Strategi dalam membangun brand secara tepat selalu jadi topik pembicaraan yang menarik. Sebab, setiap pebisnis sering merasa kalau langkah yang ia ambil adalah yang paling benar.
Kita semua tahu, yang namanya brand itu unik. Tidak ada satu cara membangun brand yang bisa diduplikasi di brand lain secara mentah-mentah. Mungkin ini yang menjadi alasan kenapa setiap pebisnis ngotot kalau strateginya lah yang terbaik.
Meskipun semua orang yakin kalau strateginya lah yang terbaik, ternyata kalau semua strategi branding tadi disederhanakan bisa menjadi 10 poin saja. Di tulisan kali ini Akarmula akan coba jabarkan 10 langkah membangun brand yang tepat. Let’s go!
Sebelum masuk ke 10 langkah membangun brand, ada baiknya kita samakan persepsi terlebih dahulu dengan menjawab judul dari subbab ini “Kenapa pemilik bisnis membutuhkan brand?”
Pada dasarnya, brand merupakan salah satu aset paling penting yang dimiliki oleh sebuah perusahan.
Untuk mempermudah memahami kenapa Kamu — sebagai pemilik bisnis— membutuhkan brand, kita coba sedikit bermain analogi sambil membayangkan situasi dari perspektif kehidupan sehari-hari.
Bayangkan jika Kamu ingin membawa oleh-oleh sebotol sirup untuk teman yang ingin Kamu kunjungi. Brand sirup pertama yang muncul pertama kali di benakmu kemungkinan besar adalah sirup Marjan. Bisa jadi, Kamu akan memilih brand tersebut tanpa pikir panjang.
Itulah besarnya kekuatan yang dimiliki oleh sebuah brand bagi suatu bisnis. Melalui analogi memberi sirup, dapat dilihat bahwa Marjan memiliki persepsi positif yang lebih tinggi di masyarakat sebagai brand konsumen.
Oleh karena itu, sebuah brand menjadi jantung dan jiwa bagi suatu bisnis. Melalui brand, perusahaan dapat memengaruhi persepsi audiens dan mendorong untuk menggunakan produk yang Kamu miliki.
Bisa dibilang, brand merupakan penghubung antara sebuah bisnis, produk yang ditawarkan, dan target pasar yang ingin dijangkau. Saat menghubungkan ketiga entitas tersebut, muncul berbagai pertanyaan, mulai dari bagaimana wujud dari brand tersebut? Bagaimana cara membuat orang-orang merasakan brand tersebut? Apakah brand tersebut sefrekuensi dengan audiens?
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul saat kita mulai memikirkan apa esensi dari sebuah brand. Apalagi, masih banyak pemilik bisnis yang nggak menerapkan langkah membangun brand yang benar sehingga performanya menjadi kurang optimal bahkan cenderung boncos.
Membangun brand bukan hanya tentang memilih logo, membuat slogan, atau menentukan nama brand yang catchy saja. Sebuah brand dibangun di atas sebuah strategi, semuanya dirancang untuk memengaruhi cara audiens memandang perusahaan melalui brand.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang membangun brand, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu “apa sih brand itu?” yang akan dijelaskan di bawah.
Istilah brand pada saat ini sering mondar-mandir di berbagai platform. Sudah sering kita mendengar kata “branding”, “brand identity”, “brand persona”, “personal branding”, dan istilah-istilah lainnya yang berkaitan dengan brand.
Namun, belum tentu semua orang dapat mendefinisikan istilah “brand” secara pasti. Secara singkat, brand bisa kita artikan sebagai makna yang melekat pada sesuatu.
Sebuah brand nggak hanya didefinisikan sebatas logo perusahaan, nama brand, atau produk saja. Brand bahkan lebih dari sekadar marketing dan advertising, karena brand adalah sebuah perasaan yang konsisten dan dapat dikenali maupun dirasakan dari adanya berbagai komponen tersebut.
Jadi, brand adalah cara orang memandang bisnismu di manapun mereka berinteraksi dengan usaha yang Kamu miliki — baik kesan yang bisa Kamu pengaruhi maupun kesan dan persepsi yang tidak dapat dikendalikan.
Seperti manusia, brand juga memiliki nama, “wajah”, “gaya berpakaian”, hingga cara berkomunikasinya tersendiri. Hal tersebut tentu membantu terbentuknya perasaan target pasar sehingga memengaruhi keputusan pembelian mereka terhadap brand yang dimiliki.
