Sekarang, semua orang (dan brand) bisa ngonten di media sosial. Bahkan ada lebih dari 66 ribu konten yang diunggah di Instagram per-menit! Agar konten media sosial brandmu bisa menonjol antara konten lain, kamu juga perlu membuat content brief sebelum ngonten.
Key Takeaways
Content brief ini penting banget keberadaannya sebelum kamu bikin campaign atau project. Karena content brief ini yang nantinya jadi landasan utama saat membuat konten. Apalagi tiap konten memiliki kebutuhan dan tujuan yang berbeda.
Coba deh bayangin kalo kamu ngonten untuk brand tapi nggak ada brief, pastinya kamu bakal bingung mau ngonten apa dan harus ngapain dalam konten tersebut.
Di artikel ini, kita bakal bahas nih tentang cara membuat content brief biar konten-kontenmu selalu mantap jiwa. Yuk baca artikel ini sampai habis!
Jadi, content brief itu adalah dokumen yang berisi garis besar dari topik yang ingin kamu bawa dalam kontenmu agar berkualitas. Biasanya, di sini bakal ada berbagai hal seperti apa saja yang dibutuhkan, panduan, rekomendasi hingga detail-detail lainnya.
Mau itu brand, agency, freelance, sampai content creator, content brief itu salah satu dokumen yang paling penting dalam proses produksi konten. Hal ini karena content brief bakal memandu eksekutor dalam membuat konten agar sesuai yang diharapkan.
Nggak cuma itu, content brief juga bisa jadi dokumen untuk mengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkan dalam project, memastikan project berjalan sesuai dengan yang diharapkan, bahkan sebagai media komunikasi antara orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Content brief juga biasanya jadi patokan yang utama dalam suatu project. Karena di sini, semua pihak yang terlibat jadi tahu apa saja yang harus dikerjakan dan apa output yang diharapkan.
Adanya brief bisa mengantisipasi berbagai perubahan mendadak di tengah pembuatan konten, akhirnya berujung buang-buang waktu, tenaga, dan budget.
Sekilas udah sempat disinggung kenapa bikin content brief itu penting. Sekarang, kita bakal jabarkan alasan yang bikin content brief itu penting.
Pertama, content brief ini bermanfaat banget buat memahami segala hal terkait project atau campaign yang sedang dijalankan. Daripada harus dikit-dikit meeting, atau cuma ngobrol lewat telepon, menggunakan content brief jauh lebih efektif dalam mengomunikasikan segala kebutuhan konten.
Mulai dari apa masalah yang dihadapi brand tersebut, apa masalah yang ingin diselesaikan, dan tujuan utama dari pembuatan kontennya. Nggak cuma itu, content brief juga mencantumkan beberapa kebutuhan yang diperlukan saat ngonten.
Semua orang pasti nggak suka revisi yang terlalu banyak dan terlalu sering. Dengan adanya content brief, kamu jadi bisa ngurangin revisi yang terlalu banyak dan nggak penting.
Hal ini karena content brief sudah memuat segala kebutuhan dan tujuan dari pembuatan kontent. Bahkan, content brief ini yang bakal jadi panduan utama dalam pembuatan konten. Oleh karena itu, kecil kemungkinannya konten yang sudah kamu buat harus revisi total, kecuali kalau kamu sendiri bikin konten nggak sesuai brief.
Content brief juga bakal bantu semua pihak yang terlibat untuk tetap berpatokan pada brief yang sama selama pembuatan konten. Hal ini karena content brief sendiri sudah mengandung tujuan pembuatannya, apa yang dibutuhkan, di mana konten tersebut akan ditayangkan, dan lain sebagainya.
Nggak cuma itu, content brief juga jadi “checklist” untuk semua pihak yang terlibat sehingga mereka bisa memantau progress pembuatan konten dengan lebih akurat.
Kalau kamu kerja di agency, atau pemilik agency, bikin content brief ini ternyata bakal nyenengin klien loh. Karena klien bakal merasa mereka didengarkan segala masalah dan kebutuhannya.
