Membangun UMKM sendiri menjadi salah satu tantangan bagi para pemilik bisnis untuk menjaga eksistensinya. Pada 2019, besarnya jumlah UMKM di Indonesia yang mencapai lebih dari 65 juta unit usaha, membuat persaingan antar UMKM dapat dikatakan cukup sengit. Namun, apakah kamu kepikiran untuk menerapkan branding UMKM untuk bisnismu?
Key Takeaways
Ngomongin branding seringkali menjadi dilema bagi para pemilik bisnis UMKM. Ada rumor kalau branding itu mahal, apalagi kalau kita sering lihat berita bikin logo saja bisa sampai keluar ratusan juta. Namun, apakah branding memang semenyeramkan itu?
Kita punya kabar baik nih, branding itu sebenarnya nggak semahal itu kok. Bahkan UMKM saja bisa buat branding dan nerapin berbagai strategi branding yang sesuai dengan kebutuhan.
Di artikel ini kita akan bahas apa saja strategi branding UMKM yang bisa diterapkan buat bisnis kecil yang tentunya nggak bakal bikin boncos sampai nyedot modal banyak. Jadi, pastikan baca artikel ini sampai habis!
Sebelum bahas lebih jauh lagi, mungkin kamu nanya kenapa sih branding itu juga penting buat UMKM? Apakah branding itu hanya untuk perusahaan yang udah besar macam Apple dan McD saja?
Jawabannya, bisnis kecil seperti UMKM juga butuh branding. Pada dasarnya, setiap bisnis yang ada sudah seharusnya memiliki brandingnya sendiri. 78% dari pemilik bisnis kecil bahkan mengakui kalau branding visual berdampak pada pertumbuhan revenue mereka.
Branding itu intinya menempatkan makna yang melekat pada bisnis kita saat orang-orang berinteraksi dengan bisnismu. Dengan branding yang tepat, orang-orang bakal lebih mudah mengenali bisnismu karena lebih menonjol dibandingkan UMKM yang lain.
Nggak cuma itu, branding juga bakal membantu bisnis UMKM lebih diingat oleh konsumen dan dengan mudah merekomendasikannya ke orang lain. Maka dari itu, branding untuk UMKM itu penting kalau kita lihat manfaatnya.
Lalu, apa saja sih strategi branding UMKM yang bisa dijalankan oleh para pemilik UMKM agar bisnisnya semakin menonjol? Tim Akarmula sudah ngumpulin beberapa strategi branding yang bisa diterapkan oleh UMKM.
Strategi pertama yang bisa kamu lakukan dalam branding UMKM adalah dengan menentukan dan membangun brand identity. Dalam branding, membangun brand itu nggak hanya sekadar membuat logo saja.
Branding itu soal menentukan siapa itu bisnismu, value apa yang ingin dibawa, apa visi misi dari bisnismu, dan bagaimana bisnismu bisa menyelesaikan masalah target audiens. Tentunya, identitas ini menjadi sesuatu yang bakal bikin audiens maupun konsumen dapat dengan mudah mengenali bisnismu.
Lewat brand identity, kamu bisa membuat audiens merasakan kehadiran bisnismu. Brand identity juga bakal ngebantu kamu untuk membangun hubungan antara brand dengan audiens dan membentuk brand perception.
Salah satu langkah yang penting untuk menentukan dan membangun brand identity, adalah riset audiens, value brand dan brand purpose, hingga riset kompetitor. Ini penting untuk mencari tahu kenapa brandmu harus ada.
Strategi selanjutnya yang bisa diterapkan adalah untuk membentuk brand story. Brand story ini penting untuk membantu melengkapi brand identity dari bisnis UMKM milikmu.
Biasanya, brand story ini menjawab pertanyaan-pertanyaan, seperti apa sih nilai yang dipercaya oleh bisnismu? Apa pain point yang ingin diatasi oleh produk atau jasa dari brandmu? Bagaimana caranya bisnismu menyelesaikan masalah tersebut? Bagaimana Kamu melihat bisnismu kedepannya?
Setelah membentuk brand story, rangkai cerita tersebut menjadi sesuatu yang dapat menggugah hati target audiens dan bikin mereka relate dengan brandmu.
Selanjutnya, strategi branding UMKM yang bisa diterapkan adalah dengan menuangkan brand identity yang sudah kita bentuk tadi ke dalam bentuk visual identity.