Brand juga harus menjadi suatu hal yang konsisten. Melalui konsistensi terhadap brand, tentu bisnismu dapat menjangkau audiens dengan efektif. Dari situ juga persepsi konsumen terhadap brandmu juga terbentuk.
Agar bisa menggali lebih dalam tentang apa itu brand, mari kita lihat Apple. Apple merupakan perusahaan yang menjual smartphone, komputer, dan berbagai teknologi seperti beberapa perusahan gadget lainnya.
Pertanyaannya adalah kenapa banyak orang yang menyukai produk Apple hingga rela mengantri untuk mendapatkan produknya? Kenapa sampai ada orang yang bahkan mau membeli kain lap dari Apple? Karena Apple adalah brand yang telah dibangun oleh perusahaannya sendiri.
Masih banyak orang yang mengira kalau sebuah brand itu hanya logo, bisnis, atau produk. Bahkan, ada juga yang masih mengira kalau brand itu sama dengan perusahaan.
Hal tersebut merupakan suatu kesalahpahaman yang sering terjadi pada saat memahami brand. Ingat, kita sudah sepakat bahwa brand adalah makna yang melekat pada sesuatu. Sesuatu ini bisa banyak hal, seperti produk, organisasi, atau individu.
Itu yang menyebabkan kenapa orang-orang sering salah paham dan tertukar antara definisi dari brand, sebagai makna yang melekat, dengan sebuah objek yang dimaknai.
Biar nggak salah paham lagi kita ulas sekilas kenapa brand itu nggak sekadar perusahaan, logo, produk, dan berbeda dari bisnis.
Brand itu berbeda dengan perusahaan. Perusahaan itu merupakan sebuah organisasi yang berisikan karyawan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Sementara, brand itu makna yang melekat bahkan wajah dari sebuah perusahaan.
Tidak hanya itu, brand juga bukan hanya tentang logo atau produk. Namun, baik logo dan produk sendiri merupakan salah satu bagian dari sebuah brand. Hal ini karena brand sendiri merupakan nyawa pada produk tersebut dengan logo sebagai wajahnya.
Sementara, brand itu juga berbeda dengan bisnis. Bisnis itu entitas yang menawarkan produk atau jasa. Brand ini yang kemudian menjadi identitas yang menghubungkan bisnis dengan pelanggannya.
Setelah kita tahu tentang apa itu brand, selanjutnya bagaimana langkah membangun brand secara tepat?
Pada dasarnya, ada beberapa langkah yang dilakukan untuk membangun brand. Langkah-langkah tersebut penting untuk membentuk bagaimana brandmu dipandang, dikenal, atau bahkan bagaimana persepsi masyarakat terhadap brandmu.
Memang, membangun brand bukan perkara mudah. Namun dengan adanya langkah-langkah membangun brand, Kamu bisa terbantu untuk menentukan arah dalam menapaki langkah pertama dari proses brand building bagi bisnismu.
Nah, berikut adalah 10 langkah membangun brand yang tepat untuk bisnismu.
Langkah pertama yang perlu dilakukan jika Kamu ingin membangun brand adalah dengan menjawab faktor 'Why'. Kenapa brandmu hadir di industri ini? Jawaban dari pertanyaan ini akan otomatis menjadi brand purpose statement yang Kamu miliki.
Perlu kita ingat, ketika jawabannya masih tentang diri kita sendiri, sebaiknya segera kita urungkan niat untuk membangun brand.
Mungkin tunggu beberapa saat sampai Kamu benar-benar punya jawaban yang tepat kenapa Kamu ingin membangun brand ini. Sebab, brand yang tidak dibangun di atas sebuah tujuan kuat akan lebih mudah mati sia-sia.
Setelah memiliki purpose yang kuat, selanjutnya ada 3 komponen tambahan agar esensi (nyawa) brand Kamu makin terasa. 3 Komponen tersebut adalah vision statement, mission statement, dan value.
Setelah menentukan visi dan tujuan dari perusahaan, langkah selanjutnya yang perlu Kamu lakukan dalam membangun brand adalah melakukan riset terhadap target pasar dari brand yang ingin Kamu bangun.
“Emangnya nggak bisa ya kalau rilis brand, terus keluarin produk dan jualin ke semua orang?”. Bisa, tapi sebaiknya jangan. Kamu akan kesulitan dalam mencari celah di market yang sudah saturated.
