Menciptakan branding yang solid bagi sebuah bisnis tentunya membutuhkan effort yang lebih. Nggak cuma sekadar mengandalkan bikin konten kreatif atau selling sana sini. Tahapan branding perlu dilakukan agar kamu dapat membangun branding bisnismu dengan tepat.
Tahapan branding sendiri merupakan kombinasi dari berbagai aspek, mulai dari riset, strategi, manajemen proyek, dan tentunya kreativitas. Lalu, bagaimana tahapan branding yang benar bagi bisnis? Akarmula akan mengulas tentang tahapan branding untuk bisnismu. Yuk disimak!
Sebelum terlalu jauh, mungkin kita balikin ke pertanyaan dasar, "sepenting apa sih, branding?” Bagi sebagian pemilik bisnis, mereka mungkin berpikir kalau selling is the king. Maka dari itu, kita sering mendengar bahwa yang penting itu hanya berfokus pada marketing dan selling. Namun, marketing dan selling gak bisa berjalan sendiri tanpa branding.
Branding bagi sebuah bisnis itu ibarat nafas dan jiwanya. Tanpa branding, sebuah brand belum tentu bisa menerapkan strategi marketing secara efektif. Oleh karena itu, branding menjadi patokan bagi bisnis dalam melakukan komunikasi maupun pemasaran produknya.
Faktanya, 88 persen konsumen setuju bahwa branding yang otentik adalah faktor penentu bagi mereka saat memilih dan menggunakan produk yang mereka inginkan. Konsumen nggak hanya ingin bisnis yang ngeluarin produk saja, tetapi mampu tampil secara otentik melalui branding.
Maka dari itu, branding jauh lebih penting dari yang dipikirkan. Terlebih, branding nggak hanya sekadar logo dan warna brand saja, tetapi juga menjadi keseluruhan identitas bagi sebuah brand sekaligus memberikan kepribadian untuk bisnis yang dibangun.
Posisi branding bagi sebuah brand semakin penting dengan adanya media sosial. Melalui media sosial, brandmu dapat menjangkau pasar potensial yang lebih luas. Sebaliknya, audiences yang kamu miliki juga bakal terpapar dengan banyak brand baru setiap waktu.
Kalau brandingmu nggak kuat, audiences bakal kabur ke kompetitor yang lebih menarik. Keberadaan media sosial tentu membuat kompetisi semakin ketat dalam memperebutkan audiences yang sama. Maka branding yang tepat bakal buat kamu menonjol di tengah kompetisi.
Lalu, bagaimana cara untuk membentuk branding yang tepat? Ada enam tahapan branding yang bisa kamu terapkan untuk membentuk branding bisnis yang kuat.
Pada dasarnya, ada enam tahapan branding yang bisa kamu tiru agar brandmu makin dikenal. Mulai dari melakukan riset, menentukan strategi yang tepat, bangun brand identity, pilih channel branding yang efektif, bentuk pesan branding yang konsisten, dan jalankan kampanye.
Nah, Akarmula bakal bahas lebih lanjut dari keenam tahapan branding tersebut.
Tahapan branding yang harus kamu lakukan pertama kali adalah dengan melakukan riset branding. Riset ini penting karena kamu harus mengetahui posisi brandmu saat ini dan menentukan mau dibawa kemana bisnismu kedepannya agar optimal.
Riset branding ini nggak serta merta langsung riset kompetitor, tetapi kamu perlu memahami terlebih dahulu visi dan misi perusahaan. Nggak cuma itu, kamu juga perlu melakukan riset untuk memahami target pasar, value, dan analisis SWOT.
Kamu juga bisa mencari insight dengan melakukan survei terhadap audiences, konsumen, atau bahkan karyawanmu. Melalui survei tersebut, kamu dapat memahami pandangan mereka tentang brand yang kamu miliki dan kenapa mereka memilih produkmu.
