fbpx

Psikologi Warna dalam Branding: Cara Brand Menarik Perhatian dengan Warna

September 19, 2023

Ngomongin psikologi warna dalam branding ini seringkali menjadi bahasan yang menarik. Karena kita seringkali nggak sadar potensi dari kehebatan suatu warna untuk brand.

Key Takeaways

  • Psikologi warna itu suatu studi untuk memahami bagaimana sih warna memengaruhi cara kita memahami dunia.
  • Berbagai warna memiliki kesan dan persepsi yang berbeda sehingga brand harus memastikan agar warna yang dipilih cocok dengan bisnisnya

Kita seringkali mengasosiasikan warna sebagai suatu aspek visual untuk bikin sebuah obyek menjadi lebih menarik dilihat atau melengkapi obyek tersebut. Namun, ternyata warna juga memiliki kekuatannya sendiri untuk memengaruhi orang lain. 

Sebenarnya, masing-masing warna memiliki makna yang disepakati dan dipahami secara universal. Itu pun belum membahas jika warna juga memiliki makna khusus bagi suatu entitas tertentu. Mulai sejalan kan dengan tujuan branding untuk membentuk makna bagi suatu bisnis?

Oleh karena itu, urusan warna dalam branding nggak boleh coba-coba dan ngasal. Karena Kamu sendiri nggak mau kan brandmu jadi memiliki kesan dan makna yang melenceng. Di sini kita bakal bahas psikologi warna dalam branding. Sudah siap? Yuk, kita mulai!

Apa Sih Psikologi Warna Itu?

Sebelum kita jauh ngebahas lebih dalam tentang warna dalam branding, kita perlu tahu dulu apa sih sebenarnya psikologi warna itu. Sebelum bahas itu, coba kita bayangin bareng-bareng.

Kamu lagi healing di Bali, menikmati pagi hari di pesisir Pantai Sanur sambil memandang lautan luas dengan ombak nan indah. Kira-kira, apa warna dominan yang muncul di kepalamu saat membayangkan itu? Mayoritas warna biru, bukan?

Sekali lagi, coba kamu bayangkan situasi hidup dengan kondisi tenang dan damai di pedesaan. Kemungkinan besar kamu membayangkan warna hijau rerumputan sebagai warna yang tepat, kan?

Itu tadi contoh dari psikologi warna. Psikologi warna itu suatu studi untuk memahami bagaimana sih warna memengaruhi cara kita memahami dunia. Hal ini karena warna punya kekuatan buat memengaruhi emosi kita, emosi ini nantinya yang bakal memengaruhi keputusan konsumen.

Di psikologi warna dalam branding sendiri, ini merupakan penerapan teori tentang gimana warna bisa memengaruhi cara pandang orang terhadap suatu brand tertentu. 

Pada kondisi ini, baik emosi maupun kondisi psikologi kita dipicu untuk memperkuat persepsi terhadap brand tersebut. Lewat penerapan warna juga, audiens maupun pelanggan juga bakal bisa lebih mudah memahami apa sih pesan yang ingin disampaikan oleh brand tersebut.

Tahu nggak sih kalau warna itu bisa ningkatin brand recognition sampai sebesar 80 persen? Bahkan, rata-rata orang melihat packaging atau produk di supermarket itu cuma 2 detik bahkan kurang dari itu. Bisa kebayang kan pentingnya warna untuk brand?

Gimana Psikologi Warna Memengaruhi Calon Pelanggan?

Di awal tadi kita udah bahas tipis-tipis nih pentingnya warna dalam branding. Memahami psikologi warna dalam branding ini bakal bikin kamu selangkah lebih maju untuk membentuk persepsi audiens dan mendorong perilaku konsumen nih.

Karena emosi itu menjadi salah satu aspek utama yang mendorong perilaku kita, yang mana emosi tersebut salah satunya dipicu dengan apa yang kita lihat saat itu. Di sini, warna posisinya sebagai salah satu aspek visual yang paling mendasar dalam kognisi manusia dan umum kita temui setiap hari.

Dari situ, warna bisa memicu emosi di dalam pikiran audiens sehingga memengaruhi keputusan pembeliannya. Nggak heran kalo banyak konsumen yang mengidentifikasi warna sebagai dasar keputusan untuk memilih suatu brand di pasaran.

Ini caranya psikologi warna bisa memengaruhi bisnismu. Warna itu bisa menyampaikan nggak cuma logo, tapi keunikan desain dari brand hingga brand experience yang dapat dirasakan di berbagai channel dan touchpoint.

