Ngembangin visibilitas secara online udah harus banget. Tapi, itu bukan satu-satunya touchpoint dalam branding yang perlu kamu fokusin. Ada salah satu aspek dalam branding yang ngga kalah penting, yaitu brand collateral. Kenapa? Karena brand collateral bantu sebuah brand menjaga konsistensi identitas & bikin beda dari yang lain. Sekarang, mari kita bahas pentingnya brand collateral (5 menit aja cukup).
Key Takeaways:
Brand collateral secara ringkasnya adalah sekumpuluan aset fisik maupun digital yang perannya membantu merepresentasikan identitas sebuah brand—plus point pentingnya adalah menjaga kesan/experience yang konsisten.
Contohnya, packaging, brosur, kartu nama, katalog, company profile, media kit, merchandise, & banyak lagi yang mungkin kamu sering temui.
Nah, semua contoh tadi harus kohesif. Ngga boleh tuh, ada yang belang atau kurang konsisten secara style guide satu sama lain, atau terlalu jauh sama brand identity yang mau dibangun.
Tidak semua brand collateral yang "bagus" secara visual otomatis efektif. Perlu bener-bener dipikirin bia ngga terjebak ke kesalahan-kesalahan mendasar yang mengganggu konsistensi, pesan, & bahkan trust. Berikut beberapa kesalahan paling umum yang sering dilakukan:
Tanpa pedoman visual yang jelas, setiap materi collateral bisa terlihat seperti buatan brand yang berbeda.
Desain logo dipasang sembarangan, warna tidak konsisten, dan tone of voice berubah-ubah tergantung desainer atau malah brand owner sendiri yang masih kebingungan.
Akibatnya? Brand jadi kehilangan identitas visual yang seharusnya dibangun secara kuat dan berulang.
Brosur penuh teks, desain sosial media terlalu ramai, atau katalog yang memuat terlalu banyak informasi tanpa hirarki.
Terlalu banyak elemen justru mengacaukan fokus audiens.
Alih-alih informatif, collateral seperti ini justru membingungkan dan melelahkan untuk dibaca.
Desain yang appealing belum tentu komunikatif.
Brand sering terjebak membuat materi yang indah secara visual tapi gagal menyampaikan pesan inti—padahal, fungsi utama collateral adalah menyampaikan nilai brand secara jelas dan tepat sasaran.
Desain yang efektif adalah gabungan antara estetika dan strategi komunikasi.
Apa yang cocok untuk cetak belum tentu cocok untuk digital.
Desain presentasi, misalnya, tidak bisa disamakan dengan desain poster Instagram. Font terlalu kecil, rasio salah, atau konten jadi tidak terbaca karena medium-nya diabaikan.
Brand collateral harus adaptif, bukan hanya “cantik”.
Bukan hanya enak dilihat, tapi juga berfungsi secara strategis. Berikut beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan:
Sebelum mendesain materi apapun, pastikan fondasi identitas brand sudah kokoh. Ini mencakup:
Semua collateral akan berakar dari identitas ini, jadi kejelasan awal sangat menentukan kekuatan akhir.
Brand guideline berfungsi sebagai kompas visual dan verbal. Ngga ada ini, setiap materi bisa “berjalan sendiri” dan membuat brand kehilangan keseragaman.
Pastikan guideline mencakup elemen visual (layout, logo usage, warna, font) dan elemen verbal (tagline, CTA, gaya bahasa).
Setiap jenis collateral punya tujuan dan audiens yang berbeda.
Pahami konteks, lalu sesuaikan desain dan narasinya agar tepat guna.
Komunikasi efektif terjadi ketika apa yang dibaca dan dilihat menyampaikan pesan yang sama.
Collateral harus bisa digunakan di berbagai format—dari kartu nama, website, hingga presentasi digital.
Desain yang terlalu rigid akan sulit diadaptasi & brand ngga konsisten.
Solusinya: buat sistem desain modular yang bisa dipecah dan dikembangkan sesuai kebutuhan platform.
Ngembangin visibilitas online memang penting, tapi jangan berhenti di situ aja. Brand collateral yang solid bisa jadi pembeda—bukan cuma jadi lebih profesional, tapi juga menjaga konsistensi & memperkuat kepercayaan audiens.
Jadi, kalau kamu serius mau bangun branding jangka panjang, pastikan setiap detail visual & materi pendukung brand kamu—dari desain katalog sampai kartu nama—nggak asal-asalan.
Karena yang kelihatan kecil, justru sering jadi hal yang paling ngaruh.
Brand yang rapi, konsisten, & punya visual yang kuat lebih gampang diingat dan lebih dipercaya.