Psikologi warna dalam branding emang benar-benar bekerja, ya? Nggak sedikit dari kita yang kerap menggunakan warna-warna tertentu untuk memunculkan kesan tertentu.
Tahu kah kamu, ada warna yang secara umum memiliki makna yang kita sepakati secara universal. Tapi ketika kita tengok secara lebih dalam, ternyata ada budaya tertentu yang memiliki arti berbeda pada sebuah warna.
Untuk itu, menerapkan psikologi warna dalam branding tentu tidak bisa asal-asalan. Bagaimana sebaiknya kita menerapkan teori tersebut? Yuk, kita bahas.
Ketika mendengar nama McDonald’s, pasti kita langsung ingat dengan warna merah dan kuning. Begitu juga kalau kita melihat istilah “Marketplace Orange” dan “Marketplace Hijau”. Kita langsung tahu bahwa yang dimaksud dengan si Orange itu adalah Shopee, dan si Hijau adalah Tokopedia.
Ini adalah bukti bahwa warna sangat melekat dengan sebuah brand. Tentunya pemilihan warna ini nggak asal-asalan. Ada latar belakang kenapa warna tersebut digunakan secara konsisten dalam membangun brand-brand yang kita kenal.
Psikologi warna dalam branding adalah sebuah penerapan teori tentang bagaimana warna dapat memengaruhi cara pandang kita terhadap suatu brand tertentu. Pada tahap ini, emosi dan kondisi psikologi kita dirangsang untuk memperkuat persepsi. Dengan warna pula, pelanggan akan bisa menafsirkan kesan apa yang ingin disampaikan oleh brand tersebut.
Memahami tentang psikologi warna berarti kita selangkah lebih maju untuk mencapai salah satu goals branding, yaitu membentuk persepsi untuk mendorong perilaku konsumen.
Hal ini disebabkan oleh karakter dasar warna yang merupakan salah satu aspek visual paling mendasar dalam urutan kognisi manusia. Ini membuat warna menjadi sangat dekat dengan kita.
Brand yang berhasil memahami psikologi warna dan menerapkannya dengan baik, akan mudah memenangkan hati pelanggan.
Pelanggan akan ingat dengan brand kita bahkan hanya dengan melihat warna secara sekilas. Bahkan, kedekatan warna dan brand membuat kita melabeli warna tersebut adalah milik brand tertentu.
Seperti warna kuning dan merah adalah milik McDonald’s, warna Orange adalah Shopee, warna Hijau adalah Tokopedia, warna Biru adalah Traveloka dan lain sebagainya.
Seperti dikatakan di awal, bahwa warna itu punya karakternya masing-masing. Setiap warna akan mewakilkan emosinya sendiri. Jadi, perlu perhitungan yang matang dalam menentukan warna yang cocok untuk karakter brand kita.
Ada beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk bisa menentukan warna terbaik. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Memilih warna untuk brand makanan akan berbeda prosesnya dengan ketika memilih warna untuk brand pakaian.
Jika brand pakaian kita bisa memilih warna dominan hitam untuk menunjukan kesan maskulin dan keren, warna hitam pada industri makanan akan memberi kesan menyeramkan.
Ini adalah gambaran awal pentingnya menyesuaikan warna dengan jenis brand yang kita bangun.
Setiap brand itu pasti punya kepribadian masing-masing. Ada yang ingin menyampaikan perasaan ceria, ada yang ingin jadi sangat bersahabat, ada pula yang ingin menjadi brand eksklusif dan premium. Semua kesan itu bisa diwujudkan dengan memilih warna yang tepat.
Tapi ingat, saat menerapkan psikologi warna dalam branding sebaiknya kita melakukan pengecekan ulang pada kultur setempat. Apakah warna tersebut bertentangan atau tidak dengan apa yang diyakini oleh segmentasi market yang akan kita tuju.
Selain perlu disesuaikan dengan brand, warna juga perlu mewakili target audiens. Pemilihan warna dengan target audiens anak-anak tentu akan sangat berbeda dengan brand yang punya target audiens dewasa.
Pilihlah warna yang dekat dengan audiens kita, agar mereka lebih mudah mengenali keberadaan brand yang kita jalankan.
Dalam psikologi warna untuk brand, merah sering diartikan sebagai sosok yang kuat, berani, dan hangat. Biasanya warna merah dipakai oleh brand yang ingin membangun keceriaan dan kedekatan (intim) dengan pelanggan secara bersamaan.
Beberapa brand yang menggunakan warna dasar merah adalah Netflix dan Coca-Cola.
Banyak brand memilih warna hitam untuk menjadi karakteristiknya. Apalagi dengan trend minimalis yang sedang naik daun ini.
Warna hitam dapat menunjukan kesan mewah, tegas, profesional, dan kredibel. Brand yang menggunakan warna hitam biasanya ingin dinilai sebagai brand yang mewah dan berkualitas tinggi.
Contoh brand dengan warna dominan hitam adalah Apple dan Adidas.
Warna putih jika digunakan untuk brand akan menunjukan kesan bersih, simpel, dan anggun. Pada praktiknya, warna putih sering disejajarkan dengan warna yang lebih kuat seperti hitam dan merah. Hal ini untuk menunjukan bahwa brand memiliki sisi kuat dan sisi yang simpel secara bersamaan.
Brand yang tampil menawan dengan warna putih adalah Uber.
Warna kuning sering digunakan oleh brand yang identik dengan anak-anak. Meskipun bisa juga digunakan dalam brand yang lain. Hal ini disebabkan karena warna kuning dapat merepresentasikan kesan kehangatan, kegembiraan, dan kejelasan.
Biasanya, orang memilih warna kuning untuk menarik perhatian pelanggan. Kesan mencolok namun tetap bersahabat yang dimiliki warna kuning sangat cocok untuk melakukan hal itu.
Beberapa brand yang identik dengan warna kuning adalah McDonald’s, National Geographic, dan Waroeng Steak & Shake.
Karena warna orange merupakan hasil percampuran dari kuning dan merah, maka sifat yang dibawa pun juga masih mirip yaitu kehangatan dan kekuatan. Namun, dari sisi psikologi, warna orange sebenarnya identik dengan kegaduhan.
Inilah yang menjadi alasan warna orange sering digunakan untuk brand yang selalu ingin diingat dan menarik perhatian.
Brand yang menggunakan warna orange adalah Shopee.
Warna biru adalah warna yang cukup sering digunakan oleh brand-brand ternama. Pemilihan warna ini sangat dekat dengan karakter biru yang mampu menampilkan kesan cerdas, profesionalitas, kepercayaan diri, bahkan menjadi simbol kekuatan.
Beberapa brand ternama yang menggunakan warna biru adalah Telegram, Twitter, Paypal, Traveloka, dan lain sebagainya.
Penggunaan warna coklat banyak ditemui pada brand-brand makanan. Hal ini tercermin dari karakter warna coklat yang hangat, bersahabat, klasik, namun tetap terlihat menawan dan berani.
Brand yang memilih warna coklat sebagai warna dominan adalah M&M's dan Dreyer’s.
Warna hijau merupakan salah satu warna yang fleksibel untuk digunakan oleh berbagai jenis brand. Mulai makanan hingga transportasi bisa menggunakan warna hijau. Hal ini disebabkan oleh karakter warna hijau yang bersifat menenangkan, menyegarkan, kedekatan dan keseimbangan.
Beberapa brand yang menggunakan warna hijau adalah Starbuck, Tokopedia, Gojek, Grab, dan Spotify.
Setelah tau kalau setiap warna itu punya makna yang berbeda, lalu warna apa nih yang cocok untuk brand kamu?