Ngomongin marketing, banyak pemilik bisnis pengin kinerja marketing yang mumpuni untuk bisnisnya. Namun, nggak sedikit yang menganggap kalau marketing yang efektif itu dilihat dari jumlah penjualannya. Padahal, ada cara mengukur keberhasilan marketing yang lebih ampuh untuk bisnis.
Key Takeaways
Ngukur efektivitas marketing itu nggak sekadar hanya ngukur angka penjualan saja. Ada berbagai hal yang perlu diukur untuk memahami efektivitas marketing yang ampuh. Nggak cuma itu, ngukur efektivitas marketing sendiri juga ada caranya tersendiri.
Cara mengukur keberhasilan marketing yang tepat bakal bantu bisnismu untuk mendapatkan data yang akurat. Mau tahu gimana caranya? Akarmula bakal jabarin caranya di sini!
Sebelumnya, apa sih yang dinamakan efektivitas marketing itu? Jadi, efektivitas marketing itu merupakan pengukuran untuk menentukan apakah suatu strategi marketing itu sukses, mencapai tujuan, dan meningkatkan efisiensi anggaran marketing.
Biasanya, metrik yang digunakan untuk mengukur efektivitas marketing itu berbeda dengan metrik yang digunakan sama tim sales. Tim sales itu fokus melihat angka penjualan produk, sedangkan tim marketing melihat return on investment atau ROI dan keuntungan.
Saat mengukur efektivitas, biasanya perusahaan akan mengukur seberapa sukses suatu strategi marketing dan dampaknya secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Lalu, apa saja yang perlu diukur? Ada beberapa metriks yang umumnya diukur dalam mengukur keberhasilan marketing. Berikut penjelasannya:
Metriks ini menunjukkan seberapa banyak audience melakukan action yang diinginkan dalam campaign, mulai dari subscribe, masuk ke landing page, hingga berlangganan newsletter. Conversion rate yang tinggi itu menandakan audience engagement yang tinggi juga.
Di metriks ini, kamu akan mengukur seberapa banyak uang yang sudah kamu habiskan untuk campaign marketing, dibanding dengan seberapa banyak pelanggan yang kamu dapatkan dalam campaign tersebut. Semakin sedikit uang yang kamu keluarkan untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan, semakin bagus juga hasilnya.
Kalau di metriks ini, kamu akan melihat seberapa banyak yang pelangganmu habiskan untuk bisnismu selama kamu dan pelangganmu saling berinteraksi. Semakin tinggi CLV, semakin tinggi juga keuntungan yang didapatkan oleh bisnis dari satu pelanggan. Menandakan kalau strategi marketingmu bisa membuat pelangganmu menjadi loyal juga.
ROI ini ditentukan dari apakah keuntungan yang kamu hasilkan bisa melampaui budget yang sudah kamu keluarkan untuk aktivitas marketing yang dijalankan. Ini merupakan metriks yang penting karena sekadar menghitung konversi yang tinggi atau CLV yang tinggi belum tentu dapat melampaui ROI. Maka dari itu menyusun metriks ROI penting banget untuk mengetahui efektivitas bisnis.
CTR ini menandakan seberapa menarik dan meyakinkan copy, promo, dan CTA link yang kamu sebarkan dalam campaign marketing. Kalau ads atau CTA yang kamu sebarkan CTR-nya rendah, kamu bisa kembali mengulang proses tersebut melalui A/B testing untuk mengetahui mana yang dapat menarik tindakan dari audience.
Selanjutnya ada Cost Per Lead atau CPL. Di sini, kita akan melihat total budget yang dikeluarkan untuk mendapatkan lead baru. Semakin rendah CPL, maka semakin tinggi juga ROI.
Nggak hanya metriks yang berhubungan dengan conversion atau sales saja, brand awareness juga jadi salah satu metriks yang diukur dalam melihat efektivitas marketing. Di sini, kamu akan melihat seberapa banyak audience yang mengenal bisnismu.
Mengukur brand awareness tetap penting karena ini yang bakal berpengaruh terhadap kesuksesan suatu strategi marketing. Biasanya, untuk metriks awareness sendiri bakal berfokus melihat seberapa banyak audience yang mencari brand atau produk dengan kata kunci yang kita tentukan, seberapa banyak orang yang berhubungan dengan akun media sosial kita, dan traffic media sosial maupun website.
Kita juga perlu melihat engagement nih, mulai dari seberapa banyak pesan yang masuk ke akun media sosial kita, seberapa banyak orang yang berinteraksi dengan konten, freebies yang diunduh, hingga CTA yang diklik. Ini penting untuk melihat seberapa tinggi engagement yang kamu dapatkan dari audience saat mereka dalam proses purchase journey.
Lalu, gimana sih cara mengukur efektivitas marketing? Setiap campaign itu unik, jadi ada berbagai cara dan ukuran yang perlu diukur. Berikut adalah cara mengukur efektivitas marketing versi Akarmula.
Saat mengukur efektivitas marketing, hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah untuk menentukan apa tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai ini nantinya akan diterjemahkan ke dalam bentuk KPI.
Kalau kamu memiliki berbagai tujuan yang ingin dicapai dalam suatu campaign marketing, kamu perlu membuat prioritas untuk menentukan mana KPI yang lebih diutamakan. Tadi kita sudah membahas berbagai metrik yang bisa kamu ukur dalam efektivitas marketing, dari situ kamu bisa memilih metriks mana aja yang perlu diukur dan metriks apa yang diutamakan hasilnya.
Contohnya, misalkan tujuan utama dari strategi marketing bisnismu adalah untuk menghimpun pelanggan yang loyal, mengutamakan metriks CLV bisa jadi metriks yang tepat untuk diukur.
Dengan menentukan apa saja tujuan, KPI, dan metriks yang diukur, bakal membantu kamu untuk mengetahui seberapa efektif marketingmu.
Langkah selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah dengan mengumpulkan data. Setelah menentukan tujuan, metriks, dan KPI tadi, kamu perlu menentukan ingin mengumpulkan data dari channel mana saja.
Channel marketing yang bisa ditarik datanya kan ada banyak nih, mulai dari media sosial, ads analytic, sampai traffic website. Bahkan, kamu juga bisa mengumpulkan data dari tools pihak ketiga buat mendapatkan data yang lebih lengkap.
Mengumpulkan data ini penting banget buat mendapatkan insight yang lebih lengkap terkait dengan audience dan performa marketingmu. Ini bakal memudahkan kamu untuk mengevaluasi strategi marketing untuk meningkatkan efektivitas bisnis.
Setelah tadi mengumpulkan data, saatnya kamu menganalisis hasil data yang telah didapatkan. Saat menganalisis, kamu perlu melihat setiap metrik yang ada dan memahami apakah marketing campaign mana yang mehasilkan conversion rate dan engagement tinggi.
Kemudian, analisis data yang sudah kamu kumpulkan dengan metriks yang ingin dicapai untuk menentukan fokus dalam efektivitas marketing yang diukur maupun dicapai. Selanjutnya, kamu juga perlu membuat reporting terkait performa marketing dari data dan analisis yang sudah didapatkan.
Jangan lupa untuk fokuskan analisis ke aktivitas yang memberikan hasil yang dari awal kamu inginkan.
Itu tadi beberapa cara untuk mengukur efektivitas marketing bisnismu. Kalau kamu sudah mengukur dan bingung karena hasilnya stagnan, kamu bisa konsultasi gratis tentang strategi marketing di sesi 60 Minutes About Your Brand.
Di sini, kita bakal membahas tentang strategi marketing bisnismu dan mencari tahu caranya untuk bikin pemasaran makin efektif. Biar makin nggak pusing, yuk konsultasi gratis dulu di sini!