepsi terhadap brand, tetapi persepsi yang mereka bangun berbeda jauh dengan value yang kamu miliki. Apakah brand ingin tetap bertahan dengan persepsi seperti itu? Tentu tidak.
Mengembangkan persona sendiri dapat membantu sebuah merek untuk mengeksplorasi kepribadian yang dimilikinya dan ingin menjadi apa di depan para pelanggan. Pada saat brand mampu menemukan jati dirinya, mereka dapat membentuk cara komunikasi yang tepat dengan pelanggannya. Melalui cara tersebut, tentu brand dapat membangun kepercayaan dengan pelanggan sehingga dapat meningkatkan worthiness.
Alasan paling penting dari kenapa merek yang kamu kembangkan harus memiliki persona adalah agar dapat membantu bisnismu adalah karena suatu bisnis membutuhkan wajah untuk menjalin hubungan tidak hanya dengan pelanggan, tetapi juga audience. Sebuah brand persona dapat membantu brand yang kamu miliki agar tampil lebih menonjol dan berbeda dibandingkan kompetitor. Melalui hal tersebut, audience dapat dengan mudah mengidentifikasi brand yang kamu miliki sehingga memudahkan brand dalam menjalin hubungan.
Menjalin hubungan antara brand dengan audience ini sangat penting, karena dengan membangun hubungan, audience dapat terikat dengan brand. Keterikatan tersebut yang memudahkan brand dalam menjual produknya.
Tidak hanya itu mengembangkan persona juga bermanfaat untuk membangun loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Hal ini pelanggan merasa intim dengan merek tersebut sehingga membuat perusahaan menjadi bagian dari diri mereka sendiri. Selain itu, hal ini juga yang membentuk keterikatan seumur hidup antara brand dengan pelanggan sehingga membangun loyalitas.