Kalau Kamu membuat sebuah brand baru, sebaiknya mulai dari target yang segmented. Ini akan membantu sebuah brand baru untuk tumbuh. Oleh karena itu, sebuah riset target pasar perlu dilakukan.
Lewat riset target pasar, Kamu bisa memahami siapa saja sih yang akan membeli dan menggunakan produkmu. Ditambah, Kamu juga bisa membuat strategi marketing yang tepat sasaran dan efektif agar nggak menghabiskan terlalu banyak budget.
Lalu, bagaimana sih cara riset target pasar yang benar?
Kamu bisa memulai riset pasar dengan menganalisis kompetitor langsung dan tidak langsung dengan kategori yang sama dengan brandmu.
Selain itu, Kamu juga bisa melihat target pasar spesifik dengan niche tertentu, contohnya seperti menganalisa konsumen yang lebih menyukai sereal untuk diet dibandingkan konsumen sereal pada umumnya.
Setelah mengumpulkan data tentang segmentasi yang ingin dituju, cobalah untuk melakukan survei atau bisa juga wawancara untuk memahami keinginan target konsumen. Dari situ, Kamu bisa memahami kebiasaan mereka, apa yang mereka suka, keluhan dengan keadaan sekarang, hingga apa yang mereka inginkan.
Setelah itu, buat buyer persona berdasarkan karakteristik yang sering ditemui pada target konsumen yang diteliti dan cocokkan dengan brand milikmu.
Ada 2 hal yang perlu Kamu catat saat melakukan riset target market.
Kalau Kamu sudah mengetahui target pasar yang ingin Kamu tuju, segera tentukan brand positioning yang tepat untuk brandmu. Langkah yang satu ini penting karena Kamu nggak bisa masuk ke pasar high-end dan budget-friendly secara bersamaan.
Brand positioning merupakan sebuah proses membangun brand agar berbeda dan menonjol dibandingkan kompetitor, dengan menentukan keunikan atau unique value proposition.
Pertama, Kamu bisa mencari tahu apa saja fitur utama dan kelebihan yang dimiliki oleh brandmu yang tidak ditawarkan kompetitor lainnya. Contohnya, harga yang terjangkau, produk yang inovatif, user experience yang keren, atau menawarkan barang kualitas terbaik.
Setelah mengetahui apa saja fitur dan kelebihan yang dimiliki brandmu, selanjutnya Kamu perlu membuat positioning statement. Biasanya, position statement ini terdiri dari satu atau dua kalimat yang menjelaskan tentang brand tersebut.
Agar makin klop dengan rumus positioning statement, Kita berikan contohnya. Misal Kamu seorang pengusaha, produknya frozen food. Pembeda dari produk lainnya adalah praktis dan tinggal dihangatkan saja.
Jadi, positioningnya "makanan rumahan yang tinggal dihangatkan untuk kamu yang punya mobilitas tinggi.".
Sudah paham target pasarnya seperti apa, sudah menentukan brand positioningnya bagaimana, sekarang saatnya membentuk identitas dalam membangun brand, yaitu menentukan nama brand.
Kamu nggak bisa sembarangan saat menentukan nama brand. Hal ini karena nama brand merupakan salah satu elemen penting bagi brandmu.
Pada dasarnya, nama brand yang tepat harus dapat menyaring semua informasi yang perlu diketahui pelanggan tentang brand tersebut dalam satu atau dua kata.
Idealnya, sebuah nama brand harus dapat dibedakan dengan kompetitor dan sulit untuk diimitasi. Pilih nama brand yang juga mudah diingat dan dapat menyebarkan pesan yang bisa ditangkap oleh audiens.
Ada beberapa cara yang bisa Kamu lakukan untuk menentukan nama, mulai dari kombinasi dua kata yang sejalan dengan brand, akronim dari nama panjang, metafora, nama yang memunculkan emosi, nama pendiri brand, bahkan istilah random tapi memorable seperti Pepsi.
Jangan lupa juga untuk cek apakah nama yang Kamu pilih tersedia domainnya di internet atau usernamenya di media sosial. Selain untuk menghindari nama yang sama dengan brand lain, langkah ini juga penting agar Kamu dapat mengoptimalkan proses branding nantinya.
Terakhir, pastikan bahwa nama yang Kamu pilih bisa didaftarkan merek dagangnya. Hal ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya perebutan hak milik nama brand urusan hukum lainnya.
