Tahu nggak sih kalau brand itu aset terbesar bagi sebuah bisnis. Seorang pemilik bisnis tentunya harus menyayangi brand seperti anaknya sendiri. Brand itu tumbuh berkembang bersama bisnis, makanya itu kamu perlu tahu cara melakukan brand audit kalau ada apa-apa sama brand milikmu.
Baik bisnis dan brand bakal tumbuh secara efektif nih kalau value mereka bisa menyasar dengan tepat di hati target market. Namun, kalau “panah asmara” dari brand milikmu nggak nyampe ke hati audiens, atau ada yang terasa kurang, kamu perlu melakukan brand audit.
Brand audit ini penting buat meninjau gimana dampak dari brand maupun message yang dikomunikasikan oleh brand milikmu selama ini. Penting banget untuk evaluasi agar brandmu semakin bertumbuh.
Terus gimana cara melakukan brand audit yang benar? Di artikel ini, kita bakal kupas secara detail cara melakukan brand audit yang benar agar brand milikmu konsisten tumbuh. Jadi, baca artikel ini sampai habis, ya!
Audit, ngobrolin soal audit, hal pertama yang muncul di kepala adalah audit keuangan atau audit pajak. Namun, audit nggak hanya sebatas audit keuangan aja, brand milikmu juga perlu di audit.
Baru denger soal brand audit? Memang, istilah ini nggak sering digembar-gemborin, tapi, pemilik bisnis harus tahu soal istilah ini. Jadi, apa sih sebenarnya brand audit itu?
Singkatnya, brand audit itu langkah yang dilakukan sama suatu bisnis atau perusahaan, untuk mengevaluasi bagaimana posisi dari brand tersebut dan performanya di pasar saat ini.
Brand audit ini rutin dilakukan oleh perusahaan buat mastiin kalau brand milikmu bisa optimal dengan memperkecil setiap potensi kesalahan atau kegagalan yang ada.
Dalam evaluasi ini, kamu bakal melihat bagaimana kekuatan, kelemahan, dan apa saja potensi yang bisa kamu manfaatkan untuk memperkuat posisi dari brand tersebut. Ya, betul! Brand audit ini ada hubungannya dengan brand positioning.
Kita udah belajar kalau brand positioning itu posisi dimana brandmu bisa tertanam di pikiran audiens. Lewat brand positioning, brandmu bisa menonjol dibandingkan yang lain dan bisa meninggalkan kesan di pikiran target marketmu.
Brand audit sendiri gunanya biar kamu bisa lihat, kira-kira brandmu posisinya udah benar atau kegeser dikit sih? Istilahnya kaya kamu habis markirin mobil di parkiran mall, kamu bakal lihat kira-kira parkirnya udah pas atau malah ngelewatin garis dan gak tepat.
Ini penting banget buat ningkatin kualitas brand, memperkuat brand positioning, dan naikin performa dari brandmu.
Umumnya ada tiga aspek penting yang termasuk ke dalam brand audit. Tiga aspek tersebut, antara lain:
Tadi sempat di-spill nih di awal kalau brand audit itu rutin dilakukan sama perusahaan. Emangnya, kapan sih brand audit ini kudu dilakuin?
Biasanya, brand audit ini dilakukan tiap satu semester maupun setahun sekali. Namun, ada beberapa situasi dan kondisi yang mengharuskan kamu untuk melakukan brand audit dengan segera.
Apa saja situasi tersebut? Nih, kita jabarin satu-satu.
Situasi pertama yang mengharuskan kamu untuk melakukan audit brand adalah saat kamu ingin ekspansi brandmu. Saat pemilik bisnis melihat brand miliknya mulai tumbuh, kemungkinan ada keinginan untuk memperluas atau ekspansi brand.
Namun, ekspansi brand itu bukan urusan yang sepele. Perlu banyak persiapan yang matang agar hasilnya nggak mengecewakan. Jadi, kamu perlu melakukan brand audit dulu buat lihat, apakah brandmu sudah cocok untuk melakukan ekspansi atau belum.
Selanjutnya, brand audit ini bermanfaat banget kalau kamu punya rencana terkait strategi branding yang ingin kamu terapkan. Baik mau merambah market baru, atau memperluas pasar, brand audit tetap harus dilakukan.
Ini penting buat memastikan kalau brand milikmu sesuai dengan demografi target pasarmu selanjutnya. Nggak cuma itu, ini juga bakal ngebantu strategi brandingmu jadi lebih matang
Penjualan produk dari brandmu sudah di atas nih, udah banyak. Tiba-tiba, ada penurunan sama penjualan produk tersebut. Apalagi, penurunannya juga sudah drastis. Maka dari itu, ini saatnya kamu perlu brand audit.
Baik penurunan secara drastis, maupun penurunan secara konsisten dalam jangka waktu tertentu, kamu tetap perlu melakukan brand audit. Lewat brand audit, kamu bakal tahu ada masalah apa dalam external branding maupun customer experience yang bisa kamu perbaiki untuk memulihkan kondisi bisnis.
Brand kamu sudah punya market share yang cukup tinggi. Tapi, tiba-tiba ada brand kompetitor yang naik dan mencaplok market share yang kamu miliki. Kalau sudah kaya gini, saatnya kamu melakukan brand audit.
Market share kamu biarkan digerogoti sama kompetitor, ini bakal berimbas sama penurunan penjualan, bahkan bikin customer yang loyal kabur ke kompetitor. Ini juga nantinya mengancam keberadaan sekaligus brand positioning dari brand tersebut.
Brand audit perlu kamu lakukan untuk mengevaluasi kondisi brand kamu dan mengetahui di mana posisi brand kamu saat ini.
Customer loyal yang dulu sering beli produkmu tiba-tiba nggak beli lagi atau justru pindah ke kompetitor? Jumlah customer baru juga ikut menurun? Ngerasain kalau customer lari dari brandmu? Saatnya kamu perlu melakukan brand audit.
Lewat brand audit, kamu bisa cari tahu nih, kenapa customer lari dari brandmu, apakah ada yang salah dari customer experience atau malah positioning-nya jadi kegeser. Dari situ, kamu jadi tahu apa yang kudu diperbaiki.
Kamu khawatir kompetitor bakal ngerebut pasarmu? Di sini, brand audit perlu dilakukan biar kompetitor nggak ngegeser brandmu.
Kalau kamu nggak yakin apakah brandmu bisa mempertahankan posisinya, brand audit bakal ngasih tahu kamu apa aja kelemahan yang saat ini ada di dalam brandmu. Ini tentunya bakal kasih kamu insight agar kamu bisa memperkuat brandmu.
Tadi kita udah cari tahu tentang apa sih sebenarnya brand audit dan kapan harus dilakuin. Sekarang, kita bakal ngasih tahu cara melakukan brand audit yang efektif . Umumnya, ada 12 langkah untuk melakukan brand audit secara komprehensif. Mau tau gimana caranya? Simak pembahasannya di sini!
Tidak ada proses yang bisa berjalan dengan lancar tanpa persiapan, termasuk dengan brand audit ini. Pertama, kamu perlu tentuin dulu nih framework atau kerangka audit.
Caranya, bikin list tentang apa aja yang perlu diaudit, apa aja yang ingin kamu tinjau, dan apa kira-kira insight yang ingin kamu dapatkan dari audit ini.
Dari sini, kamu jadi tahu apa yang bakal kamu audit nantinya, data apa yang akan dikumpulkan, dan apa output yang kamu harapkan. Dengan begitu, kamu nggak akan buang-buang resources atau tenaga untuk ngumpulin insight yang nggak relevan dengan proses brand audit.
Selain itu, kamu juga bisa fokus untuk mengumpulkan data atau insight lebih banyak untuk berbagai kategori atau fokus yang memang ingin kamu benahi.
Langkah kedua dalam melakukan brand audit adalah dengan mengevaluasi setiap materi marketing yang ada.
Materi marketing ini mulai dari brosur, logo, brand color, campaign atau konten iklan, billboard, packaging, sampai freebies atau stiker. Materi ini perlu kamu evaluasi konsistensinya di setiap platform, baik website, medsos, email, dan berbagai medium lainnya.
Misalnya, kamu ingin cari tahu nih, apakah tone of voice maupun brand color dari bisnismu sudah sesuai saat diterapkan ke konten campaign iklan dari brandmu. Kamu juga bisa cari tahu juga apakah ada inkonsistensi pesan ada gaya design yang ternyata nggak sesuai sama brandmu.
Evaluasi dan review ini juga bisa kamu gunakan untuk membandingkan setiap materi marketing yang ada dan bagaimana performa masing-masing maupun kinerja mereka secara keseluruhan.
Langkah ketiga adalah dengan melakukan survei pelanggan. Ini merupakan salah satu cara paling to the point buat memahami bagaimana customer melihat dan menganggap brandmu.
Ada banyak cara nih yang bisa kamu lakukan, mulai dari survei lewat email, polling media sosial, survei melalui layanan pelanggan, sampai focus group discussion. Tentunya, cara-cara tersebut juga bisa kamu kombinasikan untuk insight yang optimal.
Jenis pertanyaannya pun beragam. Kamu bisa nanya ke customer tentang gimana kepuasan mereka, bagaimana mereka tertarik untuk membeli produkmu setelah melihat kontenmu, sampai bagaimana mereka menginterpretasikan brandmu di tengah pasar.
Tentunya, masih banyak pertanyaan yang bisa kamu tanyakan. Apalagi, pertanyaan surveinya juga bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan dari brandmu.
Setelah tadi kita coba lihat materi marketing dan cari tahu bagaimana audience melihat kontenmu, sekarang saatnya kita review performa website milik bisnismu.
Kita udah pernah bahas sebelumnya kalau website ini penting untuk bisnismu. Bisa diibaratkan, website ini seperti rumah atau tempat tinggal permanen. Kamu yang punya sehingga kamu sendiri bisa bebas berkreasi dan audience bisa mampir sesukamu, tanpa adanya aturan yang terlalu mengikat tentang bagaimana kamu harus mempercantik rumahmu.
Nggak cuma website yang cantik, kamu juga perlu tahu gimana performa website serta kontennya. Ini penting buat nyari tahu bagaimana pengunjung saat berinteraksi dengan websitemu.
Ada beberapa pertanyaan nih yang perlu kamu jawab, antara lain:
Dari sini, kamu bakal tahu nih aspek apa aja yang ada di dalam websitemu yang perlu dibenahi. Ini beragam, mulai dari user experience, UX web copywriting, isi konten, loading speed, sampai bagaimana caranya agar konten yang kamu inginkan bisa menarik perhatian audience.
Dengan mengaudit website dari brandmu juga kamu jadi tahu apa aja sih kira-kira yang pengunjung cari di websitemu dan meningkatkannya.
Setelah mengaudit website bisnismu, sekarang gantian ngecek analitik dari media sosial dari brandmu.
Ingat, sekarang udah banyak analytic tools untuk setiap channel media sosial, bahkan yang gratis. Dengan ngecek analitik dari media sosial bisnismu, kamu jadi tahu nih gimana performa akun medsos brandmu dan engagement-nya gimana.
Jangan lupa juga untuk baca komentar dari pengikutmu, baca ulasan mereka, dan baca DM mereka. Dari situ, kamu bakal tahu siapa aja yang engage sama brandmu dan apakah bisnismu sudah menjangkau orang yang tepat.
Setelah lihat medsos dan website, saatnya beralih ke data penjualan. Dalam melakukan brand audit, penting juga buat kamu untuk meninjau gimana data penjualan dari brandmu.
Dari sini, kamu bakal melihat, apa sih produk atau jasa yang paling banyak dibeli, gimana customer membeli produkmu, dan apakah ada aspek yang sebenarnya diinginkan sama target marketmu melalui produkmu.
Nggak cuma itu, kamu juga bisa melihat customer journey map sebelum membeli produkmu, atau bahkan bisa tahu mana ads dan copy yang mengundang audience untuk membeli.
Jadi, jangan lupa lihat data penjualan produkmu, ya!
Selanjutnya, kamu perlu tanya ke target demografi dari brandmu. Ini emang sedikit mirip-mirip dengan survei pelanggan, tapi ini bakal fokus ke orang-orang yang jadi target marketmu alias yang serupa dengan buyer persona.
Karena pada saat kamu ngecek analitik media sosial dan website, pasti akan ketemu demografi audiensmu seperti apa. Dari situ, kamu bakal bisa membentuk buyer persona yang kira-kira sesuai dengan brandmu.
Setelah itu, kamu bisa melakukan survei dengan target sesuai demografi dari data yang udah kita dapatkan tadi. Cari tahu apa yang mereka pikirkan tentang brandmu.
Ada beberapa pertanyaan yang bisa digali, mulai dari apakah mereka mengenal brandmu, apa aja yang diketahui tentang brandmu, apa daya tarik dari brandmu, sampai apakah brand milikmu bisa menjadi solusi atas masalah target marketmu.
Tadi kita udah fokus ke eksternal, sekarang saatnya kita fokus ke internal dengan melakukan survei internal perusahaan. Survei ini penting banget buat mastiin kalau tim yang ada dalam bisnismu sejalan dengan misi perusahaan sehingga memudahkan mereka dalam menjual produkmu.
Ada beberapa pertanyaan yang bisa kamu ajukan, seperti deskripsikan tentang brand dari bisnismu serta visi misinya, apa yang mereka rasakan saat bekerja untuk brandmu, bagaimana mereka bisa membantu memenuhi brand’s purpose, sampai apa yang bisa ditingkatkan dari brand tersebut.
Selanjutnya, kamu perlu melakukan riset kompetitor. Di sini, kamu perlu perhatikan bagaimana visual identity mereka, materi marketing mereka, copywriting, sampai website dan media sosial kompetitor.
Di sini, kamu jadi tahu apa aja sih aspek yang dimiliki kompetitor yang kira-kira disukai sama target marketmu. Selain itu, kamu juga jadi tahu bagaimana respons audience terhadap brand kompetitor dan dengan brand milikmu.
Udah banyak nih data yang kita gali tadi, sekarang, saatnya kita review data tersebut untuk kamu cari tahu lebih lanjut tentang brand milikmu.
Lihat tren antara feedback yang didapat dengan data analitik dari setiap channel milikmu dan perhatikan, apakah mereka sudah sesuai dengan ekspektasimu. Ini bakal ngasih tahu secara komprehensif tentang bagaimana performa dan posisi dari brandmu saat ini serta apa saja yang perlu ditingkatkan.
Setelah mengambil kesimpulan dari hasil audit brand yang sudah dilakukan, saatnya bikin action plan kalau ada tindakan perubahan dalam brand yang diperlukan.
Bisa dimulai dengan apa yang ingin kamu tuju dari perubahan tersebut dan timeline proyeknya. Pastikan kalau perubahan yang ingin dituju sama bisnismu itu punya potensi dampak yang besar bagi bisnis secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Kalau sudah bikin action plan, saatnya eksekusi action plan tersebut. Apakah setelah itu dibiarkan aja? Tentu tidak, kamu pantau terus progress dari action plan tersebut.
Dengan memantau progress tersebut, kamu jadi tahu kalau misalkan di tengah jalan, tiba-tiba prosesnya mandeg atau tidak sesuai harapan. Melalui hal itu, kamu jadi tahu kapan harus mencoba pendekatan baru agar mencapai tujuan yang bisnismu ingin capai.
Jangan lupa juga untuk rutin evaluasi progress tersebut dan bandingkan dengan kompetitor serta cari tahu efektivitasnya. Kalau misal diperlukan, kamu bisa melakukan brand audit untuk memastikan brandmu nggak tersesat.
Dari tadi ngobrolin soal cara melakukan brand audit. Emangnya, ada manfaatnya nggak sih brand audit setelah tadi kita capek-capek melakukan brand audit? Tentunya ada kalau kamu ingin brandmu terus tumbuh dan berkembang.
Manfaat utama dari audit brand tentunya bakal bantu kamu untuk melihat apa aja kelemahan yang ada di dalam brandmu. Namun, manfaat dari audit brand sendiri nggak cuma terbatas di situ aja.
Dengan melakukan audit brand, kamu juga jadi tahu apa aja inkonsistensi dan masalah yang ada di dalam brandmu. Di sini, kamu bakal tahu nih aspek apa aja yang perlu ditingkatkan sama brandmu.
Selain itu, audit brand juga bakal kasih kamu perspektif yang netral dan jujur tentang brandmu. Nggak ada nih yang namanya sugar coating atau hal semacamnya yang bikin kamu merasa brandmu oke-oke aja padahal punya masalah.
Selanjutnya, audit brand juga bakal kasih insight tentang pandangan audience dan tim internal terkait dengan brandmu. Dari sini, kamu bakal jadi lebih paham apa yang orang lain rasakan tentang brand dari bisnismu.
Banyak kan manfaatnya? Itu tadi penjelasan tentang cara melakukan audit brand, kapan audit brand perlu dilakukan, serta manfaatnya. Semoga, kamu bisa memecah kebuntuan yang ada di dalam brandmu lewat audit brand.
Kalau masih merasa buntu dan tersesat saat mengaudit atau menumbuhkan brand, jangan khawatir. Akarmula siap bantu menumbuhkan brandmu lewat layanan brand strategy.
Lewat brand strategy service, Akarmula bakal bantu banyak hal buat brandmu, mulai dari brand positioning development, membentuk brand architecture yang tepat, sampai bantu kamu buat nyari nama brand, tagline, dan bikin visual identity untuk brandmu.
Penasaran gimana caranya Akarmula bisa bantu kamu buat memecah kebuntuan untuk brandmu? Kita bakal kasih rahasianya GRATIS lewat konsultasi bareng Brand Strategist Akarmula di sesi 60 Minutes About Your Brand! Booking sesinya sekarang!