Saat kita bicara soal bisnis, yang pertama muncul di kepala kita adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya. Tentu, itu menjadi tujuan dari pemilik bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensi apa yang sudah dibangun.
Sebagai pemilik bisnis, menjalankan bisnis bukan hanya perkara jual beli saja, kamu juga perlu mempertimbangkan harga jual dari produk yang dikeluarkan oleh brandmu. Hal ini agar bisnismu dapat mendulang keuntungan dari harga jual tanpa memberatkan konsumen.
Pada dasarnya, harga jual adalah harga yang harus dibayar konsumen terhadap suatu barang, yang mana besarannya dihitung dari biaya produksi, biaya non produksi, dan laba.
Meskipun begitu, menentukan harga nggak cuma asal nembak harga aja. Bukannya untung, yang ada malah calon konsumen pada kabur. Makanya, urusan harga memang perlu ditentukan dengan tepat.
Lalu, bagaimana caranya? Pada artikel ini, Akarmula bakal ngasih tahu caranya menentukan harga yang tepat untuk produk dalam bisnismu. Tentunya, ini agar bisnismu tidak mengalami kerugian. Baca artikel ini sampai tuntas!
Key Takeaways
Untuk menjalankan suatu bisnis, mencari keuntungan sebesar-besarnya itu penting. Oleh karena itu ada yang namanya proses marketing.
Tahu nggak, salah satu komponen marketing yang penting itu adalah harga? Selain menentukan seberapa keuntungan yang didapat oleh brand tersebut, harga juga dapat menciptakan permintaan yang ideal karena calon konsumen cocok dengan harga tersebut.
Dalam produksi, tentunya kamu perlu memikirkan biaya produksi, biaya non produksi, biaya pemasaran, dan biaya lain yang dikeluarkan utntuk sebuah produk, kan? Pastinya hal-hal tersebut memakan biaya.
Namun di sisi lain, konsumen juga ingin mendapatkan barang dengan harga yang serendah mungkin. Berarti tidak mungkin kan kamu langsung mematok harga yang sangat tinggi? Sementara kalau bisnismu memasang harga yang sangat rendah, bisa-bisa malah nggak menutup modal yang telah dikeluarkan.
Ingat, agar konsumen semakin puas dengan brandmu, kamu harus bisa menyediakan produk yang berkualitas, pelayanan yang baik, dengan harga yang mereka anggap worth untuk produk tersebut.
Jadi, jangan sepelekan urusan menentukan harga untuk bisnismu, ya!
Pada dasarnya, ada beberapa hal yang memengaruhi harga jual suatu produk. Faktor-faktor tersebut perlu kamu ketahui sebelum menentukan harga.
Penetapan harga jual yang terlalu rendah sebenarnya dapat berdampak negatif bagi bisnismu. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan bisnismu mengalami kerugian atau tidak mendapatkan keuntungan yang cukup.
Di sisi lain, jika harga terlalu tinggi, konsumen cenderung lari dan memilih produk dari kompetitor. Oleh karena itu, penentuan harga harus didasarkan pada perhitungan yang mempertimbangkan harga jual produk dan jasa serta biaya yang terlibat.
Selain pertimbangan biaya, terdapat berbagai faktor eksternal yang sulit dikendalikan dalam menentukan harga. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari kondisi ekonomi suatu negara, fluktuasi permintaan dan penawaran di pasar, serta situasi pasar secara keseluruhan.
Nggak cuma itu, faktor eksternal juga dapat dipengaruhi oleh regulasi pemerintah dan persepsi audiens terhadap brand tersebut.
Umumnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menentukan harga yang tepat bagi produk untuk bisnismu. Cara-cara tersebut, antara lain:
Cara ini merupakan cara yang paling umum dipakai saat menentukan harga. Biasanya, cara ini dilakukan berdasarkan biaya yang sudah kamu keluarkan untuk suatu produk. Biaya tersebut, termasuk biaya produksi, pemasaran, gaji, hingga logistik.
Oleh karena itu, kamu perlu tahu dengan detail, kira-kira, dalam satu produk itu mengeluarkan biaya seberapa banyak. Kamu juga harus memperhitungkan beberapa aspek lainnya selain biaya bahan baku dan produksi.
Setelah itu, kamu menambahkan berapa persen keuntungan yang ingin kamu dapatkan dari setiap penjualannya.
Namun, cara ini perlu didukung dengan bagaimana kompetisi pasar yang terjadi.
Cara selanjutnya adalah dengan melihat situasi kompetisi pasar. Pasar itu merupakan suatu yang dinamis, kompetitormu bisa datang silih berganti atau bahkan menerapkan strategi penjualan baru.
Kamu perlu tahu nih kompetisi harga yang terjadi di pasar, gimana kompetitor menentukan harga produknya dan bagaimana kualitasnya. Dengan ini, kamu nggak perlu mentah-mentah ikut harga yang sama yang ditawarkan sama kompetitormu.
Contohnya, jika produk kompetitor memasang harga yang murah tetapi bahan baku maupun kualitas yang diberikan juga murah, maka kamu juga bisa memasang harga yang sesuai dengan bahan baku maupun kualitas yang diberikan.
Metode ini biasanya berfokus pada riset pasar. Namun kamu perlu ingat kalau kamu tetap harus memperhatikan biaya produksi yang dikeluarkan.
Metode selanjutnya adalah dengan melihat supply dan demand pasar. Intinya, jika brandmu memproduksi barang dengan volume yang besar tetapi permintaan stagnan, maka harga barang akan semakin rendah.
Sebaliknya jika permintaan tinggi tetapi supply barang lebih rendah dari permintaan, maka harga yang ditawarkan akan menjadi lebih tinggi.
Masih ingat kan kalau brand itu kesan atau persepsi yang dirasakan audiens saat berinteraksi dengan bisnismu? Dalam prinsip menentukan harga, hal ini bisa diaplikasikan juga, loh.
Biasanya, metode ini dilakukan dengan melakukan survei terhadap pelanggan maupun target pasarrmu. Adapun pertanyaan yang diajukan bisa berkisar pada bagaimana konsumen memandang kualitas produkmu, mementingkan prestise atau harga, hingga apakah nilai tersebut sepadan dengan produk yang kamu hasilkan.
Nantinya, jawaban tersebut bisa kamu jadikan referensi untuk menentukan harga jual yang tepat.
Langkah selanjutnya dalam menentukan harga jual produk adalah melalui Harga Jual yang Disarankan oleh Produsen atau MSRP (Manufactured Suggested Retail Price), di mana harga jual telah ditetapkan oleh perusahaan atau regulator untuk pelanggan.
Metode ini cocok digunakan jika bisnismu menjual produk dari produsen maupun manufaktur lain.
MSRP ini adalah harga eceran yang direkomendasikan dan disetujui. Namun, meskipun telah ditetapkan, beberapa penjual masih memiliki kebebasan untuk menaikkan harga produk di atas MSRP.
Penentuan harga di atas ketentuan MSRP biasanya terjadi ketika produk tersebut sulit ditemukan atau mengalami kelangkaan. Praktik ini dapat memengaruhi harga di pasaran dan memberikan peluang bagi penjual untuk memperoleh keuntungan lebih besar.
Metode ini cukup berbeda dibandingkan metode lainnya. Di sini, harga jual ditentukan dari nilai yang diberikan oleh konsumen. Pemberian nilai ini umumnya mengharuskan produk untuk memenuhi indikator tertentu.
Biasanya, strategi penetapan harga berdasarkan nilai (value based pricing) digunakan untuk produk koleksi yang memiliki keunikan dan ketersediaan yang terbatas, seperti karya seni yang langka.
Selain itu, pendekatan value based pricing juga dapat diterapkan dalam bisnis lain dengan syarat produk tersebut memiliki kualitas yang tinggi, ketersediaan yang terbatas, atau memiliki popularitas yang tinggi.
Selanjutnya, kamu juga bisa menggunakan harga margin untuk menentukan harga jual dari produkmu. Intinya, harga jual diambil dari jumlah produksi dan perkiraan profit yang didapatkan.
Sekilas memang mirip dengan metode menentukan harga sesuai biaya produksi. Namun, metode ini hanya mengambil presentase keuntungan yang diambil dari biaya produksi.
Contohnya, kamu memproduksi sepasang sneaker dengan biaya Rp100.000 dan ingin mengambil keuntungan 50%. Maka, kamu perlu menghitung Biaya produksi + (Persentase keuntungan x biaya produksi) = Harga jual.
Dalam hal ini, Rp100.000 + (50% x 100.000)= RP.150.000 sebagai harga jualnya.
Bingung menjawab ketiga pertanyaan di atas saat menentukan harga? Coba diskusikan dengan tim Akarmula lewat sesi 60 Minutes About Your Brand! Di sini, kamu bisa konsultasi gratis dengan brand strategist Akarmula yang bakal kasih insight penuh daging.Mau cari tahu apa langkah yang tepat untuk brandmu? Booking sesi 60 Minutes About Your Brand Sekarang! Pilih waktu sesi konsultasimu di sini!