Sebuah brand’s story pada dasarnya menjawab “Why” dalam membangun brand maupun bisnis. Tentunya, sebuah brand memiliki tujuan, yang mana tujuan itu adalah agar produk yang dijual dapat menjadi solusi kehidupan konsumennya secara positif.
Brand’s story yang baik dapat mendorong konsumen untuk semakin relevan dengan brandmu. Brand’s story bukan sekedar mendongeng. Namun ini merupakan sebuah formula bercerita agar Kamu lebih mudah menyampaikan keunggulan yang Kamu miliki, tanpa terasa seperti sedang berjualan.
Untuk membuat brand’s story yang baik, bentuk cerita dari filosofi atau visi perusahaan yang Kamu jadikan dasar dalam membangun brand. Selain itu, buat cerita yang nyambung dengan audiens. Dari situ, audiens bakal merasa terkoneksi dan loyal dengan brand yang Kamu bangun.
Membuat tagline juga nggak kalah penting. Sama seperti logo, kita bisa ingat dengan sebuah brand saat membaca atau mendengar tagline. Tagline ini bermanfaat banget kalau bisnismu mau menjangkau dan lebih dikenal banyak orang.
Sebuah tagline biasanya dapat membantu audiens memahami brandmu dan apa saja yang ditawarkan secara sekilas. Nggak hanya itu, tagline juga menjadi salah satu hal yang paling diingat banyak orang saat melihat suatu brand loh. Nggak percaya?
Kalau ditunjukkan kalimat “Just do it”, mungkin Kamu langsung nyambung kalau itu adalah taglinenya Nike (sebagian juga mungkin kepikiran video motivasinya Shia Labeouf). Selain itu, kalau Kamu ditunjukkan sama 1 kalimat “Think Different”, pasti yang muncul brand Apple.
Beneran sebesar itu loh kekuatan sebuah tagline. Pada dasarnya, tagline dibuat dengan menerjemahkan apa yang diinginkan oleh brand dan bisa dirasakan oleh konsumennya.
Lewat tagline “Just do it”, Nike ingin menyampaikan pesan kalau semua orang bisa mencapai yang dia inginkan jika berani melakukannya. Nggak cuma itu, Nike juga berpesan kalau nggak hanya atlet yang bisa dapetin targetnya dengan menggunakan produk Nike, orang biasa pun dengan memakai produk Nike juga bisa berolahraga dengan baik.
Tagline yang baik bakal menceritakan kepada audiens apa yang perlu mereka ketahui tentang brandmu dengan cara yang unik. Maka dari itu, gunakan brand voice yang unik agar tagline brandmu semakin menonjol dan diingat.
Kalau diibaratkan sebagai orang, brandmu ingin tampil seperti apa? Si sporty dengan kaos dan jaket olahraga, atau nuansa formal dengan kemeja, setelan jas, dan jam tangan berkelas?
Nah, ini yang bakal Kamu lakukan sebagai salah satu langkah membangun brand. Membuat brand personality berarti membuat sesuatu yang membantu audiens mengidentifikasi brandmu secara sekilas sekaligus membuatnya lebih menonjol dari kompetitor.
Misalnya, bagaimana desain kemasan yang bakal dipakai di brandmu? Bagaimana orang-orang bakal tahu kalau itu adalah brandmu dari gaya komunikasinya? Oleh karena itu, brand personality menjadi salah satu elemen yang penting dalam membangun brand.
Ada beberapa elemen penting yang ada di dalam brand personality, mulai dari brand color, font yang digunakan, ilustrasi, brand voice, brand tone, hingga brand grammar.
Jangan lupa buat brand guidelines untuk membantu seluruh tim di perusahaan atau agensi yang bekerja sama dengan brandmu agar memudahkan tugas mereka dalam membuat kebutuhan, baik konten media sosial atau marketing, untuk brand.
Logo yang baik tidak seharusnya susah payah menceritakan sesuatu tentang brandmu. Karena pada akhirnya, sebuah logo akan menjadi bermakna seiring dengan brand yang kita bangun.
Untuk mendesain logo, Sagi Haviv memperkenalkan tiga karakteristik logo yang baik. Buat yang belum kenal, Sagi Haviv adalah desainer grafis sekaligus partner untuk agensi branding dan desain grafis ternama, Chermayeff & Geismar & Haviv atau CGH, yang menciptakan logo National Geographic, logo yang cuma kotak warna kuning itu.
