fbpx

Bagaimana Proses Menyusun Brand Strategy untuk Sebuah Brand?

February 7, 2025

"Gimana sih proses menyusun brand strategy?" Rasanya pertanyaan tentang akan selalu jadi yang selalu muncul dari tahun ke tahun. Sebagian mungkin mengira kalau dengan bikin logo aja udah kelar, tapi itu beneran cuma sepucuk dari ice-berg yang di bawahnya ada segudang hal yang menjadi pondasinya. 

Di artikel ini akan kita bahas gambaran step-by-step proses menyusun brand strategy. Setiap stepnya punya peranannya sendiri yang akan membantu kamu membangun strategi yang tepat. Yuk, kita mulai stepnya dari awal!

Proses Menyusun Brand Strategy

Tanpa banyak basa-basi, mari kita bahas proses demi prosesnya sekarang!

1. Berangkat dari Ide Kasar

Setiap brand dimulai dari gagasan awal. Kamu bebas berangan tentang seperti apa brand yang ingin dibangun—mulai dari identitas, pesan, hingga pengalaman yang ingin diberikan kepada audiens. Jangan takut mengeksplorasi ide-ide besar dan unik.

Ada baiknya, kamu berangkat dari pertanyaan-pertanyaan besar dalam brand strategy. Pertanyaan besar itu biasanya merangkum How, What, Why—atau yang akrab disebut oleh Simon Sinek sebagai The Golden Circle.

Namun, ide saja tidak cukup. Pastikan setiap asumsi yang kamu buat diuji dengan data yang kuat. Dengan begitu, brand yang kamu bangun tidak hanya menarik di atas kertas, tapi juga relevan dan tepat sasaran.

2. Research Audience 

Mungkin kamu punya ide yang mantab, tapi soal “siapa yang kita layani” ini brand owner kudu bener-bener paham.

Memahami audiens bukan cuma soal demografi, pahami pola pikir, preferensi, dan kebiasaan audiens. Apa yang memengaruhi keputusan mereka, dan masalah yang mereka hadapi.

Kalau bisa beneran paham, kamu ngga akan kesusahan gimana caranya bikin brandmu terhubung ke mereka.

Target audience sendiri juga dibagi ke dalam beberapa jenis. Apa aja jenisnya? Mari kita bahas!

  • Localized audience: Orang-orang yang berlokasi di area tertentu.
  • Early adopters: Orang-orang yang mau mencoba atau membeli sebuah produk saat produknya diluncurkan.
  • Competitors’ customer: Audience yang saat ini menggunakan produk dari kompetitior.
  • Influencers: Audience yang bakal merekomendasikan produk ini ke target audience lain.
  • Previous customers: Ini merupakan pelanggan yang sudah membeli produkmu sebelumnya.

Pembahasan soal menentukan audience ini kamu bisa baca lebih detail di halaman ini.

3. Research Competitor

Setelah tahu siapa audiens kamu, langkah berikutnya adalah melakukan riset kompetitor. Kenapa ini penting? Karena dengan mengetahui apa yang sudah dilakukan kompetitor, kamu bisa menemukan celah atau peluang yang belum dimanfaatkan, serta belajar dari kesalahan atau keberhasilan mereka.

Riset kompetitor memungkinkan kamu untuk memahami strategi mereka, melihat apa yang berhasil, dan apa yang kurang efektif. Dari sini, kamu bisa menyesuaikan dan memperkuat strategi brand kamu agar lebih menarik dibandingkan pesaing.

Ada beberapa cara riset yang efektif:

  • Identifikasi Kompetitor
    Pada dasarnya, kompetitor itu dibagi dua, kompetitor langsung dan tidak langsung. Kompetitor langsung itu biasanya punya jenis produk yang serupa dengan bisnismu bahkan bisa menggeser brandmu karena memiliki kesamaan target pasar. 

    Sementara, kompetitor tidak langsung menawarkan produk yang berbeda, tetapi memiliki demografi konsumen atau menyelesaikan masalah yang sama. 

  • Cari Tau Keunggulan Produk & Strategi Harga 
    Melalui ini, kamu jadi punya dua insight. Pertama, kamu tahu celah pasar apa yang kompetitor belum penuhi tetapi bisa kamu isi. Selanjutnya, kamu juga paham apa sih Unique Selling Points dari produkmu dibandingkan kompetitor yang bikin konsumen loyal sama brandmu.

  • Liat Marketing Strategynya
    Kamu perlu menganalisis bagaimana mereka mempromosikan produknya, media apa saja yang mereka gunakan untuk mempromosikan produknya. Apa yang bisa diadaptasi? Apa yang bisa dipelajari?

    Selengkapnya kamu bisa baca lebih detail di artikel ini.
4. Menentukan Brand Positioning 

Brand positioning itu tentang gimana brand-mu dikenal dan diingat oleh audiens. Bukan cuma soal eksis, tapi juga menonjol di antara kompetitor.

Dengan positioning yang kuat, brand-mu punya tempat spesial di benak konsumen entah karena harga, kualitas, atau keunikan lain. Strategi ini bisa dibangun lewat berbagai aspek, mulai dari fitur produk, cara pemasaran, hingga pengalaman pelanggan.

Tanpa positioning yang jelas, brand-mu bisa jadi biasa aja di mata konsumen. Tapi kalau strateginya tepat, brand-mu bakal lebih mudah diingat dan jadi pilihan utama.

5. Personality Creation

Berikutnya ada personality creation, disini adalah proses kamu untuk membuat brandmu terasa hidup dengan membentuk karakter. Ini akan mempengaruhi bagaimana brand kamu berkomunikasi dan membangun hubungan dengan audiens. Mau brand kamu terlihat ramah, profesional atau humoris?

Kamu bisa menggunakan brand archetypes untuk membantu menentukan karakter yang tepat, apakah brand kamu terasa seperti pahlawan, penghibur, atau seorang guru. Dengan karakter yang kuat dan autentik, brand kamu akan lebih mudah diterima dan dikenali oleh audiens.

Cara membuat brand menjadi hidup sudah dirangkum Akarmula step-by-stepnya. Kamu bisa download FREE di sini.

6. Brand Identity Creation

Brand identity itu lebih dari sekadar logo atau desain, tapi ini tentang bagaimana membangun identitas brand di kepala mereka. Ini mencakup kepribadian, apa yang brand tawarkan, keyakinan yang dipegang, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Semua ini harus tercermin dalam cara kamu berkomunikasi, baik itu secara visual maupun verbal, agar brand kamu punya kesan yang kuat dan positif di mata audiens.

7. Activation

Aktivasi brand adalah kesempatan untuk membawa brand kamu lebih dekat dengan audiens melalui komunikasi yang konsisten dan sesuai dengan karakter brand. Di tahap ini, penting untuk memastikan setiap pesan yang disampaikan benar-benar menggambarkan nilai dan identitas brand.

Aktivasi yang efektif akan membuka peluang interaksi yang lebih dalam dengan audiens dan membangun koneksi yang lebih kuat, sehingga pesan brand bisa diterima dengan baik dan berdampak lebih besar.

Kuncinya adalah semua yang terlibat dalam brand tersebut harus bisa menyuarakan apa yang disuarakan brand.

8. Measurement 

Setelah semua tahapan di atas, saatnya untuk mengukur seberapa efektif strategi yang sudah kamu jalankan. Tanpa pengukuran, sulit untuk mengetahui apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.

Dalam prakteknya, kamu bisa coba lakukan hal-hal ini:

  1. Cek dampak dari setiap aktivasi yang dijalankan
  2. Analisis feedback langsung dari konsumen dan audiens.
  3. Lihat apakah tujuan brand activation tercapai lewat respons pasar.

Dari sini, kamu dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan agar hasilnya lebih optimal di masa depan.

Meski sering dianggap sulit diukur, aktivasi brand sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang tepat dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Proses menyusun brand strategy itu memang panjang. Bukan pekerjaan yang sehari jadi atau cukup dengan bikin logo aja.

Dari ide awal, riset, sampai aktifitas yang pas, semua tahapan ini bikin brand kamu lebih dari sekadar dikenal, tapi juga diingat. Yang penting, jangan berhenti menyesuaikan dengan kebutuhan audiens dan terus berkembang bareng mereka. Dengan gitu, brand kamu bakal tetap relevan dan punya tempat di hati mereka. Jadi, siap untuk mulai langkah pertama dan bikin brand kamu makin berkesan? Let's do it!

More Insights

All Right Reserved © 2025 Akarmula
arrow-down
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram