Memahami target market, istilah ini sering banget dipakai untuk menjelaskan langkah-langkah awal dalam membangun bisnis. Pokoknya memahami ideal target market itu sering jadi step paling awal bahkan sebelum kita mulai promosi bisnis.
Key Takeaways
Emangnya, kita nggak bisa ya jualan ke semua orang? Mengidentifikasi ideal target market itu bukan berarti ngebatasin siapa aja yang bisa beli produkmu, tetapi, ini bakal mengefisiensi caramu untuk berjualan kedepannya.
Memang sih mengenal siapa pelangganmu nantinya itu jadi langkah paling awal dalam membangun bisnis. Namun, apakah kamu udah tahu step-by-step yang harus dilakukan buat memahami ideal target market?
Di sini, kita bakal kulitin bareng-bareng langkah yang tepat buat memahami ideal target market yang bisa kamu lakuin sendiri. So, make sure untuk baca artikel ini sampai habis, ya!
Istilah “target market” sendiri sudah sering banget didengar sama banyak orang, tapi yakin apa yang dimaksud sama target market itu udah sesuai?
Umumnya, target market dipahami buat membedakan siapa sih yang memiliki kemungkinan besar bakal membeli dan menggunakan produk kita dari orang-orang secara umum atau audiens dalam skala yang lebih luas.
Namun, pengertian target market sendiri lebih dari itu. Ada beberapa hal yang bikin target market itu memang target market yang ideal.
Pertama target market itu harus spesifik. Dari sekian audiens yang mampir dan melihat bisnismu, cuma sekian persen yang bakal beli produkmu. Ini yang nanti bakal kamu ajak interaksi lebih intens biar betah sama bisnismu.
Kedua, target market itu harus didukung sama data. Ideal target market itu nggak cuma kita tentukan dari persona aja, tetapi juga data yang lengkap, mulai dari tingkah laku calon target market, rata-rata penghasilan tiap bulan, sampai kesan mereka terhadap produk atau brand tertentu.
Ketiga, target market yang ideal itu harus konsumer-sentris. Semakin kamu mengenal, semakin paham seberapa besar ketertarikan mereka terhadap produkmu, kesan mereka terhadap bisnismu, sampai apa yang bikin mereka betah. Dari sini kamu bisa jaga hubungan dengan mereka nantinya.
Kita udah bahas nih apa sih sebenarnya ideal target market itu? Selanjutnya kita bakal menjawab “the why” – kenapa memahami ideal target market itu penting.
Dengan memahami target market, bisnismu bisa menjalin hubungan lebih erat dengan audiens dan konsumen yang tepat. Ini jadi hal yang penting karena konsumen ini mau berkenalan dan berteman dengan brand as a human, bukan sebagai company yang terasa kaku.
Selain itu, memahami target pasar yang ideal itu bakal memudahkan kamu buat ngembangin produk. Karena target market yang tepat itu bikin kamu tahu apa sih yang mereka mau, apa yang bikin mereka tergoda, dan apa yang bikin produkmu bakal lebih unggul dibandingkan kompetitor saat disodorin ke konsumen.
Selanjutnya, mengidentifikasi ideal target market juga nggak bakal bikin budgetmu makin tipis. Karena kamu tahu siapa target pasar bisnismu, kamu juga tahu nih siapa target marketingmu. Dari situ, kamu bisa efisiensi budget dengan bikin campaign marketing lewat channel yang tepat dan sesuai dengan target marketmu.
Kelihatan kan gimana enaknya kalau kamu paham dengan ideal target marketmu. Ibarat lagi memancing, kamu udah tahu danau mana yang banyak ikannya, dan apa joran pancing yang kuat dan tepat buat mancing ikan di sana.
Kalau joranmu kecil dan lemah, bisa-bisa udah patah duluan sebelum dapat ikan yang besar. Namun kalau kamu bisa memahami danaunya, kamu bakal pakai joran yang sesuai sehingga bisa mancing dengan tenang, dan kamu tahu gimana tingkah laku spesies ikan yang ada di danau tersebut.
Terus, gimana sih caranya biar paham ideal target marketmu? Kita bakal spill 5 langkah memahami target pasar ideal yang benar dan lebih mudah biar kamu nggak mumet overthinking. Berikut cara-caranya.
Langkah pertama dalam memahami ideal target market adalah mulai dengan berasumsi dulu. Asumsi yang kaya gimana? padahal katanya tadi target pasar yang ideal itu kudu didukung dengan data?
Jadi gini, asumsi yang dimaksud adalah customer persona, asumsi tentang karakter ideal target marketmu secara demografi dan psikografi. Bisa dibilang, customer persona ini simulasi atau perkiraan representasi pembeli dan pengguna dari produkmu.
Oleh karena itu, langkah pertama kamu perlu berasumsi dulu, siapa sih yang butuh produkmu? Siapa yang bakal beli dan betah sama produkmu?
Sekilas, emang kelihatannya seperti kita lagi mengarang sebuah tokoh fiktif. Meskipun fiktif, tetapi kamu harus tetap pastikan kalau karakter ini mewakilin calon pelanggan utamamu.
Caranya, buat data yang lengkap secara demografi dan psikografi. Tentunya nggak cuma usia, tempat tinggal, dan pendapatan saja, tetapi bisa sampai kebiasaan dan ketakutan yang dimiliki (Lebih tepatnya ada banyak banget, kamu bisa cari sendiri). Kalau sudah ketemu, kita lanjut ke langkah selanjutnya.
Setelah menyusun customer persona, kita udah punya bekal seperti apa sih karakteristik ideal dari target market yang diinginkan. Selanjutnya, kita buktikan apakah customer persona yang dibuat sesuai dengan kondisi di lapangan.
Tujuannya tentunya buat membuktikan, benar nggak sih orang-orang dengan demografi dan psikografi yang udah diasumsikan sebelumnya beneran bertindak seperti apa yang diasumsikan.
Tentunya, ini dilakukan dengan mengobservasi mereka, baik secara langsung maupun di media sosial. Dari situ, kamu perlu catat mana yang sesuai dan mana yang perlu diperbaiki. Catat juga apa aja keresahan mereka, apakah produkmu bisa menjadi solusi dari keresahan tersebut, dan apa saja yang perlu ditingkatkan dari produkmu.
Karena udah observasi, data tentang target market kita udah makin tajam nih walaupun belum sepenuhnya akurat. Biar makin akurat, selanjutnya kamu bikin survei dengan angket atau kuesioner.
Bikin survei atau kuesioner buat ideal target market kita ini penting buat memastikan kalau ideal targetmu ini sesuai dengan apa yang ada di dalam diri target marketmu sebenarnya.
Saat bikin kesioner sendiri, pastikan kamu punya beberapa pertanyaan yang bisa kasih insight baru, contohnya seperti pendapatan, asal daerah, tujuan profesional, tujuan personal, dan data terkait psikografi yang belum bisa kamu dapatkan di fase observasi.
Setelah memastikan kalau pertanyaan-pertanyaannya bisa nambah insight, selanjutnya sebarin kuesioner ke orang-orang yang sesuai dengan data target market terbaru kita.
Setelah mengumpulkan data survei ideal target market, kita perlu meruncingkan lagi hasilnya biar makin yakin. Tentunya dengan memahami dinamika target pasar kita secara lebih real.
Caranya, undang beberapa orang yang sesuai dengan persona ideal target market terbaru kita, setelah itu kita ajak wawancara. Wawancaranya kita fokuskan ke keputusan belanja mereka, apa yang bikin mereka mau belanja dan enggak belanja, apa aja tantangan hidup mereka dan bagaimana kalau itu nggak terselesaikan.
Ingat, wawancara ini dan langkah-langkah yang kita lalui itu kita lakukan buat membuktikan asumsi tentang ideal target market kita.
Satu hal yang perlu kamu ketahui, ideal target market ini nggak bergerak secara individu. Mereka bisa bersikap secara komunal dan saling memengaruhi dalam mengambil keputusan pembelian.
Oleh karena itu, kita perlu menarik data nih dengan mencoba berbagai kondisi yang ada. Caranya, pertama, kita mengundang semua pesert Focus Group Discussion (FGD), lalu lempar beberapa pertanyaan/pernyataan dan biarkan mereka saling menanggapi.
Kedua, pas lagi di tengah FGD, kita ajak Key Opinion Leader buat terlibat di dalam diskusi. Mulai deh ceritakan background si KOL. Ini kita lakukan buat cari tahu bagaimana sih tanggapan target pasar kita saat ada KOL yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Selesai deh kita melakukan langkah-langkah untuk mengidentifikasi ideal target marketmu. Seiring berjalannya waktu, karakter dan behavior customer juga pasti berubah. Sekarang tugasmu buat menjaga relevansi dengan kondisi aktual di lapangan bagaimana.
Tapi satu hal yang penting, kamu harus tetap memahami ideal target market dalam bisnismu. Tanpa mengenal mereka, jualan dan brandingmu juga bakal jadi sia-sia.