Tiga karakteristik logo yang baik menurut Haviv, antara lain simple, distinctive, dan appropriate. Mari kita ulas satu-satu.
Simple – Sebuah logo yang baik pada dasarnya harus dapat diproduksi di setiap ukuran pixel, mudah dilihat juga dari jarak dekat maupun jarak jauh.
Distinctive – Logo yang baik harus dapat diingat, dideskripsikan, bahkan bisa digambar dengan mudah.
Appropriate – Logo yang baik juga harus bisa sesuai dengan perasaan dan core idea dari entitas tersebut.
Sebuah logo yang terlihat terlalu umum bukanlah logo yang baik. Namun, logo yang terlalu rumit juga bukan logo yang ideal. Rahasianya adalah ciptakan logo yang simpel dan mudah diingat tetapi dapat menggambarkan perasaan dari brandmu.
Kalau Kamu sudah melakukan semua langkah di atas, selamat! Kamu sudah setengah jalan dalam membangun brand. Loh, kenapa baru setengah? Karena yang Kamu bangun tadi baru strateginya saja. Membangun brand perlu didukung dengan aktivitas marketing.
Marketing lah yang akan menjadi corong pengeras suara dari purpose brandmu. Marketing juga yang akan mempertemukanmu dengan para pelanggan potensial yang telah Kamu riset sebelumnya.
Dalam membangun brand, hal paling mahal yang akan Kamu temui adalah membangun brand awareness. Kenapa mahal? Karena saat ini semua brand punya kesempatan yang sama untuk melakukannya.
Setiap kanal marketing ramai. Akhirnya hanya yang benar-benar memiliki strategi dan cashflow keuangan bisnis yang baik yang akan mampu unggul daripada lainnya.
Lalu, bagaimana sih membangun brand awareness pada langkah ini? Pertama, Kamu bisa memanfaatkan media sosial sebagai channel utama dalam ningkatin brand awareness.
Caranya dengan membagikan konten-konten yang nunjukkin brandmu. Kamu juga bisa mendorong audiensmu untuk membagikan brandmu ke orang lain. Tentunya gunakan brand voice yang konsisten ya.
Cara kedua adalah dengan menggunakan kampanye marketing. Di sini, Kamu bisa memanfaatkan berbagai media, mulai dari billboard, email, iklan TV, iklan radio, bahkan lewat podcast. Pastikan juga kalau kampanyenya benar-benar mewakili brandmu secara konsisten.
Cara ketiga ini lebih efektif kalau Kamu punya toko atau stand. Buat desain interior tokomu yang sesuai dengan brand identity. Jangan lupa juga untuk pajang logomu di packaging, pintu, atau papan nama. Contohnya seperti outlet Mixue.
Hal yang sangat penting dalam langkah ini adalah konsistensi. Semakin konsisten brand identity dan kampanye yang dilakukan, maka semakin familiar juga audiens dengan brandmu.
Menjaga reputasi bakal berpengaruh banget terhadap keberlangsungan brand dan bisnismu.
Pastikan bahwa brandmu selalu memberikan yang terbaik, mulai dari produk yang sesuai hingga layanan pelanggan yang sempurna. Selain itu, Kamu juga perlu menanggapi komentar negatif tentang brandmu sebaik mungkin, atau bahkan memberikan kompensasi agar brandmu memiliki kesan positif.
Nggak cuma pelanggan, Kamu juga perlu memerhatikan karyawan juga. Membahagiakan karyawan melalui lingkungan kerja yang baik akan membuat brandmu juga bakal dipandang positif oleh orang-orang berkat testimoni dari para karyawan.
Memang kelihatannya cukup njelimet dan menghabiskan waktu dengan membangun brand sedetail itu. Namun, membangun brand yang tepat dapat membantu bisnis untuk meraup kesuksesan yang lebih besar.
Membangun brand sendiri bakal membantu Kamu dalam menentukan visi dan tujuan perusahaan. Nggak hanya itu, membangun brand juga dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap brandmu sekaligus mendongkrak awareness positif terhadap bisnismu.
Membangun brand dengan tepat tentu bakal lebih mudah dipercaya oleh konsumen. Faktanya, setidaknya 46% konsumen di Amerika Serikat bakal lebih rela untuk merogoh kocek demi membeli produk dari brand yang mereka percaya.
Oleh karena itu, yuk mulai bangun brandmu agar semakin berkembang lebih baik!