Kamu mungkin pernah dengar kalau warna biru itu bisa ngegambarin dan munculin perasaan dingin atau ketenangan. Lewat warna, kamu bisa membangkitkan emosi audiens untuk memunculkan kesan terhadap brandmu.

Lewat hal ini, audiens yang nantinya jadi pelangganmu bakal lebih ingat sama brandmu hanya dengan melihat warna secara sekilas. Contoh paling gampangnya warna merah khas Coca-Cola atau warna oranye khas Shopee.

Tentunya, setiap warna ini punya karakternya masing-masing yang mewakili emosi yang berbeda. Oleh karena itu, memahami warna dalam branding yang tepat itu penting.

Cara Menentukan Warna untuk Brand

Kita sempat singgung nih kalo setiap warna ini punya karakternya masing-masing yang mewakili emosi yang berbeda. Makanya, memilih warna dalam branding itu perlu cara yang tepat dan perhitungan yang matang agar cocok dengan karakter brand kita.

Ada beberapa cara nih yang bisa kamu gunakan untuk menentukan warna brand yang cocok dengan bisnismu. Begini caranya:

Sesuaikan dengan Jenis Brand dan Bisnis

Cara pertama yang bisa kamu terapkan saat menentukan warna brand adalah menyesuaikan warna tersebut dengan jenis brand atau bisnismu. Tentunya memilih warna ini nggak bisa asal-asalan.

Contohnya gini, Kalau kamu ingin memilih pakaian dengan warna pink, ini bakal nunjukkin kesan yang cantik dan menarik. Beda cerita kalau kamu menerapkan warna tersebut untuk bisnis konsultan keuangan, yang ada bisnismu malah dianggap kurang serius dan kurang terpercaya.

Ini sedikit gambaran pentingnya pilih warna yang sesuai dengan jenis brand atau bisnis yang kita bangun. Karena warna ini peranannya penting banget dalam kesan pertama bagi brandmu.

Pastikan Warna yang Dipilih Sesuai dengan Core Message

Setiap brand itu punya karakter dan kepribadiannya masing-masing. Ada brand yang ingin tampil dengan kesan yang eksklusif dan premium, ada brand yang ingin tampil sebagai brand yang ramah lingkungan, ada juga brand yang ingin terlihat bersahabat.

Lewat warna, karakter dan kepribadian dari suatu brand dapat tersampaikan dengan baik. Tentunya ini bisa tersampaikan kalau kamu memilih warna yang tepat.

Namun, ada satu hal yang perlu kamu pertimbangkan. Cari tahu apakah warna yang kamu pilih memiliki makna tertentu dalam kultur setempat, apakah warna tersebut bertentangan atau tidak dengan apapun yang diyakini oleh target audiens maupun segmentasi pasar yang bakal disasar oleh bisnismu.

Pilih Warna yang Sesuai dengan Target Audiens

Di sini, warna juga perlu mewakili target audiens. Kalau kamu brand makanan ringan dengan harga yang terjangkau dan target audiens anak-anak, apakah kamu bakal menggunakan warna dengan perpaduan hitam dan emas yang menggambarkan kesan mewah? Tentu tidak.

Oleh karena itu, kamu perlu memilih warna yang sesuai dengan mewakili target audiens. Warna untuk target audiens anak-anak bakal cenderung lebih cerah dan ceria. Warna untuk target audiens kalangan menengah ke atas bakal didominasi warna hitam untuk kesan premium, dan lain sebagainya.

Ini penting agar target audiens dapat lebih mudah dalam mengenali keberadaan brandmu melalui warna yang dipilih.

Psikologi dari Warna-Warna yang Populer

Tadi udah bahas nih tentang psikologi warna dalam branding dan cara menentukanya. Sekarang kita perlu bahas juga kira-kira, warna-warna ini memiliki makna atau diasosiasikan dengan apa sih?

Sekarang kita bakal bahas tentang warna-warna tersebut.

Merah

Warna merah merupakan warna yang paling sering digunakan banyak brand di seluruh dunia. Maraknya penggunaan warna merah sendiri bukan tanpa alasan. Warna merah merupakan warna yang paling emosional.

Warna merah ini terkenal untuk mempercepat proses pengambilan keputusan seseorang dan cepat menarik perhatian audiens. Nggak heran kalau warna merah ini paling sering digunakan di dunia periklanan.

Warna merah juga dinilai dapat membangkitkan selera dan menunjukkan kebahagiaan maupun rasa antusias. Ada beberapa emosi nih yang seringkali diasosiasikan dengan warna merah, antara lain kuat, berani, bergairah, energik, dan kegembiraan. Warna merah juga seringkali diasosiasikan dengan kemarahan, bahaya, peringatan, hingga rasa sakit.