Nggak cuma itu, brief juga memastikan komunikasi antara agency dengan klien selalu terhubung karena adanya kesamaan tujuan yang perlu dicapai.
Lalu, gimana sih caranya membuat content brief? Sekarang kita kasih tahu nih langkah membuat content brief yang tepat!
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan tentunya adalah mulai membahas dan mendiskusikan project yang akan dilakukan terlebih dahulu.
Di fase ini, kita bakal ngumpulin dulu nih beberapa hal penting dan esensial dalam pembuatan konten.
Bisa dibilang, fase ini jadi fase pembuka atau fase pengenalan project sebelum di mulai. Tujuannya adalah agar semua orang yang terlibat tahu nih apa yang akan mereka kerjakan nantinya.
Biasanya, ada beberapa pertanyaan yang dilontarkan untuk mengumpulkan informasi, seperti apa aja sih masalah yang dihadapi oleh brand, apa yang ingin brand tersebut kerjakan dalam project ini, bagaimana performa project sebelumnya. Dan lain sebagainya.
Selanjutnya, kita mulai menentukan tujuan dari brief dan project tersebut. Dari setiap pembuatan konten, pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Di fase ini juga kita perlu jabarkan apa yang ingin diraih.
Contohnya, apakah tujuannya ingin meningkatkan brand awareness, meningkatkan penjualan, menjangkau demografi yang baru, atau mendapatkan followers baru, apapun itu pokoknya tulis aja tujuannya. Nanti kamu bakal tahu apakah kontennya berhasil apa enggak.
Ketiga, kita perlu menentukan target audience. Ingat, media sosial atau media apapun untuk menjalankan campaign, demografinya pasti luas banget. Agar kontenmu dapat perform dengan baik dan efektif, kamu perlu menentukan target audience yang tepat.
Coba deh bayangin, kamu punya brand oli motor, tapi audience-nya anak-anak, pastinya nggak bakal tepat dan efektif buat menuai hasil, kan?
Maka dari itu, kamu perlu riset target audience dan menentukan siapa yang ingin kamu jangkau, agar kontennya efektif. Ingat, kita nggak perlu “tebar pesona” ke semua orang, cukup ke orang-orang yang bakal menggunakan produkmu.
Selanjutnya, kamu perlu menentukan pesan yang ingin disampaikan dan tone of voice dari konten tersebut.
Suatu konten atau campaign media sosial bakal lebih menarik dan efektif kalau memiliki setidaknya tiga key message yang ingin dikomunikasikan. Biasanya, ini bisa kita petik juga dari tujuan dari campaign tersebut.
Jangan lupa juga untuk tentukan tone of voice. Suatu brand harus memiliki tone of voice yang jelas dan konsisten di seluruh channel yang mereka miliki. Ada tone of voice yang formal, ada yang casual, hingga yang kesannya luxurious. Ini semua biasanya berhubungan dengan target audience yang ingin dicapai.
Sekarang kita masuk untuk nge-list apa aja kebutuhan teknis yang diperlukan dalam campaign.
Ada beberapa hal yang perlu kamu catat, seperti kontennya mau diunggah di platform apa, frekuensi konten, bagaimana bentuk kontennya, hingga arahan-arahan khusus yang dapat menjadi panduan dalam pembuatan konten.
Itu tadi langkah-langkah membuat content brief untuk media sosial yang bisa kamu ikutin. Kalau kamu ngerasa bingung bikin konten yang efektif di media sosial, kamu bisa serahin urusan perkontenan ke layanan Brand Growth dari Akarmula.
Di Akarmula, kami percaya kalau brandmu punya potensi besar untuk sukses di ranah digital. Oleh karena itu, Akarmula siap membantu bisnismu untuk tumbuh mencapai potensi tersebut agar bisa dirasakan oleh brandmu.
Mulai dari social media handling, brand consulting, 360 Digital Marketing Meta Ads, Search Engine Optimization sampai Search Engine Marketing, apapun yang kamu butuhkan untuk menumbuhkan bisnismu, kami siap membantumu. Ingin cari tahu lebih lanjut? Yuk konsultasi gratis dulu di sini!