"Gimana sih proses menyusun brand strategy?" Rasanya pertanyaan tentang akan selalu jadi yang selalu muncul dari tahun ke tahun. Sebagian mungkin mengira kalau dengan bikin logo aja udah kelar, tapi itu beneran cuma sepucuk dari ice-berg yang di bawahnya ada segudang hal yang menjadi pondasinya.
Di artikel ini akan kita bahas gambaran step-by-step proses menyusun brand strategy. Setiap stepnya punya peranannya sendiri yang akan membantu kamu membangun strategi yang tepat. Yuk, kita mulai stepnya dari awal!
Tanpa banyak basa-basi, mari kita bahas proses demi prosesnya sekarang!
Setiap brand dimulai dari gagasan awal. Kamu bebas berangan tentang seperti apa brand yang ingin dibangun—mulai dari identitas, pesan, hingga pengalaman yang ingin diberikan kepada audiens. Jangan takut mengeksplorasi ide-ide besar dan unik.
Ada baiknya, kamu berangkat dari pertanyaan-pertanyaan besar dalam brand strategy. Pertanyaan besar itu biasanya merangkum How, What, Why—atau yang akrab disebut oleh Simon Sinek sebagai The Golden Circle.
Namun, ide saja tidak cukup. Pastikan setiap asumsi yang kamu buat diuji dengan data yang kuat. Dengan begitu, brand yang kamu bangun tidak hanya menarik di atas kertas, tapi juga relevan dan tepat sasaran.
Mungkin kamu punya ide yang mantab, tapi soal “siapa yang kita layani” ini brand owner kudu bener-bener paham.
Memahami audiens bukan cuma soal demografi, pahami pola pikir, preferensi, dan kebiasaan audiens. Apa yang memengaruhi keputusan mereka, dan masalah yang mereka hadapi.
Kalau bisa beneran paham, kamu ngga akan kesusahan gimana caranya bikin brandmu terhubung ke mereka.
Target audience sendiri juga dibagi ke dalam beberapa jenis. Apa aja jenisnya? Mari kita bahas!
Pembahasan soal menentukan audience ini kamu bisa baca lebih detail di halaman ini.
Setelah tahu siapa audiens kamu, langkah berikutnya adalah melakukan riset kompetitor. Kenapa ini penting? Karena dengan mengetahui apa yang sudah dilakukan kompetitor, kamu bisa menemukan celah atau peluang yang belum dimanfaatkan, serta belajar dari kesalahan atau keberhasilan mereka.
Riset kompetitor memungkinkan kamu untuk memahami strategi mereka, melihat apa yang berhasil, dan apa yang kurang efektif. Dari sini, kamu bisa menyesuaikan dan memperkuat strategi brand kamu agar lebih menarik dibandingkan pesaing.
Ada beberapa cara riset yang efektif:
Brand positioning itu tentang gimana brand-mu dikenal dan diingat oleh audiens. Bukan cuma soal eksis, tapi juga menonjol di antara kompetitor.
Dengan positioning yang kuat, brand-mu punya tempat spesial di benak konsumen entah karena harga, kualitas, atau keunikan lain. Strategi ini bisa dibangun lewat berbagai aspek, mulai dari fitur produk, cara pemasaran, hingga pengalaman pelanggan.
Tanpa positioning yang jelas, brand-mu bisa jadi biasa aja di mata konsumen. Tapi kalau strateginya tepat, brand-mu bakal lebih mudah diingat dan jadi pilihan utama.
Berikutnya ada personality creation, disini adalah proses kamu untuk membuat brandmu terasa hidup dengan membentuk karakter. Ini akan mempengaruhi bagaimana brand kamu berkomunikasi dan membangun hubungan dengan audiens. Mau brand kamu terlihat ramah, profesional atau humoris?
Kamu bisa menggunakan brand archetypes untuk membantu menentukan karakter yang tepat, apakah brand kamu terasa seperti pahlawan, penghibur, atau seorang guru. Dengan karakter yang kuat dan autentik, brand kamu akan lebih mudah diterima dan dikenali oleh audiens.
Cara membuat brand menjadi hidup sudah dirangkum Akarmula step-by-stepnya. Kamu bisa download FREE di sini.
Brand identity itu lebih dari sekadar logo atau desain, tapi ini tentang bagaimana membangun identitas brand di kepala mereka. Ini mencakup kepribadian, apa yang brand tawarkan, keyakinan yang dipegang, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Semua ini harus tercermin dalam cara kamu berkomunikasi, baik itu secara visual maupun verbal, agar brand kamu punya kesan yang kuat dan positif di mata audiens.
Aktivasi brand adalah kesempatan untuk membawa brand kamu lebih dekat dengan audiens melalui komunikasi yang konsisten dan sesuai dengan karakter brand. Di tahap ini, penting untuk memastikan setiap pesan yang disampaikan benar-benar menggambarkan nilai dan identitas brand.
Aktivasi yang efektif akan membuka peluang interaksi yang lebih dalam dengan audiens dan membangun koneksi yang lebih kuat, sehingga pesan brand bisa diterima dengan baik dan berdampak lebih besar.
Kuncinya adalah semua yang terlibat dalam brand tersebut harus bisa menyuarakan apa yang disuarakan brand.
Setelah semua tahapan di atas, saatnya untuk mengukur seberapa efektif strategi yang sudah kamu jalankan. Tanpa pengukuran, sulit untuk mengetahui apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.
Dalam prakteknya, kamu bisa coba lakukan hal-hal ini:
Dari sini, kamu dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan agar hasilnya lebih optimal di masa depan.
Meski sering dianggap sulit diukur, aktivasi brand sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang tepat dan berkelanjutan.
Proses menyusun brand strategy itu memang panjang. Bukan pekerjaan yang sehari jadi atau cukup dengan bikin logo aja.
Dari ide awal, riset, sampai aktifitas yang pas, semua tahapan ini bikin brand kamu lebih dari sekadar dikenal, tapi juga diingat. Yang penting, jangan berhenti menyesuaikan dengan kebutuhan audiens dan terus berkembang bareng mereka. Dengan gitu, brand kamu bakal tetap relevan dan punya tempat di hati mereka. Jadi, siap untuk mulai langkah pertama dan bikin brand kamu makin berkesan? Let's do it!