Sekadar punya landing page tidak menjamin bisnismu lebih bisa “jualan”. Tips menulis landing page berikut bisa kamu cobain agar landing page kamu bisa membantu proses jualan bisnismu.
Key Takeaways
Saat membangun bisnis, tugas terberat biasanya adalah menjual produk atau layanan yang sudah kita buat. Salah satu media untuk jualan yang dipercaya efektif memberikan informasi lengkap terkait bisnis kita adalah landing page.
Jika konten media sosial saat ini sering diglorifikasi sebagai media utama yang paling penting untuk digunakan, landing page tidak bisa kamu kesampingkan begitu aja.
Coba bayangkan, berapa banyak informasi yang bisa dimuat oleh sebuah konten sepanjang 10 slide di Instagram?
Berapa banyak orang yang akan tahan melihat video yang durasi lebih dari 1 menit tentang bisnis kita di TikTok?
Berapa orang yang ingin membaca artikel ratusan kata tentang informasi padahal yang dia butuhkan adalah informasi konkret tentang produk atau layanan yang bisnis kita punya?
Untuk mengisi berbagai celah di sana, landing page adalah jawaban tepat yang mungkin sedang kamu cari.
Mari refresh ingatan kita soal apa itu sebenarnya landing page.
Landing page adalah halaman khusus yang dibuat untuk tujuan menjual produk atau layanan kita dengan media website.
Artinya, tujuan utama adanya landing page adalah untuk menjual.
Kalau kita tarik ke belakang tentang proses menjual, ada funnel marketing yang harus kita pahami agar proses menjual ini bisa benar-benar sampai di tahap pembelian bahkan mencapai level retensi atau mendapatkan loyalis.
Nah, untuk melewati semua funnel marketing itu, tidak mungkin isi sebuah landing page hanya tentang “Ayo beli”. Tidak akan ada orang yang tiba-tiba membeli sesuatu hanya karena diminta untuk membelinya.
Sebuah landing page harus mampu membangun “rasa butuh” di benak konsumen.
Bagaimana caranya?
Yuk, lanjut ke bagian artikel selanjutnya.
Sebelum kita masuk ke tips dan trik cara menulis landing yang baik dan benar, ada beberapa hal yang business owner harus lakukan agar dalam proses pembuatan landing page bisa lebih menjual.
Kita kembali ke tujuan utama adanya landing page. Menjual.
Pesan menjual ini tidak sesimpel meminta orang untuk membeli. Pesan yang sesungguhnya, artinya kita memberikan alasan yang jelas kepada orang untuk memiliki produk atau layanan yang sedang bisnismu tawarkan.
Kata kuncinya ada di alasan yang jelas. Untuk mendapatkan hal ini, pesan dari bisnismu harus jelas terlebih dahulu.
Adanya alasan ini tentu tidak bisa kamu lepaskan dari adanya kebutuhan.
Ingat, terjadinya sebuah transaksi karena bertemunya supply dan demand.
Jika bisnismu adalah sebuah supply yang baik setelah menemukan pesan yang jelas, maka tugasmu berikutnya adalah mempertemukan supply (bisnismu) ini dengan demand.
Demand atau kebutuhan ini tidak lain datang dari calon konsumen bisnismu. Untuk memberikan supply yang tepat, bisnismu tentu harus mengerti demand yang ada.
Untuk mendapatkannya, kamu dan bisnismu perlu mempelajari audience yang kamu targetkan dengan baik dan mendalam.
Mendalam di sini tidak sekadar kamu tahu bahwa orang butuh minum, tapi kamu tahu minuman apa yang dia sukai, kapan mereka membutuhkan minuman itu, dan lewat pendekatan seperti apa sehingga orang mau membeli minuman itu dari kamu.
Terlihat sulit, tapi inilah kewajiban yang harus dilakukan oleh business owner agar channel marketingnya, terutama landing page bisa membantu proses penjualan.
Akhirnya kita masuk pada pembahasan inti artikel ini, Akarmula harap ketika kamu mencapai bagian ini, kamu telah menyelesaikan “tugas” pada dua sub bab sebelumnya.
Stay Strong Business Owner!
Sebelum berbicara tentang landing page yang baik dan benar, kita harus sepakat tentang apa itu baik dan benar yang sedang dibicarakan di sini.
Baik dan benar yang kita bicarakan tentu saja tentang efektifnya landing page ini sesuai dengan tujuannya.
Ingat, tujuan landing page adalah memberikan informasi mendalam terkait produk atau layanan yang bisnismu tawarkan sehingga membuat orang yang sebelumnya “buta” tentang bisnismu menjadi ingin segera memiliki produk atau layanan yang kamu tawarkan.
Bahkan jika kamu benar-benar berhasil memaksimalkan potensi landing page, pelanggan yang sudah membeli akan menjadi evangelist yang siap mempromosikan produk atau layananmu ke setiap orang yang dikenalnya.
Sudah sepakat tentang apa itu baik dan benar pada landing page?
Jika sudah, maka pembahasan pada bagian berikutnya akan menarik untuk kamu baca.
Berikut ini adalah tips dan trik yang telah Akarmula kumpulkan dari berbagai sumber tentang bagaimana sebuah landing page ini bisa menjadi “tim sales” yang baik untuk bisnismu.
Apa itu skimmable? Bacaan yang memudahkan orang melakukan skimming.
Ada beberapa teknik membaca yang bisa dijadikan rujukan tentang bagaimana orang akan membaca sebuah landing page.
Seperti yang kita tahu, teknik membaca terdiri dari scanning, skimming, hingga active reading.
Jika bicara soal landing page, teknik yang secara bawah sadar sering digunakan kebanyakan orang adalah skimming.
Kenapa demikian?
Harus kita sadari bahwa orang mau meluangkan waktu mengunjungi landing page kita artinya adalah orang-orang yang sudah memiliki sedikit rasa tertarik pada produk atau layanan kita. Namun, mereka belum terlalu yakin untuk melakukan pembelian.
Artinya, ketika mengunjungi sebuah landing page, orang akan menaruh perhatian lebih dalam ketimbang scanning.
Maka dari itu, membuat landing page yang skimmable adalah syarat utama yang harus kamu lakukan saat menulis landing page.
Landing page-mu sudah skimmable, apa selanjutnya?
Agar perhatian pembaca makin bisa kita tarik, pada beberapa titik di landing page harus ada “magnet” yang membuat mata pembaca berhenti sejenak untuk menyerap informasi landing page kita.
Cara paling efektif adalah dengan melemparkan sebuah pertanyaan di sela-sela banyaknya informasi yang kita berikan melalui landing page.
Apa kamu sudah paham?
Salah satu contohnya seperti kalimat di atas, ketika kamu membaca kalimat itu, secara otomatis kamu akan meluangkan sekian detikmu untuk menjawab tulisan di atas, bukan?
Itulah mengapa membuat “percakapan singkat” di beberapa titik pada landing page-mu membantu orang lebih tertarik saat membacanya.
Oke, percakapan singkat memang membuat orang lebih tertarik, tapi apakah hanya percakapan singkat tanpa arti bisa membuat orang tertarik?
Sama halnya dengan kamu yang terus membaca isi dari artikel ini. Ketika orang ingin kamu buat terus membaca landing page-mu, maka topik bahasan atau penawaran yang kamu berikan harus sesuai dengan personality pembaca landing page-mu.
Bagaiamana caranya?
Cara yang paling simpel adalah dengan membuat persona tentang siapa target pembaca yang ingin kamu tarik. Langkah ini akan jauh lebih mudah jika kamu sudah mengenali audience-mu dengan lebih baik (baca kembali sub bab Memahami Audience dengan Mendalam)
Mari kita reka ulang kenapa akhirnya kamu bisa membaca artikel ini?
Apakah kamu menemukan artikel ini dari akun Instagram Akarmula?
Link yang dikirim teman?
Atau mengetikkan keyword di Google?
Apa pun jalurnya, ada satu hal yang pasti membuat kamu membaca artikel ini hingga bagian ini.
Ya benar, JUDUL.
Judul atau headline merupakan sebuah komponen penting pada landing page. Headline adalah kesempatan pertamamu untuk menarik orang agar mau membaca kelanjutannya.
Akarmula yakin, kamu membaca hingga bagian ini awalnya juga karena membaca judul artikel yang menurutmu bisa membantu kamu untuk bisa menulis landing page dengan lebih baik, bukan?
Tidak ada yang tahu pasti bagaiamana sebuah headline akan menarik pembaca, tapi jika kamu ingin mendapat tips agar kamu bisa membuat headline yang lebih “nonjok”, ketahui pain point terdalam target market yang kamu incar dan pastikan produk atau layananmu adalah jawaban dari pain point itu.
Pada tips-tips sebelumnya kita telah memahami dua hal.
Satu, orang memiliki waktu yang terbatas untuk membaca landing page.
Dua, orang membaca landing page karena berharap menemukan solusi atas masalah mereka.
Setelah mengetahui dua hal ini, jangan sampai kamu menunda orang untuk mendapatkan solusinya sesegera mungkin.
“Lalu kenapa landing page isinya panjang-panjang?”
Kalau kamu cermati, walaupun landing page cukup panjang, setiap beberapa detik kamu membaca akan ada tombol untuk “beli sekarang” yang muncul di beberapa titik.
Hal ini dimaksudkan agar orang yang sudah yakin setelah membaca sekian bagian informasi tentang produk atau layanan kita bisa segera melakukan pembelian.
Nah, informasi lainnya di landing page digunakan untuk meyakinkan orang yang masih belum yakin.
Jika mau disimpulkan, pembelian seseorang atas sebuah produk atau layanan adalah karena orang itu mengerti bahwa produk atau layanan ini bisa membuat hidupnya menjadi lebih baik.
Untuk itu, saat membuat landing page, jangan berhenti pada sebuah fitur.
Contoh paling tepat adalah pemilihan diksi yang digunakan oleh Apple pada website-nya.
Apple tidak berhenti pada kapasitas Iphone 256GB. Akan tetapi, Iphone memberikan gambaran tentang berapa banyak gambar, lagu, dokumen, video, dsb yang bisa kamu simpan hanya dalam genggaman.
Agar orang semakin tertarik pada produk atau layanan yang kamu tawarkan, berikan gambaran perubahan baik apa yang akan dia rasakan setelah menggunakan produk atau layananmu.
Berdasarkan survei yang dilakukan Nielsen, 92% konsumen percaya pada ulasan dari pelanggan yang tidak mereka kenal secara pribadi, dan 70% konsumen cenderung membeli produk atau layanan berdasarkan ulasan positif yang mereka lihat.
Dari sini sudah jelas jika ingin landing page-mu lebih efektif, maka mencantumkan testimoni kepuasan pelanggan adalah sebuah kewajiban.
Selain testimoni, seperti yang sudah disinggung pada sub bab sebelumnya tentang “jawaban”. Landing page-mu harus memberikan “perintah” melalui Call to Action (CTA) dengan jelas agar orang tahu apa yang harus mereka lakukan setelah membaca semua informasi di landing page-mu.
Apakah kamu sudah memiliki gambaran tentang bagaimana cara menulis landing page yang lebih menjual?
Jika kamu ada pertanyaan atau ingin diskusi lebih dalam dengan Akarmula soal ini, kamu bisa memanfaatkan KONSULTASI GRATIS selama 60 menit penuh bersama kami.
Jadwalkan konsultasimu sekarang!