Alkisah, sepanjang tahun 2021-2022 lalu, lebih dari 30 ribu orang menelusuri Google (atau search engine lainnya) dengan kata kunci “KN Car”. Banyak orang yang bilang kalau mereka baru saja bertemu mobil dengan logo “KN” sebagai logo brand otomotif tersebut.
Key Takeaways
Masalahnya, brand “KN Car” ini nggak ada sama sekali, non-exist, ghaib. Nah loh, terus yang orang-orang lihat itu brand apa? Apakah itu brand fiktif? Atau brand modifikasi? Kok bisa bahkan nggak muncul di search engine?
Buat menjawab pertanyaan itu, di artikel ini kita bakal bahas 3 hal, “KN Car”, KIA, dan pelajaran yang bisa kita petik saat rebrand. Apa hubungannya? Maka dari itu, kita bakal bahas ketiganya, jadi baca artikel ini sampai tuntas!
KIA atau Kia, merupakan salah satu brand otomotif terbesar kedua di Korea Selatan setelah Hyundai. Memiliki kepanjangan dari “Korean International Automotive”, Kia muncul sebagai salah satu brand otomotif tersukses di dunia dengan sejarah yang panjang.
Di tahun 2021, Kia mengumumkan “Plan S”, serangkaian brand strategy baru mereka untuk mewujudkan arah baru mereka yang berfokus pada “Sustainable Mobility”. Lewat strategi ini, mereka mengedepankan pengalaman pelanggan yang optimal dengan mobil EV, kendaraan ramah lingkungan, dan solusi serta jasa mobilitas.
Nggak cuma itu, Kia juga pengin meningkatkan penggunaan energi bersih dan menggunakan bahan daur ulang saat memproduksi kendaraan mereka.
Buat mengomunikasikan pesan dari arah baru tersebut, Kia meluncurkan logo baru mereka. Nggak cuma itu, Kia juga memperkenalkan slogan baru mereka, “Movement that Inspires”, sebagai manifestasi dari tujuan Kia untuk mengubah masa depan ke arah yang lebih baik.
Tipografi logo dan penggunaan warna hitam dan putih dari logo mereka menandakan bahwa mereka ingin terlihat futuristik dan energik. Hal ini diharapkan dapat menarik minat audiens dari kalangan milenial dan Gen Z.
Lewat logo dan slogan baru ini, Kia ingin merasa bahwa mereka dipandang tidak hanya sebagai brand otomotif, tetapi juga brand yang dapat menginspirasi orang-orang dan membuat mereka ingin bersama dengan Kia.
Selain itu, langkah rebrand Kia juga sampai menghilangkan kata “Motors” dari nama perusahaan mereka. Ini dilakukan untuk menunjukkan keseriusan Kia dalam mengubah bisnis mereka dan menjadi market leader untuk mobilitas ramah lingkungan di masa depan.
Dari langkah rebranding yang cukup ekstrim ini, bisa dilihat kalau Kia ini melakukan rebrand dengan mengubah brand image mereka agar terlihat inovatif. Dari sini, Kia ingin memberikan brand story baru sebagai inovator yang futuristik dan menginspirasi audiens.
Wih, makna rebrand dari Kia ini cukup dalam ya. Berarti, respons audiens bagus dong terhadap logo baru Kia, iya kan?
Jauh dari harapan. 30 ribu orang mengira logo Kia sebagai brand otomotif baru, “KN”, dan mencarinya di Google dengan kata kunci “KN Car” setiap bulannya. Berkat logo barunya yang sekilas sulit dibaca, banyak orang yang mengira bahwa logo baru Kia bertuliskan “KN”.
Jelas, banyak orang nggak bisa mengenali logo baru Kia. Ini suatu mimpi buruk bagi setiap brand karena brand awareness mereka menurun dan orang-orang nggak bisa mengasosiasikan logo tersebut dengan brand Kia, apalagi dengan reputasinya sebagai brand global.
Untungnya, tragedi “KN Car” tersebut bisa ditolong oleh beberapa dealer mobil Kia yang memiliki website-nya sendiri. Mereka mengoptimasi SEO website mereka dengan kata kunci “KN Car” dan membuat konten yang mengedukasi audiens kalau “KN” itu sebenarnya adalah Kia dengan logo barunya.
Dari kasus rebrand Kia, ada beberapa pelajaran nih yang bisa kita petik. Ini empat hal yang perlu KAMU HINDARI saat rebrand brand visual design dari bisnismu:
Logo baru Kia didesain secara asimetris di tiap hurufnya. Ini menyebabkan adanya ketidakjelasan dari bentuk logo tersebut sehingga audiens mengira bahwa logo tersebut adalah logo “KN”.
Ingat, mengabaikan clarity membuat audiens makin tersesat. Ini yang dialami Kia dengan logo barunya sehingga sulit dikenali oleh audiens.
Coba bandingkan dengan rebrand logo Peugeot. Meski perubahan logo mereka cukup radikal, dengan menghilangkan visual singa berdiri yang ikonik menjadi visual kepala singa, tetapi orang-orang masih dapat mengenali logo tersebut karena adanya tulisan “Peugeot” di dalamnya.
Salah satu kesalahan lain dari logo Kia dan bisa kamu jadikan pelajaran adalah bagaimana Kia “melupakan” sejarah mereka lewat logo barunya.
Saat brand Kia mulai naik di pangsa pasar otomotif global, Kia selalu konsisten menggunakan logo dengan memperlihatkan tulisan “Kia” secara jelas. Terlebih, logo Kia dengan lingkaran merah ikoniknya dapat bertahan hingga lebih dari 20 tahun sehingga mudah dikenal.
Saat rebrand, Kia melakukan perubahan yang cukup radikal, apalagi, tidak ada kontinuitas antara logo lama Kia dengan logo barunya. Ini yang bikin audiens jadi sulit mengenali logo baru Kia.
Coba kita tengok brand-brand besar, seperti Apple dan Adidas. Meski telah berulang kali melakukan rebrand logo, tetapi mereka sukses menjaga continuity dari logo lama mereka. Apple dengan visual apel dan Adidas yang terkenal dengan “The Three Stripes” ikoniknya.
Ini karena unsur dalam logo suatu brand, sebenarnya memiliki hubungan dengan sejarah dan value dari brand tersebut. Oleh karena itu, banyak brand besar yang melakukan rebrand tetap mempertahankan beberapa unsur dari logo lama mereka.
Pelajaran lain yang bisa kita pelajari dari logo Kia adalah pastikan logomu dapat dicetak di berbagai media dan ukuran serta mudah dikenali dari jarak apapun.
Logo baru Kia punya garis dan lekukan yang cukup rumit serta kompleks. Ini bakal sulit untuk direproduksi ke dalam ukuran yang lebih kecil atau diterapkan di berbagai media, apalagi ini juga bakal sulit untuk dikenali.
Beda dengan logo Mercedes-Benz. Logo mereka mudah direproduksi dan dikenali dari jarak manapun. Positifnya lagi, logo mereka juga mudah diaplikasikan di berbagai media dan berbagai ukuran.
Kesalahan lain yang perlu kamu hindari saat rebrand logo atau desain visual adalah, jangan bikin desain yang kelewat kompleks.
Dalam kasusnya logo Kia, logo ini punya berbagai detil yang rumit sehingga bisa membingunkan audiens.
Ini berbeda dengan brand lain yang melakukan rebrand logo, seperti Instagram dan Google. Dibandingkan membuat unsur desain yang futuristik, mengubah logo mereka menjadi flat dan lebih simple dari logo lama mereka. Ini bikin logo Instagram dan Google tetap mudah dikenali tetapi tetap terlihat modern.
Dari cerita rebrand logo Kia, kita jadi tahu kalau bikin logo nggak sekadar asal bagus dan jago desain. Kita juga perlu paham makna dari logo tersebut dan bagaimana logo baru kita tetap familiar di tengah audiens.
Kalau kamu bingung mau rebrand bisnismu, kamu bisa serahkan urusan rebrand ke layanan Brand Strategy dari Akarmula. Mau rebrand logo, mau visual identity, positioning development, naming and tagline, sampai brand architecture, Akarmula punya semua yang kamu butuhkan untuk pertumbuhan bisnismu.
Kalau kamu ingin cari tahu lebih banyak tentang layanan ini, kamu bisa konsultasi gratis bareng Brand Strategist yang ahli dan berpengalaman di sesi 60 Minutes About Your Brand! Booking sesinya sekarang!