Setelah itu, kamu bisa melakukan audit terhadap aset brand yang kamu miliki, mulai dari logo, warna brand, tagline, atau material branding yang sudah ada sebelumnya. Ini dilakukan agar kamu memahami apa yang bisa ditingkatkan dari aset brandingmu pada saat ini.
Selanjutnya, kamu perlu melakukan riset kompetitor dengan melihat bagaimana branding yang dilakukan oleh kompetitor dan bagaimana mereka bisa diterima. Dengan itu, kamu dapat memahami kenapa audiences juga memilih produk kompetitor sekaligus mencari diferensiasi.
Setelah melakukan riset branding terhadap bisnismu maupun riset kompetitor, maka kamu bisa masuk ke tahapan selanjutnya, yaitu membentuk brand strategy.
Strategi yang dibentuk pada tahapan ini nggak cuma strategi yang hanya diaplikasikan pada saat itu ataupun berfokus pada tujuan saja, tetapi juga strategi brand secara jangka panjang dan arah branding yang ingin diambil.
Bisa diibaratkan kalau brand strategy ini seperti sebuah kapal yang berlayar. Kamu nggak cuma menentukan tujuan akhir saja, tetapi kamu perlu menentukan bagaimana kamu akan berlayar. Hal ini bisa mulai dari persediaan, bahan bakar, jalur yang dilalui, hingga titik pemberhentian untuk transit.
Nah, membentuk brand strategy ini memadukan aspek rasional dan kreatif ke dalam branding. Tentunya yang perlu diperhatikan pada tahapan branding satu ini adalah bagaimana orang-orang melihat bisnismu dan apa yang ingin kamu tonjolkan dari brandmu.
Sebelum melakukan tahapan branding dengan membentuk strategi, ada beberapa target yang harus kamu capai dari proses ini, yaitu visi, target pasar, keuntungan kompetitif, value, brand personality, brand proposition, dan brand promise.
Jika sudah, maka kamu bisa memulai proses branding ini dengan mempersempit fokus brandmu. Dengan mempersempit fokus, kamu nggak perlu menghabiskan waktu dan budget untuk terlalu banyak mencoba cara branding yang baru.
Langkah selanjutnya adalah dengan menentukan posisi brand. Brand yang baik adalah brand yang bisa memposisikan bisnis dan produknya dengan mengisi celah yang dibutuhkan oleh konsumen lewat branding yang tepat. Hal ini agar kamu tahu alasan kenapa konsumen harus membeli produkmu.
Kalau kamu sudah melakukan riset dan menentukan strategi, tentunya kamu mulai memahami pengalaman seperti apa yang ingin kamu berikan ke audience melalui branding. Nah, tahapan branding satu ini akan menerjemahkan insight dari kedua tahapan branding sebelumnya melalui brand identity.
Tahapan membuat identitas brand bisa dimulai dari dengan membuat logo yang menjadi wajah utama bagi sebuah brand. Pastikan bahwa warna, font, bentuk, dan unsur grafis yang ada di dalam logo terlihat unik, menarik, dan menggambarkan value dari brandmu.
Setelah itu, kamu juga perlu menentukan warna dan font yang brandmu ingin gunakan dan terapkan di seluruh channel branding. Ini penting serta memerlukan perhatian lebih agar audience dan konsumen dapat merasakan pengalaman yang khas dan konsisten terhadap produk dari brandmu.
Identitas brand ini nantinya akan memberikan kesan dan tampilan yang bakal menempel ke otak audience. Oleh karena itu, tahapan ini perlu melihat banyak detail dan aspek, mulai dari seberapa akurat menggambarkan brand hingga persepsi yang diinginkan.
Banyaknya detail yang perlu diperhatikan pada tahapan branding ini, membuat prosesnya bakal memakan waktu yang lama. Oleh karena itu, take your time untuk membentuk identitas brand yang tepat dan sering-sering melakukan review dari draft yang sudah dibuat.
Tahapan branding selanjutnya adalah dengan menentukan channel atau platform branding yang tepat dan efektif. Meskipun kamu sudah melakukan riset, menentukan strategi, dan membuat identitas brand, tetapi gak semua channel marketing bisa kamu terapkan untuk brandingmu.