Oranye

Oranye ini perpaduan antara warna merah dan kuning. Oleh karena itu, warna oranye dinilai dapat memicu rasa bahagia, antusias, dan kehangatan di saat yang bersamaan. Bisa dibilang, warna oranye itu warna yang menyenangkan dan energik.

Biasanya warna oranye juga dapat digunakan untuk menarik perhatian, tetapi lebih ke arah yang lebih hangat. Oleh karena itu, warna oranye seringkali diasosiasikan dengan makna hangat, bersahabat, energetik, pede, dan keberanian.

Kuning

Warna kuning, hmm… warna ini cukup jarang digunakan dalam branding maupun advertising. Namun, warna ini bakal jadi ikonik jika digunakan oleh brand yang tepat.

Warna kuning itu bisa dikatakan sebagai warna yang sangat ceria. Bahkan, warna kuning dapat meningkatkan metabolisme dan meningkatkan harga diri saat digunakan dengan tepat. Terlebih, warna kuning itu warna yang paling mudah terlihat.

Selain itu, warna kuning juga diasosiasikan dengan kehangatan, optimisme, keceriaan, kreativitas, hingga kecerdasan. Namun, warna kuning juga diidentikkan dengan rasa takut atau kehati-hatian.

Hijau

Warna hijau itu warna yang seringkali diasosiasikan dengan rasa tenang dan kedamaian. Ajaibnya, warna hijau itu warna yang cukup seimbang dan mudah diterima oleh mata kita.

Di sisi lain, warna hijau juga seringkali diidentikkan dengan lingkungan yang rimbun, asri, dan penuh kehidupan. Oleh karena itu, warna hijau diasosiasikan dengan kesehatan, kesegaran, harapan, alam, pertumbuhan, dan kesejahtaraan.

Biru

Warna yang satu ini cukup sering digunakan oleh brand-brand ternama di dunia, mulai dari Telegram, Twitter (yang sekarang sudah jadi “X”), PayPal, Proctor & Gamble, Samsung, sampai Traveloka. Penggunaan warna biru yang marak ini juga bukan tanpa alasan.

Warna biru seringkali diasosiasikan dengan kesan cerdas, profesional, percaya diri, dan kekuatan. Selain itu, warna biru juga warna yang menunjukkan kesan yang jelas dalam berkomunikasi. Makanya itu warna biru sering digunakan oleh brand yang cukup “serius”, seperti di bidang keuangan, finansial, hingga FMCG.

Hitam

Di tengah naiknya tren minimalis dan monokrom, warna hitam menjadi warna yang cukup menonjol di tengah tren tersebut. Apalagi, banyak yang bilang jika hitam itu warna yang paling versatile.

Dalam branding sendiri, warna hitam memiliki kesan yang mewah, tegas, profesional, dan kredibel. Makanya itu brand yang menggunakan warna hitam biasanya brand yang ingin memiliki kesan yang mewah dan premium.

Nggak heran kalau banyak banget brand yang menggunakan warna hitam, seperti Adidas, Prada, hingga Sony.

Putih

Ada warna hitam, ada juga warna putih yang seringkali beriringan. Warna putih ini sering banget digunakan untuk menunjukkan kesan yang simpel, bersih, steril, dan cantik. 

Warna putih sering disimbolisasikan sebagai suatu awal yang baru dan fresh, tetapi tetap terasa modern. Oleh karena itu, brand seperti Apple, Nike, dan Chanel terkenal menggunakan warna putih karena maknanya tersebut.

Coklat

Kalau warna yang satu ini sering banget dipakai sama brand makanan. Pada dasarnya, warna coklat merupakan salah satu warna alam. Oleh karena itu, warna coklat memiliki kesan yang hangat, natural, otentik, tetapi juga dapat diandalkan.

Ada beberapa brand yang menggunakan warna coklat, seperti A&W, M&M, Hershey, hingga UPS.

Itu tadi penjelasan singkat tentang pentingnya warna dalam branding. Gimana, sudah siap untuk memikirkan lebih matang apa warna yang cocok untuk bisnismu?

Questions to Consider

  • Apakah penggunaan warna brand sudah sesuai dengan purpose dan value dari brand tersebut?
  • Apakah dapat mengganti warna brand di tengah jalan?
Article written by Herpinando Trisnu

More Insights

All Right Reserved © 2024 Akarmula
arrow-down
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram