fbpx

5 Contoh Branding Gagal yang Bisa Kamu Jadikan Pelajaran

December 3, 2024

Branding ini jadi salah satu kekuatan besar yang dimiliki suatu brand. Lewat branding yang tepat, kamu nggak hanya bikin brand milikmu jadi terlihat lebih baik, tetapi juga bikin bisnismu makin meroket karena makin banyak yang kenal.

Key Takeaways

  • Branding yang tepat juga bakal memudahkan orang-orang untuk mengingat bisnismu.
  • Ada banyak kejadian branding gagal yang dialami brand besar, mulai dari salah desain kemasan, salah slogan, sampai salah positioning.

Bahkan, 71% konsumen bakal lebih memilih untuk membeli produk dari brand yang sudah mereka percaya. Ini nggak hanya soal seberapa terkenal brand tersebut, tetapi juga bagaimana value dari brand itu sejalan dengan konsumennya.

Nggak cuma itu, branding yang tepat juga bakal memudahkan orang-orang untuk mengingat bisnismu. Ini juga yang bakal ngebantu strategi marketing menjadi semakin efektif lewat strategi branding yang tepat.

Sayangnya, nggak semua cerita soal branding berakhir dengan akhir yang bahagia. Bahkan, banyak brand besar dan terkenal yang mengalami gagal branding di tengah jalan. Di artikel ini, Akarmula bakal mengajak kamu untuk melihat contoh branding gagal dari brand besar yang bisa kamu jadikan pelajaran.

Branding Gagal dari Brand Besar yang Jangan Kamu Tiru

Nggak cuma brand yang sedang merintis, ternyata banyak brand besar yang sempat mengalami branding gagal karena strateginya nggak tepat. Kesalahan ini bisa mulai dari logo, slogan, desain kemasan, bahkan brand positioning. Apa aja contoh branding gagal dari brand besar tersebut? Mari kita ulas satu persatu! 

Colgate Jualan Makanan

Kejadian branding gagal pertama ada dari brand Colgate. Kamu pasti tahu kalau brand Colgate itu terkenal dengan produk kesehatan giginya, mulai dari pasta gigi dan sikat giginya. Apalagi, brand ini juga jadi salah satu brand yang top of mind kalo soal kesehatan gigi.

Tapi, kamu pernah kebayang nggak kalo Colgate jualan makanan? Iya, kamu nggak salah dengar, Colgate pernah jualan makanan dalam bentuk produk frozen food. Produk frozen food yang diberi nama Colgate Kitchen Entrees ini diperkenalkan pada tahun 1982. 

Bahkan, Colgate ini sebenarnya sudah jualan produk makanan sejak lama, yaitu pada dekade 1960-an yang kemudian ditarik di pasaran secara cepat.

Lalu, kenapa sih kok langkah Colgate ini jadi blunder fatal? Masalahnya, kesan Colgate sebagai brand yang berhubungan dengan kesehatan gigi ini sudah terlanjur melekat di benak audiens. Ini bikin Colgate nggak bisa membangun brand recognition yang efektif saat jualan produk makanan.

Ditambah, Colgate makin blunder dengan menggunakan brand “Colgate” untuk jualan produk makanan dibandingkan membangun sub-brand yang lebih mudah diterima oleh masyarakat. Ini membuat brand architecture dari Colgate jadi berantakan karena orang-orang terlanjur tahu Colgate sebagai brand pasta gigi.

Logo Gap dan 100 Juta Dollar yang Melayang

Contoh branding gagal selanjutnya dari brand fashion Gap. Gap ini punya logo yang cukup ikonik dan membuat mereka mudah dikenal, khususnya pada tahun 1990-an hingga tahun 2000-an. 

Di tahun 2010, tiba-tiba Gap ganti logo yang berubah secara drastis. Kotak biru gelap yang mudah diingat langsung hilang, diganti dengan kotak berwarna biru kecil. Ini ditambah dengan font logo yang juga ikut berubah.

Alasan perubahan logo ini didasarkan pada keinginan Gap untuk membuat mereka menjadi terlihat lebih modern. Nggak tanggung-tanggung, bahkan Gap disebut ngeluarin budget 100 juta dollar Amerika buat ganti logo.

Ternyata, perubahan logo ini mendapat respons yang negatif. Konsumen langsung mengkritik perubahan logo tersebut karena mereka merasa “jiwa” dari Gap menghilang di logo tersebut. Nggak cuma itu, bahkan banyak yang mekritik kalau Gap ini sebenarnya cuma panik lalu tergesa-gesa ganti logo.