Setiap channel memiliki target, pengguna, dan lingkungan yang berbeda. Kalau kamu ngasal branding di seluruh platform, bukannya jadi maksimal menjangkau audience, yang ada malah maksimal boncosnya. Apalagi membangun media sosial untuk brand itu juga memerlukan waktu.
Agar kamu terhindar dari situasi tersebut, ada baiknya kamu menentukan apa saja channel yang tepat untuk menerapkan brandingmu.
Langkah ini bisa dilakukan dengan menyocokkan target demografi dan psikografi dari brandmu dengan masing-masing channel, apakah visual identitas brandmu cocok untuk konten di setiap channel, dan bagaimana bentuk interaksi yang kamu inginkan dengan audiencemu.
Dengan channel yang tepat, kamu bisa menjangkau calon konsumen lebih luas. Nggak hanya itu, brandmu juga dapat membangun interaksi dan relasi dengan konsumen. Tentu melalui cara tersebut, kamu nggak cuma mendapatkan konsumen baru, tetapi juga bisa bikin konsumenmu jadi pelanggan yang loyal.
Riset sudah, strategi sudah, identitas brand siap, channel juga sudah pasti, maka tahapan branding selanjutnya adalah dengan membentuk pesan branding yang konsisten.
Kenapa sih pesan branding harus konsisten? Bayangkan kalau komunikasi pesan brandmu pada saat ini terlihat garang dan sangar, tetapi besoknya, komunikasinya jadi ala-ala remaja ABG. Bagaimana brandingmu bisa menjangkau audience yang tepat kalau pesannya saja gak konsisten.
Nah, kamu harus memastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan oleh brandmu itu konsisten dan tepat sasaran. Oleh karena itu, kamu perlu memikirkan dengan matang, kira-kira bagaimana sih pesan yang ingin disampaikan oleh brandmu.
Nggak hanya isi pesan saja, kamu juga perlu memastikan tone of voice — gaya komunkasi yang digunakan, hingga interpretasi pesan yang disampaikan.
Kalau kelima tahapan branding di atas sudah kamu lakukan, saatnya jalankan kampanye branding bisnismu.
Tapi nggak asal jalanin saja, kamu perlu memastikan bahwa pesan komunikasi yang disampaikan juga sesuai dengan produkmu. Selain itu, kamu juga perlu menyesuaikan pesan brandingmu dengan channel yang digunakan.
Agar lebih solid lagi, kamu perlu konsisten dalam mengawasi dan menjalankan kampanye branding. Karena pada dasarnya, proses branding nggak hanya dilakukan selama sehari, seminggu, sebulan, atau setahun saja. Bisa jadi proses branding berjalan seiringan dengan berjalannya bisnismu.
Hal ini perlu untuk dilakukan agar audience nggak cuma tertarik dengan produkmu saja, tetapi juga engaged dengan brandmu melalui hubungan yang tepat agar semakin loyal.
Kamu bisa terapkan kampanye branding secara online lewat media sosial ataupun website yang kamu tentukan. Selain itu, kamu juga bisa menjalankan branding secara offline agar audience bisa merasakan pengalaman langsung terhadap produkmu.
Nah setelah mengetahui keenam tahapan branding, kira-kira A/B testing itu perlu gak sih dalam proses branding?
Jawabannya adalah perlu banget — ini berguna untuk memvalidasi apa yang kita coba create. Jika kamu melakukan A/B testing secara internal antar tim di perusahaan, kamu dapat melihat apakah orang yang terlibat dalam bisnismu memiliki perspektif yang sejalan dengan tujuan brandingmu.
Nggak hanya itu, melakukan A/B testing saat di awal menjalankan kampanye juga membuat kamu mengerti, kira-kira konten atau pesan branding yang mana yang sesuai dengan target pasarmu.
Melalui A/B testing, kamu bisa mendapatkan insight lebih dalam tentang bagaimana strategi brandingmu dan apa saja yang perlu ditingkatkan.