Di tahap ini, kamu bakal lebih sering berkutat dengan desain grafis, dan ini krusial bagi UMKM karena bakal menentukan bagaimana brandmu dipandang oleh audiens.
Ada beberapa visual identity yang setidaknya bisa kamu ciptakan dalam strategi ini, antara lain brand style guideline sebagai patokan bagaimana strategi desain grafis untuk bisnismu di semua channel. Ini bakal memudahkan pekerjaan desainer grafis atau agensi saat membuat desain untuk brandmu.
Selanjutnya adalah logo, logo ini jadi wajah bagi bisnismu dan menjadi hal pertama yang dilihat oleh target pasarmu. Logo juga bakal terpakai terus nih di setiap visual assets. Oleh karena itu, buat logomu berkarakter, bermakna, tetapi mudah diingat oleh target pasar.
Selanjutnya mulai masuk ke visual assets yang lain nih, seperti packaging, desain toko, atau yang lainnya. Pastikan assets ini sejalan dengan brand style guideline yang sudah kamu buat sebelumnya.
Sebagai UMKM, kamu belum tentu memiliki budget marketing yang tinggi agar brandmu dikenal dan dipercaya. Tapi tenang saja, ada cara lain kok untuk mencapai hal tersebut. Caranya dengan content marketing.
Lewat content marketing, Kamu bisa nunjukkin ke audiens kalau kamu ahlinya dalam menangani pain point mereka. Kamu bisa bahas seberapa paham bisnismu terhadap permasalahan tersebut, solusinya, serta cara untuk membuat hidup audiens semakin tenang.
Dengan cara ini, audiens bakal percaya kalau bisnismu memang ahli dan kredibel dalam topik tersebut. Selain itu, ini bakal memperkuat branding dari bisnismu sehingga keberadaan UMKM milikmu lebih terasa di tengah pasar.
Strategi selanjutnya cocok nih kalau bisnismu ingin meraih kepercayaan calon konsumen tetapi juga dapat dikenal oleh orang banyak juga. Caranya, coba jalin kerja sama atau partnership dengan bisnis lain maupun KOL.
Ini bisa kamu lakukan karena jika target audiens mengenal bisnismu lewat brand yang sudah mereka kenal sebelumnya, bisa jadi mereka akan lebih mudah percaya karena mereka telah mengenal brand tersebut.
Apalagi kalau menggunakan KOL. Lewat KOL, target audiens bakal lebih mudah terhubung dengan bisnismu karena keberadaan KOL sebagai human yang lebih relate dengan perasaan target audiens. Ini membuat brandmu lebih mudah diterima oleh target audiens.
Caranya biar strategi bisa diterapkan dengan efektif? Cari brand atau KOL yang bukan kompetitor, tetapi masih bisa nyambung dengan apa yang kamu jual.
Misalnya, kamu jualan cookies nih, kamu bisa bekerja sama dengan coffeeshop untuk menjual produk cookies sebagai teman ngopi. Contoh lain, kamu jualan sepatu lari, coba cari KOL atlit lari atau KOL olahragawan yang bakal menggunakan produkmu.
Kalau kamu ingin menonjol dibandingkan bisnis lain di tengah ketatnya persaingan UMKM, buat bisnismu hadir sebagai “pahlawan” bagi target audiensmu.
Branding itu bukan hanya perihal tentang logo atau nama saja, tetapi juga bagaimana caranya bisnismu bisa nyambung dengan calon konsumen dari brandmu dan apa yang kamu lakukan setelahnya. Yang bakal kamu capai adalah persepsi konsumen terhadap bisnismu nantinya.
Ini bisa dicapai dengan memberikan layanan konsumen yang terbaik, mulai dari tahap awareness sampai advocacy. Memberikan layanan yang terbaik bakal bikin konsumen mendapatkan pengalaman yang positif saat berinteraksi dengan bisnismu.
Dengan pengalaman yang baik, konsumenmu bakal menceritakan hal positif, bahkan menganjurkan bisnismu ke orang lain.
Nggak hanya itu, kamu juga bisa mencari kesempatan untuk meningkatkan pelayananmu dengan meminta feedback dari konsumen tentang apa saja yang harus ditingkatkan. Ini bakal membuat konsumen merasa kalau mereka didengarkan dan dipedulikan oleh bisnismu.