Hanya dalam enam hari saja, logo baru Gap kembali digantikan dengan logo lama mereka. Gap juga mengakui kalau pergantian logo ini merupakan kesalahan mereka karena mengganggu hubungan emosional antara brand dengan konsumen mereka.

HSBC Salah Slogan

Selanjutnya ada contoh branding gagal dari salah satu brand keuangan terbesar di dunia, yaitu HSBC. Di tahun 2009, HSBC mengeluarkan slogan terbaru mereka, yaitu “Assume Nothing”. 

Makna dari slogan ini juga menarik. HSBC ingin mengomunikasikan bahwa mereka tidak akan membuat asumsi apapun kepada pelanggan mereka dan memungkinkan berbagai transaksi di bank mereka. Slogan ini dapat diterima baik oleh klien yang berasal dari negara-negara penutur Bahasa Inggris sebagai bahasa utama mereka.

Blunder terjadi saat slogan ini jadi global campaign HSBC. Ternyata, slogan ini juga diterjemahkan di berbagai bahasa lain untuk mendukung campaign tersebut. 

Masalahnya, slogan tersebut justru diterjemahkan menjadi “Do Nothing” sehingga membangun asumsi kalau HSBC ini merupakan bank yang nggak ngapa-ngapain. Ini jadi kesan yang buruk buat HSBC kalau dibiarkan terus-terusan.

Kesalahan ini ternyata bikin HSBC rugi 10 juta dollar karena langkah branding yang salah gagal.

Desain kemasan Tropicana Orange

Sekarang kita bakalan ngomongin branding gagal dari segi packaging. Ingat kan seberapa pentingnya desain kemasan untuk branding bisnismu? Desain kemasan yang tepat bakal bantu brandmu jadi mudah dikenal dan menarik perhatian dengan gampang.

Sepertinya, Tropicana Orange lupa dengan hal ini. Tropicana ini terkenal dengan desain kemasan yang menarik dan mudah diingat, yaitu gambar jeruk yang ditusuk dengan sedotan. Pesannya kuat banget nih sebenarnya.

Tetapi, Tropicana ngide dengan ganti desain kemasan mereka dengan kemasan yang putih polos dan gambar tetesan air jeruk. Tentu saja dampaknya langsung terasa di Tropicana itu sendiri.

Penjualan Tropicana menurun sampai 20 persen dan rugi sampai 130 juta dollar. Tinggi banget kan penurunannya? Ternyata, desain kemasan Tropicana yang baru dianggap kurang kuat dan nggak mudah dikenali oleh audiens. Ini yang akhirnya bikin Tropicana balik ke desain kemasan yang lama.

Burger King Jualan French Fries Rendah Kalori

Lalu ada contoh branding gagal dari Burger King. Kita semua tahu kalau Burger King itu merupakan salah satu brand fast food yang sudah terkenal di seluruh dunia.

Burger King pernah berinovasi untuk menyaingi brand lain dengan menawarkan opsi menu yang lebih sehat. Salah satu menu tersebut adalah french fries rendah kalori yang dinamakan Satisfries.

Alih-alih menarik pelanggan, ternyata produk ini kurang laku. Hal ini karena pelanggan Burger King itu nggak peduli dengan nilai gizi atau embel-embel makanan rendah kalori dari Satisfries. Kebanyakan pelanggan dari Burger King itu lebih tertarik dengan makanan yang harganya terjangkau.

Langkah ini dianggap membuat brand positioning Burger King jadi melenceng. Akhirnya, Burger King menghentikan penjualan Satisfries kurang dari setahun setelah dirilis.

Itu tadi berbagai contoh branding gagal dari berbagai brand besar yang bisa kamu jadikan pelajaran saat branding. 

Kalau kamu masih bingung gimana caranya menumbuhkan brandmu dengan cara yang tepat, kamu bisa konsultasi gratis di 60 Minutes About Your Brand sekarang! Brand Strategist Akarmula bakal bantu kamu buat cari cara branding yang tepat untuk bisnismu. Yuk daftar sesinya di sini sekarang!

Questions to Consider

  • Gimana sih cara brand yang gagal branding buat memulihkan brandnya?
  • Ada nggak kejadian gagal branding yang bikin suatu brand jadi hilang?

More Insights

All Right Reserved © 2025 Akarmula
arrow-down
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram